Gridhype.id-Masih ingat dengan penjual cilok yang beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial karena masih kecil?
Muhammad Saputra, anak yang masih duduk si Sekolah Dasar ini sempat viral dan dijadikan anak angkat oleh pasangan Ashanty dan Anang Hermansyah.
Bocah yang akrab disapa putra ini menjadi viral lantaran ia harus berjualan cilok untuk menghidupi keluarganya.
Baca Juga: Demi Konten, Ashanty dan Anang Hermansyah Dituding Lakukan Kebohongan Publik, Ada Apa?
Melihat hal tersebut, Ashanty pun memutuskan untuk mengangkat putra sebagai anak angkatnya dan berjanji akan membiayai sekolah Putra.
Hal tersebut terekam dalam chanel YouTube The Hermansyah A6.
Seperti dilansir dari Tribunnews.com, Ashanty pun diketahui memindahkan Putra yang semula bersekolah di SD Jurangmangu ke Pesantren Al Basyir bersama Aulia yang juga anak angkat Ashanty lainnya.
Keduanya pun resmi menempuh pendidikan di pesantren tersebut sejak Juli 2020 silam.
Namun setelah menjalani pendidikan selama satu semester, Perwakilan dari pihak Putra mengaku jika kini Putra tak lagi dibiayai oleh Anang dan Ashanty.
Putra mempertanyakan alasan calon mertua Atta Halilintar memberhentikan biaya sekolahnya usai liburan semester ganjil.
Hal itu diungkapkan Saputra atau Putra lewat Abdul Hamim Jauzie selaku pengacara dari LBH Keadilan.
Diketahui, Putra sudah dianggap seperti keluarga dan dijadikan anak angkat Ashanty dan Anang.
“Putra dianggap sebagai anak angkat dalam tanda petik karena tidak ada legalitas. Jadi hanya sebatas berjanji akan dibiayai pendidikannya oleh Ashanty, beberapa kali diajak jalan-jalan," kata Abdul dalam konferensi pers virtual,seperti dikutip dari Kompas.com.
Abdul meminta pertanggungjawaban Ashanty yang berjanji akan membiayai pendidikan Putra di Pesantren Al Basyir, Bogor.
Padahal dalam kanal YouTube The Hermansyah, Ashanty menggembar-gemborkan untuk menyekolahkan Putra di pesantren tersebut.
"Setelah libur semester, semua santri pulang. Setelah beberapa minggu libur kita sudah antar lagi ke sana, tapi ditolak pesantren katanya Putra sudah tidak menjadi tanggung jawab pihak Ashanty," ujar Abdul.
Meski tak mempermasalahkan soal biaya pendidikan Putra, Abdul hanya heran apa alasannya uang pangkal yang sudah dibayarkan ke pesantren malah dialihkan ke siswa lain.
"Kami hanya mempertanyakan saja. Ini artinya Putra tidak bisa melanjutkan tanpa biaya sendiri. Kalau mau melanjutkan dianggap sebagai santri baru yang harus membayar uang pangkal. Ini jadi tanda tanya, kok bisa uang pangkal yang sudah dibayarkan untuk Putra dialihkan ke orang lain?" ucap Abdul.
Dengan adanya kejadian tersebut, Abdul menganggap Ashanty tak serius ingin membiayai Putra.
Bahkan dia menuding Ashanty hanya menggunakan Putra sebagai daya tarik views konten YouTube-nya.
“Kesimpulan pihak kami, Ashanty tidak bersungguh-sungguh membiayai (pesantren) Putra. Ketika ditanya hanya disampaikan bahwa 'Ini kebijakan kami', tanpa menyebut alasan apa pun. Bagi saya ini hal serius. Putra ini orang lemah, tidak berdaya," kata Abdul.
Menurut Abdul, tindakan Ashanty yang menggantung biaya pendidikan Putra membuat sekolahnya terganggu.
Oleh karena itu, ia meminta Ashanty memberikan penjelasan apa yang menyebabkan dia menghentikan membiayai sekolah Putra.
“Kemudian ini diputus tanpa ada surat pindah. Tidak masalah Putra diberhentikan. Ini statusnya apa? Ini tidak hanya mengganggu psikologi Putra tapi juga mengancam pendidikan Putra ke depan,” kata Abdul.
“Kami tentu bisa membiayai Putra di sana, tapi tolong pihak Ashanty memberi jawaban, kenapa?" tuturnya.
(*)