GridHype.ID - Siapa yang masih ingat dengan sosok Muhammad Saputra si penjual cilok yang dibantu oleh Ashanty?
Ya, penjual cilok ini memang sempat viral di media sosial.
Sempat tak terdengar kabarnya, baru-baru ini namanya kembali mencuat.
Diungkap oleh Saputra atau Putra melalui Abdul Hamim Jauzie selaku pengacara dari LBH Keadilan, ia mengaku tak lagi dibiayai pendidikannya.
Baca Juga: Dituding Tak Lagi Biayai Sekolah Putra Angkatnya, Ashanty: Senyumin Aja
Diketahui, Putra sudah dianggap seperti keluarga dan dijadikan anak angkat Ashanty dan Anang.
“Putra dianggap sebagai anak angkat dalam tanda petik karena tidak ada legalitas.
Jadi hanya sebatas berjanji akan dibiayai pendidikannya oleh Ashanty, beberapa kali diajak jalan-jalan," kata Abdul dalam konferensi pers virtual, Sabtu (6/2/2021).
Abdul meminta pertanggungjawaban Ashanty yang berjanji akan membiayai pendidikan Putra di Pesantren Al Basyir, Bogor.
Padahal dalam kanal YouTube The Hermansyah, Ashanty menggembar-gemborkan untuk menyekolahkan Putra di pesantren tersebut.
"Setelah libur semester, semua santri pulang.
Setelah beberapa minggu libur kita sudah antar lagi ke sana, tapi ditolak pesantren katanya Putra sudah tidak menjadi tanggung jawab pihak Ashanty," ujar Abdul.
Meski tak mempermasalahkan soal biaya pendidikan Putra, Abdul hanya heran apa alasannya uang pangkal yang sudah dibayarkan ke pesantren malah dialihkan ke siswa lain.
"Kami hanya mempertanyakan saja. Ini artinya Putra tidak bisa melanjutkan tanpa biaya sendiri.
Kalau mau melanjutkan dianggap sebagai santri baru yang harus membayar uang pangkal.
Ini jadi tanda tanya, kok bisa uang pangkal yang sudah dibayarkan untuk Putra dialihkan ke orang lain?" ucap Abdul.
Dengan adanya kejadian tersebut, Abdul menganggap Ashanty tak serius ingin membiayai Putra.
Bahkan dia menuding Ashanty hanya menggunakan Putra sebagai daya tarik views konten YouTube-nya.
“Kesimpulan pihak kami, Ashanty tidak bersungguh-sungguh membiayai (pesantren) Putra.
Ketika ditanya hanya disampaikan bahwa 'Ini kebijakan kami', tanpa menyebut alasan apa pun. Bagi saya ini hal serius.
Putra ini orang lemah, tidak berdaya," kata Abdul.
Menurut Abdul, tindakan Ashanty yang menggantung biaya pendidikan Putra membuat sekolahnya terganggu.
Pasalnya, dia awalnya berstatus di SD Juramangu, lalu dipindah ke Pesantren Al Basyir tanpa kejelasan status.
Oleh karena itu, ia meminta Ashanty memberikan penjelasan apa yang menyebabkan dia menghentikan membiayai sekolah Putra.
“Kemudian ini diputus tanpa ada surat pindah. Tidak masalah Putra diberhentikan.
Ini statusnya apa? Ini tidak hanya mengganggu psikologi Putra tapi juga mengancam pendidikan Putra ke depan,” kata Abdul.
Baca Juga: Demi Konten, Ashanty dan Anang Hermansyah Dituding Lakukan Kebohongan Publik, Ada Apa?
“Kami tentu bisa membiayai Putra di sana, tapi tolong pihak Ashanty memberi jawaban, kenapa?" tuturnya.
Dilansir dari YouTube The Hermansyah A6 via Tribun Style, Ashanty tentang sosok Putra pada April 2019 lalu.
Ashanty mengaku tahu sosok Putra dari stasiun televisi dan media sosial.
Melihat latar belakang Putra yang begitu tegar menanggung beban hidup keluarga, Ashanty memutuskan untuk membantu Putra.
Setelah bertemu Ashanty hidup Putra berubah tidak lagi jadi penjual cilok namun hany fokus belajar, layaknya anak seusia Putra.
Setelah Putra masuk pesantren sejak tahun ajaran baru Juli 2020 silam atau hampir 1 semester belajar, tiba-tiba terungkap kabar Ashanty mencabut biaya pendidikannya.
Secara mendadak dan tanpa pemberitahuan, pihak Ashanty disebut telah mengalihkan uang pangkal pesantren putra untuk anak lainnya.
Baca Juga: Dijauhi Teman saat Kena Narkoba, Millen Cyrus Akui Bahagia: Jadi Kelihatan Siapa yang Baik
"Uang pangkal yang sudah dibayarkan pihak Ashanty ke pesantren katanya diperuntukan untuk anak yang lain," imbuh Abdul.
Hal itu akhirnya membuat Putra tak lagi dapat melanjutkan proses pembelajaran dan diharuskan untuk mendaftar ulang dengan biaya pribadi.
Sikap yang diambil oleh pihak Ashanty tersebut akhirnya menimbulkan pemikiran bahwa seakan mereka tak bersungguh-sungguh untuk menyekolahkan Putra.
(*)