GridHype.ID - Sudah setahun lebih pandemi virus corona atau Covid-19 melanda negeri kita tercinta.
Tanda-tanda berakhirnya pandemi global ini juga belum nampak.
Pemerintah pun terus menghimbau agar masyarakat selalu mematuhi protokol kesehatan 3M.
Protokol kesehatan ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Namun, seringkali masyarakat enggan mematuhi protokol kesehatan yang ada.
Ya, mulai dari memakai masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak, orang Indonesia sangat sulit dan memiliki tingkat kesadaran yang rendah dalam menjaga jarak fisik.
Sosiolog Universitas Indonesia, Daisy Indira Yasmine mengatakan, ada banyak faktor yang melatarbelakangi rendahnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan prokes tersebut.
Satu diantaranya terkait dengan kebiasaan sehari-hari sebagai makhluk sosial adalah kegiatan berkumpul.
Hal itu disampaikan Daisy dalam Webinar bertajuk 'Refleksi Setahun Pandemi, Masyarakat Semakin Abai atau Peduli Forum Ngobras dan Frisian Flag', Senin (23/3/2021).
"Jaga jarak fisik ini yang paling sulit dan paling rendah dari presentase kepatuhannya. Nah Indonesia itu budayanya itu memang senengnya kumpul. Kita punya filosofi kalau di Jawa punya filosofi 'Mangan ora mangan yang penting kumpul'. Kita nggak boleh kumpul, makan nggak bisa, tapi kumpul juga nggak boleh, nah itu merupakan tantangan masyarakat kita," kata Daisy.
Ia menyebut, sulitnya masyarakat menjaga jarak ini menjadi tantangan yang perlu diperbaiki.
Baca Juga: Dimakamkan Secara Protokol Covid-19, Penggali Beberkan Kondisi Tanah Kuburan Rina Gunawan
Diharapkan, pihak terkait dapat membuat panduan yang jelas dan rinci terkait kebiasaan adaptasi baru ini
Misalnya, panduan menjaga jarak dalam transportasi umum maupun mengantre di supermarket.
"Antrean ini tidak ada panduan yang jelas bagaimana mengantre. Kita punya budaya misalnya masuk ke dalam MRT, ke dalam bus itu juga harus protokol kesehayan jaga jarak, tapi ternyata enggak. Takut kehilangan kesempatan ya nalurinya," jelasnya.
Daisy berharap, masyarakat dapat displin akan protokol kesehatan agar pandemi Covid-19 ini terkendali.
"Jaga jarak fisik itu sulit sekali, misalnya mengantre di kasir walaupun ada batasnya padahal sudah ada batasnya, tetap saja orang menempel ke punggung orang di depannya," kata Daisy.
Melansirdata dariworldometers.info, berikut ini update terakhit Covid-19 di seluruh dunia Selasa, 23 Maret 2021 pukul 08.35WIB.
Update terakhir, tercatat sudah ada 124.276.438 kasus Covid-19 di seluruh dunia.
Sebanyak 100.242.788 antaranya telah sembuh sedangkan 2.734.776 lainnya meninggal dunia.
Kasus aktif di seluruh dunia tercatat 21.298.874.
Negara dengan jumlah kasus terbanyak ditempati oleh Amerika Serikat dengan total 30.571.893 kasus.
Sementara itu, Indonesia berada di peringkat ke-20 dengan total kasus 1.465.928 orang terinfeksi virus corona.
Lalu, total kasus yang dinyatakan meninggal ada 39.711.
Kemudian yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 sebanyak 1.297.967 orang.
Sedangkan, yang masih dalam perawatan ada 128.250 pasien.
(*)