GridHype.ID- Banyak peneliti yang hinggakini masih mencari cara untuk mengatasi masalah virus corona atau Covid-19.
Pasalnya, hingga artikel ini ditulis, angka kasus pasien terpapar Covid-19 masih terus bertambah setiap harinya
Kali ini, ada sedikit berita baik mengenai tanaman yang disebut-sebut bisa mengobati pasien yang terinfeksi virus corona atau Covid-19.
Baca Juga: Perkenalkan Metode Baru, China Kini Gunakan Swab Anal untuk Deteksi Covid-19
Guru Besar Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Kristen Indonesia (UKI), Prof. Marina Silalahi, menyebut salah satu senyawa tanaman sambiloto ternyata dapat menyelamatkan manusia dari pandemi Covid-19.
Menurut Prof Marina Silalahi, penelitian lanjutan terkait kandungan senyawa bioaktif tanaman sambiloto dapat dilakukan untuk mendapatkan standarisasi di seluruh produk sambiloto.
“Tidak menutup kemungkinan bahwa salah satu senyawa yang dihasilkan oleh sambiloto dapat menyelamatkan manusia dari pandemi Covid 19, “ ujar Prof. Marina Silalahi dalam Orasi Ilmiah pengukuhan kenaikan Jabatan Akademik fungsional sebagai Profesor dalam bidang ilmu Etnobotani, di Kampus UKI Cawang, Kamis (28/1/2021).
Baca Juga: Malaysia Rela Tutup Sebagian Besar Ekonomi Utamanya Demi Hentikan Lonjakan Penyebaran Wabah Covid-19
Rektor UKI, Dr. Dhaniswara K. Harjono, S.H., M.H., MBA, turut menjelaskan bahwa menjadi fungsi Perguruan Tinggi untuk menghasilkan Guru Besar yang berkiprah bagi kesejahteraan masyarakat di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Bidang Etnobotani ini dibutuhkan oleh bangsa dan negara. Guru Besar merupakan jabatan fungsional tertinggi bagi seorang dosen. Bukti pengabdian dosen yang bersangkutan, hasil profesionalisme pengajaran yang bersangkutan, melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat,” ujar Dr. Dhaniswara.
Prof. Marina Silalahi, Peraih Juara ke-3 Dosen Berprestasi di tingkat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III tahun 2019 ini menjelaskan studi etnomedisin merupakan salah satu bidang kajian etnobotani untuk mengungkapkan pengetahuan atau kearifan lokal berbagai etnis dalam upaya menjaga dan memelihara kesehatannya.
Baca Juga: Jadi Negara Produsen Vaksin Skala Besar, Intip Perbedaan Vaksin Buatan AS dan China Berikut!
“Penelitian etnomedisin saat ini banyak ditujukan untuk menemukan senyawa kimia baru sebagai bahan baku dalam pembuatan obat industri farmasi terutama penyakit berbahaya, seperti obat kanker dan tidak menutup kemungkinan untuk mengatasi Covid 19,” tutur kelahiran Bah Raja Sibisa, 26 September 1972 ini.
Prof. Marina Silalahi mengungkapkan bahwa di akhir tahun 2020 hingga awal Januari 2021, sambiloto menjadi tanaman yang diyakini Negara Thailand untuk mengobati atau paling tidak mengurangi dampak negatif Covid 19.
“Setelah saya telusuri, ternyata pemanfaatannya untuk mengatasi Covid-19 diadaptasi dari kearifan lokal etnis di Thailand. Sambiloto merupakan jenis tanaman yang terdaftar sebagai obat esensial nasional di Thailand terutama untuk mengatasi gejala flu atau influensa. Dalam buku Materi medika III, sambiloto resmi tanaman obat Indonesia, herba sambiloto digunakan sebagai diuretika dan antipiretika,” ujarnya.
Baca Juga: Tak Hanya Nyeri, Inilah Beberapa Efek Samping Vaksin Covid-19 yang Mungkin Muncul
Selama menjadi akademisi, Marina Silalahi berhasil mempublikasi beberapa penelitiannya di Jurnal Internasional Bereputasi dan Jurnal Nasiona terakreditasi.
”Sebagai akademisi, kami melakukan tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan, pengajaran, penelitian, Pengabdian Kepada Masayarakat serta tugas penunjang lainnya sebagai dosen. Salah satu karya ilmiah saya ialah tentang kearifan lokal dan keanakeragaman hayati Indonesia khususnya Etnis Batak yang memiliki nilai ilmiah yang sangat baik dan penting dilestarikan, “ ungkap Marina Silalahi.
Marina Silalahi ingin mengembangkan produk lokal etnis Batak menjadi produk komersial.
Baca Juga: Dunia Masih Bergulat dengan Pandemi, Kota Wuhan Kini Kembali Normal Bebas dari Wabah
Salah satunya ialah produk hasil penelitian dalam bidang kesehatan seperti sauna tradisional atau disebut oukup dan kuning untuk masker tubuh.
Marina Silalahi menekankan pentingnya integrasi kearifan lokal dan iptek khususnya etnomedisin untuk pembangunan berkelanjutan, baik untuk pengambil kebijakan, peneliti. Penelitian yang terintegrasi dari berbagai keahlian ilmu dibutuhkan untuk mengembangkan etnomedisin.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Guru Besar UKI Sebut Salah Satu Senyawa Sambiloto Dapat Selamatkan Manusia dari Pandemi Covid-19
(*)