Dapat Cegah Covid-19, Vaksin Novavax 96% Efektif Lawan Virus Corona Asli dan 86% untuk Varian Inggris dalam Uji Coba Tahap Akhir

Senin, 15 Maret 2021 | 20:30
Livemint

Vaksin Novavax lebih efektif ketimbang Sinovac

GridHype.ID - Vaksin covid-19 Novavax telah memasuki uji coba tahap akhir yang dilakukan Inggris.

Melansir dari reuters.com, vaksin Novavax disebut hampir 100 persen efektif dalam mencegah kasus yang disebabkan covid-19.

"Vaksin COVID-19 Novavax Inc 96% efektif dalam mencegah kasus yang disebabkan oleh versi asli virus corona dalam uji coba tahap akhir yang dilakukan di Inggris," kata perusahaan itu pada Kamis, bergerak selangkah lebih dekat dengan peraturan persetujuan.

"Tidak ada kasus penyakit parah atau kematian di antara mereka yang mendapat vaksin," imbuh perusahaan itu.

Baca Juga: Setelah B.1.1.7 Terdeteksi di Indonesia, Kini Muncul Varian Baru Covid-19 yang Disebut Kebal Vaksin Bernama N439K

Hal tersebut bisa dijadikan sebagai tanda bahwa vaksin Novovax dapat menghentikan efek lebih buruk dari varian baru yang muncul.

Vaksin tersebut 86% efektif dalam melindungivirus varian Inggris dengan tingkat keefektifan gabungan 90% secara keseluruhan berdasarkan data dari infeksi kedua versi virus corona.

Dalam uji coba yang lebih kecil yang dilakukan di Afrika Selatan, vaksin Novavax 55% efektif, berdasarkan pada orang tanpa HIV, tetapi masih dapat sepenuhnya mencegah penyakit parah.

Baca Juga: PT Bio Farma Masih Jajaki 2 Perusahaan Produsen Penawar Virus Corona, Berikut Ulasan 3 Kandidat Vaksin Program Vaksinasi Gotong Royong

Kepala Petugas Medis Novavax Filip Dubovsky mengatakan kinerja di Afrika Selatan menunjukkan mungkin masih ada kasus untuk menggunakannya di daerah di mana varian Afrika Selatan dominan.

Novavax juga mengembangkan formulasi baru dari vaksinnya untuk melindungi dari varian yang muncul dan berencana untuk memulai uji klinis dari suntikan ini pada kuartal kedua tahun ini.

Hasil dari analisis akhir uji coba Inggris sebagian besar sejalan dengan data sementara yang dirilis pada bulan Januari.

Perusahaan mengharapkan untuk menggunakan data tersebut untuk mengajukan otorisasi peraturan di berbagai negara.

Tidak jelas kapan akan meminta otorisasi A.S. atau apakah regulator akan memerlukannya untuk menyelesaikan uji coba yang sedang berlangsung di Amerika Serikat.

Novavax mengharapkan data dari uji coba 30.000 orang di Amerika Serikat dan Meksiko pada awal April.

Baca Juga: Disinyalir Salahi Kaidah Medis Meski Sudah Uji Klinis Tahap Pertama, Vaksin Nusantara yang Digagas Mantan Menkes Terawan Dikritik Kepala BPOM

Dubovsky mengatakan bahwa Novavax masih berencana untuk mengajukan otorisasi dari regulator Inggris pada awal kuartal kedua tahun 2021.

Uji coba di Inggris yang melibatkan lebih dari 15.000 orang berusia 18 hingga 84 tahun, menilai kemanjuran vaksin selama periode penularan tinggi virus varian Inggris.

Efektivitas suntikan dalam uji coba Afrika Selatan menurun menjadi sekitar 49% ketika analisis menyertakan data dari peserta HIV-positif.

Baca Juga: Bak Jawab Surat Terbuka dari Insan Perfilman Indonesia, Pemerintah Sebut Seniman di Industri Film Masuk Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

Vaksin dapat diberikan izin untuk digunakan di Amerika Serikat secepatnya pada Mei jika regulator A.S. memutuskan data Inggris cukup untuk membuat keputusan.

"Bisa memakan waktu beberapa bulan lebih lama jika mereka bersikeras melihat data pertama dari persidangan AS," kata kepala eksekutifnya pada awal bulan ini.

“Pada akhirnya, mereka harus memutuskan apakah data yang dapat kami bawa ke meja sudah memadai atau apakah mereka lebih suka menunggu data dari studi AS kami,” kata Dubovsky pada hari Kamis.

"Semua pabrik produksi vaksin Novavax harus berfungsi penuh pada bulan April," kata eksekutif dalam panggilan investor Maret.

"Produsen obat itu mengharapkan memiliki puluhan juta dosis yang ditimbun dan siap dikirim di Amerika Serikat ketika menerima otorisasi," kata CEO Stanley Erck.

Novavax berencana untuk memproduksi vaksin dua suntikan di delapan lokasi manufaktur, termasuk Serum Institute of India.

Baca Juga: BPOM Sebut Penelitian Vaksin Nusantara Tidak Sesuai Kaidah Medis, Mantan Menkes Terawan Ngotot Klaim Vaksin yang Diprakarsainya Sangat Aman

Jika diizinkan, itu akan mengikuti tiga vaksin COVID-19 yang sebelumnya disetujui untuk digunakan di Inggris dari Pfizer dan mitranya BioNTech, Moderna Inc dan suntikan AstraZeneca yang dikembangkan dengan Universitas Oxford.

Perusahaan yang berbasis di Maryland telah menerima $ 1,6 miliar dari pemerintah AS dalam pendanaan untuk uji coba vaksin dan untuk mengamankan 100 juta dosis.

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : reuters.com

Baca Lainnya