Sakit Tenggorokan Jadi Efek Jangka Panjang Pemakaian Masker, Begini Cara Mengatasinya

Kamis, 24 September 2020 | 16:15
Freepik

Ilustrasi penggunaan masker untuk mencegah virus corona

Gridhype.id-Penggunaan masker menjadi salah satu upaya untuk menghambat penyebaran Covid-19.

Namun di sisi lain, ada beberapa efek jangka panjang yang mengganggu kesehatan dari pemakaian masker sefcara rutin.

Salah satunya adalah sakit tenggorokan yang menjadi efek negatif dari pemakaian masker jangka panjang.

Baca Juga: Jumlah Kasus Covid-19 Mencapai 232.628 per 17 September 2020: Jangan Lagi Lakukan 4 Hal ini yang Bikin Virus Corona Mudah Menyebar

Menghimpun data Cleveland Clinic, pakar pengobatan medis Neha Vyas mengatakan memakai masker terlalu lama memang bisa menyebabkan sakit tenggorokan.

Menurutnya, orang-orang cenderung harus berbicara lebih keras agar bisa didengar oleh lawan bicara ketika memakai masker.

Akibatnya, hal ini bisa menyebabkan ketegangan pada tenggorokan yang memicu rasa sakit.

Selain itu, virus atau kuman yang terperangkap di dalam masker juga bisa menyebabkan sakit tenggrokan.

Baca Juga: Jangan terlalu Berharap, Eks Petinggi CDC Sebut Jika Penemuan Vaksin Covid-19 Bukanlah Akhir dari Pandemi

Masker yang kotor, entah karena terlalu lama dipakai atau cara pemakaian yang keliru, membuat kuman atau virus menumpuk di dalamya dan bisa memicu sakit tenggorokan.

"Sakit tenggorokan juga bisa dipicu oleh iritasi lingkungan, seperti udara kering atau adanya penyakit Gerd," tambah Vyas.

Vyas juga berkata, beberapa orang memang rentan mengalami sakit tenggorokan karena berbagai faktor.

"Setiap orang bisa mengalamis akit tenggorokan. Tapi, mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, menderitalaergi, atau sering berbicara bisa sangat rentan mengalaminya," ujarnya.

Baca Juga: China Kapok Datangkan Lagi Produk Laut Impor dari Indonesia Lantaran Tempo Hari Paket Ikan Beku Terdeteksi Virus Corona

Cara mengatasi

Selain memastikan kebersihan masker yang kita pakai, Vyas menyarankan kita untuk sebisa mungkin membatasi diri agar tidak menyentuh atau melepas masker.

Ketika benar-benar perlu melepasnya, pastikan tangan kita bersih saat melepas dan memakainya kembali.

Untuk mengatasi sakit tenggorokan yang sudah terjadi, kita bisa menggunakan obat antihistamin atau obat anti-inflamasi yang dijual bebas, seperti asetaminofen dan ibuprofen.

Untuk memastikan cara terbaik menangani sakit tenggorokan, sebaiknya kita berkonsultasi dengan dokter.

Sedangkan untuk memastikan kebersihan masker yang kita gunakan, sebaiknya kita mencucinya dengan tepat.

Baca Juga: Tips Belanja Aman saat Pandemi Covid-19 yang Bisa Kamu Terapkan

Jika mencucinya dengan mesin, gunakan pengaturan suhu terpanas untuk menetralkan mikroba.

Ketika mengeringkannya, keringkan di tempat yang mendapatkan paparan cahaya matahari paling tinggi atau menggunakan mesin pengering dengan pengaturan suhu tertinggi untuk membasmi semua patogen yang tersisa pada masker.

Apabila mencucinya secara manual atau dengan tangan, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) menyarankan kita untuk melakukan langkah berikut:

  • Periksa label untuk mengetahui apakah pemutih yang kita gunakan bisa untuk desinfeksi.
  • Beberapa produk pemutih, terutama yang bisa dipakai untuk pakaian berwarna, tidak sesuai untuk desinfeksi.
  • Gunakan pemutih yang mengandung 5,25 persen hingga 8,25 persen natrium hipoklorit.
  • Pastikan produk pemutih tidak melewati tanggal kedaluwarsa.
  • Jangan pernah mencampur pemutih rumah tangga dengan amonia atau pembersih lainnya
  • Pastikan mencuci di ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
  • Campurkan empat sendok teh pemutih dengan tiga liter air.
  • Rendam masker dalam larutan pemutih selama 5 menit.
  • Buang larutan pemutih ke saluran pembuangan dan bilas masker secara menyeluruh dengan air dingin atau suhu kamar.
  • Pastikan masker benar-benar kering setelah dicuci. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Pakai Masker Bikin Sakit Tenggorokan, Begini Cara Mengatasinya

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Kompas.com, Cleveland Clinic

Baca Lainnya