GridHype.ID - Belum lama ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengirimkan timnya untuk menyelidiki asal-usul virus corona (covid-19) di Wuhan, China.
Penyelidikan langsung di lapangan itu berjalan selama sekitar 2 minggu ditambah dengan waktu karantina 2 minggu sesampainya mereka di China.
Melansir dari reuters.com, WHO akan merilis laporan hasil penyelidikan lapangan terkait asal-usul munculnya virus corona (covid-19) pada pertengahan Maret 2021.
"Temuan misi yang dipimpin WHO ke Wuhan, China untuk menyelidiki asal-usul virus penyebab COVID-19 diharapkan terjadi pada pertengahan Maret," kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat.
"Waktunyatepatnya sekitar 14-15 Maret," tambah Peter Ben Embarek selaku kepala tim pada jumpa pers di Jenewa.
Ben Embarek, pakar penyakitmenular dari hewan ke manusia dari WHO, mengatakan pada akhir misi bulan lalu bahwa virus tersebut kemungkinan berasal dari kelelawar, meski belum diketahui secara pasti bagaimana virus itu sampai ke manusia.
Dia juga secara efektif mengesampingkan kebocoran laboratorium.
Pejabat WHO sebelumnya mengatakan bahwa misi mungkin mengeluarkan laporan ringkasan sebelum temuan lengkapnya siap. Ini tidak lagi direncanakan.
“Apa yang telah dilakukan tim untuk kredit mereka benar-benar bekerja keras untuk mencoba mendapatkan laporan lengkap mereka sehingga kami dapat melakukan diskusi yang tepat seputar laporan lengkap,” kata Mike Ryan, pakar darurat WHO.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menekankan laporan hasil penyelidikan asal-usul virus corona (covid-19) ini akan disajikan secara transparan.
"Saya ingin meyakinkan Anda semua yang terjadi selama perjalanan akan disajikan secara transparan," kata Tedros.
Misi tersebut secara politis diperdebatkan, dengan Washington mengatakan ingin meninjau temuannya dan beberapa kritikus menyarankan aksesnya di China terlalu terbatas.
Pada Kamis, surat terbuka dari sekelompok ilmuwan mengatakan misi WHO 'tidak memiliki mandat, kemandirian, atau akses yang diperlukan untuk melakukan penyelidikan penuh dan tidak terbatas' ke semua teori tentang asal-usul virus.
Nikolai Petrovsky, seorang ahli di Universitas Flinders di Adelaide, Australia, salah satu penulis surat itu, mengatakan pada hari Jumat bahwa meskipun tim yang dipimpin WHO telah mengunjungi China, dunia tidak lebih dekat untuk mengetahui asal-usul COVID-19.
Namun, Chen Xu selaku duta besar China untuk PBB di Jenewa mengatakan bahwa tim yang dibentuk WHO dengan peneliti di China bukanlah untuk melakukan penyelidikan melainkan untuk penelitian ilmiah.
“Ini bukan investigasi, ini adalah penelitian ilmiah bersama. Para ahli dipilih oleh Organisasi Kesehatan Dunia, mereka menjalankan bisnis mereka, kolaborasi ilmiah dengan rekan-rekan China mereka," kata Chen pada briefing terpisah pada Jumat.
(*)