Sebabkan Pembekuan Darah, 3 Negara di Eropa Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca, Begini Penjelasan WHO

Senin, 15 Maret 2021 | 21:00
Kompas.com

Vaksin AstraZeneca, jangan tutup mata efek sampingnya yang telah menyebabkan kematian di Austria.

GridHype.ID - Vaksin covid-19 AstraZeneca diduga memiliki efek samping seperti pembekuan darah yang dapat menyebabkan kematian.

Bahkan, beberapa negara di Eropa sepertiBulgaria, Denmark dan Norwegia telah menghentikan penggunaannya.

Namun, melansir dari BBC.com, WHO mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir lantaran indikasi pembekuan darah akibat suntikan vaksin AstraZeneca tidaklah benar.

"Negara tidak boleh berhenti menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca karena khawatir hal itu menyebabkan pembekuan darah sebab tidak ada indikasi bahwa ini benar," kata Organisasi Kesehatan Dunia.

Baca Juga: Setelah B.1.1.7 Terdeteksi di Indonesia, Kini Muncul Varian Baru Covid-19 yang Disebut Kebal Vaksin Bernama N439K

Pada hari Jumat seorang juru bicara WHO mengatakan tidak ada hubungan antara suntikan vaksin dan peningkatan risiko pembentukan gumpalan.

Margaret Harris mengatakan itu adalah vaksin yang sangat baik dan harus terus digunakan.

Bahkan, sekitar 5 juta orang Eropa telah menerima suntikan vaksin AstraZeneca.

Meski begitu, ada sekitar 30 kasus di Eropa peristiwa tromboemboli atau pembekuan darah setelah vaksin diberikan.

Baca Juga: PT Bio Farma Masih Jajaki 2 Perusahaan Produsen Penawar Virus Corona, Berikut Ulasan 3 Kandidat Vaksin Program Vaksinasi Gotong Royong

Ada juga laporan bahwa seorang pria berusia 50 tahun meninggal di Italia setelah mengembangkan trombosis vena dalam (DVT).

"WHO sedang menyelidiki laporan tersebut, seperti halnya pertanyaan keamanan," kata Harris.

"Tetapi tidak ada hubungan sebab akibat yang ditemukan antara suntikan dan masalah kesehatan yang dilaporkan," katanya.

Pada hari Jumat, AstraZeneca mengatakan jumlah pembekuan darah yang tercatat pada orang yang divaksinasi jauh lebih rendah daripada yang diharapkan di antara populasi umum.

"Analisis data keamanan kami lebih dari 10 juta catatan telah menunjukkan tidak ada bukti peningkatan risiko emboli paru atau trombosis vena dalam," kata juru bicara.

Keputusan Bulgaria untuk menghentikan sementara peluncurannya mengikuti langkah serupa oleh Denmark, Islandia dan Norwegia serta Thailand.

Italia dan Austria telah berhenti menggunakan batch obat tertentu sebagai tindakan pencegahan.

Baca Juga: Disinyalir Salahi Kaidah Medis Meski Sudah Uji Klinis Tahap Pertama, Vaksin Nusantara yang Digagas Mantan Menkes Terawan Dikritik Kepala BPOM

Badan Obat Eropa, regulator obat-obatan UE, mengatakan sebelumnya tidak ada indikasi suntikan itu menyebabkan pembekuan darah.

Negara lain, termasuk Inggris, Jerman, Australia dan Meksiko, mengatakan mereka melanjutkan peluncurannya.

Di Inggris, lebih dari 11 juta orang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin dan tidak ada tanda-tanda kematian atau pembekuan darah yang berlebihan.

Baca Juga: Bak Jawab Surat Terbuka dari Insan Perfilman Indonesia, Pemerintah Sebut Seniman di Industri Film Masuk Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

Regulator obat Eropa juga mendukung vaksin tersebut, dengan mengatakan manfaatnya jelas yaitu covid bisa mematikan dan vaksinasi menyelamatkan nyawa.

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan dia tidak setuju dengan negara yang menangguhkan vaksinasi.

“Dari apa yang kita ketahui selama ini, manfaatnya jauh lebih besar dari risikonya,” ucapnya.

Baca Juga: BPOM Sebut Penelitian Vaksin Nusantara Tidak Sesuai Kaidah Medis, Mantan Menkes Terawan Ngotot Klaim Vaksin yang Diprakarsainya Sangat Aman

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : BBC.com

Baca Lainnya