Dianggap Aman, Riset Buktikan Masker Jenis Scuba dan Buff Tidak Efektif Cegah Penyebaran Virus Corona, Begini Penjelasannya

Rabu, 16 September 2020 | 18:00
TribunManado Travel

Penumpang KRL Dilarang Pakai Masker Scuba dan Buff, Ini Alasannya

GridHype.ID - Untuk mencegah penyebaran virus corona, penggunaan masker sudah jadi kewajiban bagi setiap saat berada di luar rumah.

Terlebih angka kasus positif virus corona di Indonesia meningkat.

Sehingga Jakarta kembali memberlakukan PSBB.

Selain itu, PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) sendiri menerapkan protokol kesehatan ketat sebelum menaiki armada.

VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan, calon penumpang dianjurkan menggunakan masker yang efektif menahan droplet atau cairan.

Baca Juga: Jalinan Asmaranya Harus Kandas Akibat Polemik Kata Anjay, Lutfi Agizal Minta Agar Putri Iis Dahlia Beri Kesempatan Kedua

Masker buff dan scuba yang selama ini banyak menjadi pilihan masyarakat ternyata tidak termasuk ke dalamnya.

Bahkan, Anne Purba menyebut agar penumpang menghindari dua jenis masker tersebut ketika menaiki KRL.

"Hindari penggunaan jenis scuba maupun hanya menggunakan buff atau kain untuk menutupi mulut dan hidung," ujar Anne dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (15/9/2020).

"Gunakan setidaknya masker kain yang terdiri dari minimal dua lapisan," kata Anne.

Baca Juga: Dipamerkan dalam Kandang Simpanse di Kebung Binatang New York, Kisah Ota Benga si Manusia Kerdil Asal Afrika ini Berakhit Tragis

Lantas apa alasannya?

Benarkah masker buff dan scuba justru bisa memperparah penularan?

Berikut penjelasan secara sains:

Kualitas buff dan masker scuba

Buff Dalam penelitian yang dilakukan ilmuwan Duke University, buff tak dapat mencegah droplet (tetesan pernapasan) keluar dari mulut saat berbicara.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Ngotot Lakukan Kebiasaan Buruk Ini Sampai Bikin Atta Halilintar Khawatir dan Marah : Ih Gila Banget

Seperti kita tahu, droplet yang keluar saat berbicara, batuk, dan bersin adalah jalur masuk penularan virus corona Covid-19.

Pemimpin studi sekaligus spesialis pencitraan molekuler Martin Fischer memastikan, ketika orang berbicara dan droplet keluar mulut artinya risiko penularan penyakit tetap tinggi.

Hasil riset yang terbit di jurnal Science Advances edisi 7 Agustus 2020 menunjukkan buff adalah jenis masker yang paling tidak efektif mencegah transmisi.

Bahkan dalam riset itu disebutkan, orang yang memakai buff jauh lebih buruk dibanding orang yang tidak memakai masker sama sekali.

Baca Juga: Coba Cek Rekeningmu Sekarang, Pemerintah Sudah Transfer Subsidi Gaji Kepada 5,2 Juta Pekerja

Menurut para peneliti, buff justru membuat droplet semakin berkembang biak di udara.

"Mungkin banyak orang berpikir, menggunakan masker jenis apa saja lebih baik dibanding tidak memakainya sama sekali. Tapi, hal itu salah," kata Fischer.

"Kami mengamati bahwa jumlah droplets meningkat saat orang memakai buff. Kami yakin, bahan yang digunakan pada buff dapat memecah droplets menjadi partikel berukuran lebih kecil. Hal ini membuat pengguna buff menjadi kontraproduktif, karena tetesan yang lebih kecil lebih mudah terbawa udara dan membahayakan orang di sekitar," paparnya.

Penelitian ini membuktikan, tidak semua masker memiliki tingkat keefektifan yang sama.

Baca Juga: Tetap Segar dan Tak Mudah Busuk, Ternyata Begini Cara Terbaik Menyimpan Tomat

Masker scuba

Dilansir Kompas.com edisi 14 April 2020, Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhamad Nasir menjelaskan dasar pengujian kinerja utama masker.

Setidaknya ada tiga tahapan dalam pengujian kinerja masker, antara lain:

- Uji filtrasi bakteri (bactrial filtration efficiency)

- Uji filtrasi partikulate (particulate filtration efficiency)

Baca Juga: Miris, Setelah Sopir Ambulans Perkosa Pasien Covid-19, Kini Perawat Pria Nekat Lecehkan Pasien Covid-19, Aksinya Terekam CCTV

- Uji permeabilitas udara dan pressure differential (breathability dari masker)

Menurut dia, masker kain dengan bahan yang lentur seperti scuba, pada saat dipakai akan melar atau merenggang.

Hal ini membuat kerapatan pori kain membesar serta membuka yang mengakibatkan permeabilitas udara menjadi tinggi.

Baca Juga: Layangkan Protes untuk Gubernur DKI Jakarta Soal PSBB, Hotman Paris Langsung Terima Jawaban Tak Terduga Anies Baswedan Lewat Chat WhatsApp

Akibatnya, peluang partikular virus untuk menembus masker pun disebutnya semakin besar.

"Jika pori kain makin besar maka peluang virus masuk akan besar," ungkapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul BANYAK Dipakai, Masker Buff dan Scuba Ternyata Bisa Perparah Penularan Corona, Ini Penjelasan Sains

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Tribun Style