GridHype.ID - Jauh lebih cepat dari Indonesia, beberapa negara di belahan dunia telah mengonfirmasi adanya berbagai mutasi virus corona varian baru.
Melansir dari tribunnews.com,Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun mengakui bahwa Indonesia terlambat dalam melalukan pelacakan mutasi virus corona baru bila dibanding negara lain.
Berkaca dari hal itu, Kemenkes membentuk jaringan laboratorium bersama Kemenristek/BRIN pada 8 Januari untuk melakukan testing dan tracing mutasi virus corona agar mampu medeteksi lebih awal.
"Dan sesudah itu kita bisa lihat testing jadi meningkat dengan cukup pesat dan sesudah meningkat. Kita temui adanya varian baru yang sebenarnya sudah masuk di awal tahun. Dua yang pertama dari Saudi Arabia untuk varian B117 dari UK," ujar Budi dalam rapat kerja bersama DPR RI pada Senin (15/3/2021).
Mantan wakil menteri BUMN ini memaparkan sejak saat itu strategi testing dan tracing varian baru dimulai.
"Karena sebelumnya dalam satu tahun kita baru melakukan 172 testing sequence genomic, kalau ada varian baru akan sulit teridentifikasi padahal beberapa negara setahun bisa 10.000 testing yang dilakukan," ungkap dia.
Dari hasil tracing tersebut, kasus terkonfirmasi positif mutasi B117 ditemukan pertama pada WNI yang baru tiba di Indonesia setelah melakukan perjalanan ke luar negeri.
Kemudian ditemukan lagi empat kasus dari empat provinsi berbeda.
"6 sample kemudian diketahui 2 diantaranya juga dari Saudi Arabia dan sudah ada juga yang berasal dari transmisi lokal. Kita sudah Menindaklanjuti untuk tracing dan Alhamdulillah sampai sekarang semuanya negatif dan sekarang kita terus akan memperbanyak dan memperketat izin genom sequence ini dengan memanfaatkan seluruh jaringan yang ada di bawah kemenkes dan kemenristek Brin," ungkap Menkes.
Sedangkan mengutip dari kompas.com, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengimbau masyarakat untuk mewaspadai adanya mutasi virus corona yang ditemukan di Inggris dan sudah masuk di Indonesia, yaitu N439K.
"Belum lama ini pemerintah mengumumkan varian B.1.1.7 dan di dunia telah terdapat varian baru lagi yang berkembang ditemukan di lnggris yakni N439K," kata Daeng dalam keterangan tertulis, Rabu (10/3/2021).
Daeng mengatakan, varian virus corona N439K sudah ditemukan di 30 negara dan lebih 'pintar' dari virus corona yang ada sebelumnya.
"Varian N439K ini yang sudah lebih di 30 negara, ternyata lebih smart dari varian sebelumnya karena ikatan terhadap reseptor ACE2 di sel manusia lebih kuat, dan tidak dikenali oleh polyclonal antibody yang terbentuk dari imunitas orang yang pernah terinfeksi," ujarnya.
Pertama kali terdeteksi di Skotlandia pada Maret 2020, Prof dr Amin Soebandrio PhD selaku Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute menyampaikan bahwa varian baru virus corona N439K sudah memasuki Indonesia sejak tahun 2020 lalu.
"Bukan baru sekali (varian N439K ini), tapi sudah ditemukan, sudah ada sejak November 2020 lalu," kata Amin kepada Kompas.com, Sabtu (13/3/2021).
Dijelaskan Prof Amin bahwa varian N439K ini terdeteksi oleh para peneliti Indonesia saat melakukan genome sequencing atau pengurutan genom virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Sejauh yang diketahui, kata Prof Amin, varian baru N439K ini tidak menyebabkan keparahan atau gejala yang serius bagi pasien yang terinfeksi.
Tetapi, diakuinya bahwa varian yang satu ini memang memiliki kecenderungan lebih mudah menular dan bisa lolos dari antibodi yang terbentuk secara alami setelah terinfeksi, maupun antibodi campuran berupa vaksin.
"Tapi kita belum ada datanya, apakah di lapangan (populasi masyarakat) sudah banyak yang terinfeksi varian ini (N439K)," ucap dia.
(*)