Pemprov Berlakukan Kembali PSBB Ketat, IDI justru Minta Anies Baswedan untuk Lockdown Jakarta Selama Dua Minggu karena Hal Ini

Kamis, 17 September 2020 | 14:00
Dokumentasi Pemprov DKI Jakarta

Anies Baswedan

GridHype.ID - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali memberlakukan PSBB.

PSBB ketat di Jakarta inidiberlakukan mengingat angka infeksi virus corona di Ibu Kota masih mengalami peningkatan.

Hal ini tentu berpengaruh pada fasilitas kesehatan di DKI Jakarta sendiri.

Mengenai PSBB ketat atau PSBB total ala Anies Baswedan, langsung ditanggapi oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Pusat.

Baca Juga: Diduga Mabuk dan Tak Bawa SIM-STNK, Wakil Bupati Yalimo Tabrak Polwan Hingga Tewas

Pihak IDI Cabang Jakarta Pusat menginginkan agar Anies Baswedan melockdown Jakarta dua minggu.

Maka itu IDI Jakarta Pusat mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar Jakarta dilockdown dua minggu.

Diketahui, lockdown di DKI Jakarta itu perlu diberlakukan guna memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Baca Juga: Virus Corona Hampir Tewaskan 200.000 Warganya, Donald Trump Klaim Vaksin Covid Bakal Tersedia Beberapa Pekan Lagi

"Dari pihak kedokteran, kita maunya lockdown, puasa bergerak 14 hari. Kasih kesempatan tubuh orang sehat mematikan itu virus dan mudah-mudahan di hari ke-15 kita berakivitas dengan perlahan-lahan," kata Ketua Bidang Publikasi Ilmiah IDI Cabang Jakarta Pusat, dr Fariz Nurwidya dalam wawancara di program Apa Kabar Indonesia, Senin (14/9/2020) sebagaimana dikutip dari Youtube TV One.

dr Fariz mengakui kondisi ketersediaan fasilitas kesehatan di DKI Jakarta saat ini hampir seluruhnya penuh.

Dari 67 rs rujukan Covid-19 di jakarta, beberapa di antaranya sudah melaporkan 100 persen ICU-nya penuh, per 14 September 2020.

Baca Juga: Berlagak Ingin Buktikan Kesaktian Ilmu Hitamnya, Maling Ini Lancarkan Aksinya Hanya Pakai Celana Dalam, Niat Jahatnya Gagal Total Usai Dipergoki Pemilik Rumah

"Benar bahwa angka ketersediaan ICU habis, itu tidak boleh dibiarkan. Sudah banyak cerita dokter di Puskesmas kalau dia mau ngirim pasien ke rumah sakit rujukan itu bisa menelepon berkali-kali ke berbagai rumah sakit"

"Sampai akhirnya baru bisa mengirim pasien ke rumah sakit rujukan itu dalam 12 jam atau 1 hari sekarang saking sulitnya"

"Ada 67 rs rujukan di Jakarta dan beberapa sudah melaporkan 100% ICU-nya penuh per 14 September 2020," beber ahli paru ini.

Baca Juga: Hasil Uji Coba Barcelona Vs Girona, Messi Cetak Dua Gol Cantik dalam Laga Persahabatan

dr Fariz melanjutkan, kondisi di DKI Jakarta saat ini, antara jumah pasien dengan ketersediaan infrastruktur untuk penanganan Covid-19 saling berkejaran.

Jika kondisi ini dibiarkan terlalu lama dengan eksperimen seperti PSBB ketat atau transisi, pihaknya khawatir kondisi Covid-19 akan semakin berat ditangani.

"Soal penyelamatan nyawa bukan soal bed ICU tapi juga infratruktunya, skilnya, kompetensinya, perawat dan dokter terlatih"

"Maka kita berkejaran dengan waktu dan tidak boleh dibiarkan. Jika skema ini gagal (PSBB ketat,-Red), kami memprediksi berat untuk bereksperimen berlama -lama," ujar dia.

Baca Juga: Coba Taruh Wortel di Atas Rambut, Wanita ini Terkejut Setelah Melihat Hasilnya, Cocok Buat yang Mulai Beruban

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Riza Patria mengatakan salah satu penyebab diberlakukannya PSBB ketat mulai Senin kemarin adalah peningkatan penyebaran kasus Corona secara signifikan.

Nantinya akan berdampak pada fasilitas kesehatan yang penuh hingga lahan pemakaman yang berkurang.

"Jadi memang salah satu penyebab PSBB ketat kembali itu di antaranya kita melihat ada siginifikan penyebaran yang kemudian berdampak terhadap fasilitas kesehatan penuh, ICU, tempat tidur rumah sakit," ujar dia.

Baca Juga: Terletak di Luar Bumi, ini Senjata Penghancur yang Direncanakan Amerika, Bisa Timbulkan Bencana Jika Benar-Benar Dibuat

Di sisi lain, Pemprov pun juga meningkatkan infrastruktur kesehatan untuk penanganan Covid-19 seperti penambahan tempat tidur rumah sakit hingga penambahan tenaga medis.

Namun, Riza mengingatkan, peningkatan fasilitas kesehatan itu tidak ada artinya jika tidak ada pengurangan penyebaran.

"Jadi, ini memang kejar-kejaran anataran faskes dan penyebaran kasus," ujar dia.

Diketahui sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberlakukan PSBB ketat atau PSBB seperti awal wabah mulai Senin kemarin.

Baca Juga: Niat Hati Ingin Beli Modem WiFi, Pria Asal Jember Ini Kena Apes, Dikirim Pecahan Genteng dan Botol Kaca

Anies mengatakan situasi wabah Corona di Jakarta saat ini dalam kondisi darurat.

Hal ini berdasarkan angka kematian, keterpakaian tempat tidur isolasi, keterpakaian ICU khusus Covid-19.

Dengan adanya kedaruratan itu, Pemprov memutuskan kembali menerapkan PSBB ketat sebagaimana di awal wabah.

"Maka dengan melihat kedaruratan ini, maka tidak ada banyak pilihan bagi jakarta keuali untuk menarik rem darurat sesegara mungkin."

Baca Juga: Jarang Terekspos dan Dianggap Pemikir di Balik Layar PDI-P, Putra Megawati Ini Ternyata Anggota Band Indie

"Dalam rapat gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 di Jakarta tadi sore, disimpulkan kita akan menarik rem darurat yang itu artinya kita terpaksa kembali menerapkan PSBB seperti pada masa awal wabah dulu."

"Bukan lagi PSBB tramsisi tapi PSBB sebagaimana masa awal wabah dulu," kata Anies sebagaimana dikutip dari tayangan Youtube DKI Jakarta, Rabu (9/9/2020).

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Anies Baswedan Terapkan PSBB Ketat, IDI Ingin Jakarta Dilockdown Dua Minggu: Ketersediaan ICU Habis

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Warta Kota

Baca Lainnya