Tak Tinggal Diam, Palau Minta Bantuan AS untuk Bangun Pangkalan Militer Demi Hadang Pengaruh China

Minggu, 06 September 2020 | 13:00
ibtimes

(Ilustrasi) Pangkalan militer Laut China Selatan

GridHype.ID - Belakangan pertarungan yang terjadi di Laut China Selatan dan sekitarnya memanas.

Banyak negara yang berada di wilayah tersebut merasa gerah atas tindakan Negeri Tirai Bambu yang mendominasiLaut China Selatan dan wilayah sekitarnya.

  1. Hal ini tentu membuat negara di sekitar Laut China Selatan tak mau tinggal diam.
Termasuk negara kecil yag berada di Samudera Pasifik, Palau.

Baca Juga: Tak Hanya Angka Kasus Virus Corona yang Meningkat, Kematian Tenaga Medis di Indonesia Jadi yang Terbesar

Negara Palau mulaibertindak untuk menentang klaim China tersebut.

Pemerintah Palau menyatakan, mereka meminta AS untuk membangun pangkalan militer di tempat mereka, di tengah upaya menghadang pengaruh China di Pasifik.

Pernyataan itu disampaikan setelah Menteri Pertahanan Mark Esper mengunjungi daerah itu pekan lalu, seraya menuding Beijing melakukan "destabilisasi Pasifik".

Baca Juga: Unjuk Gigi Bela Kepentingan Rakyat, Mulan Jameela Usul Harga Pertamax Turun Setara Premium : Mungkin Bisa Jadi Solusi

Presiden Palau Tommy Remengesau berujar, dia mengatakan kepada Esper bahwa Washington dipersilakan membangun pangkalan militer di sana.

"Permintaan kami kepada AS sederhana. Bangunlah pangkalan gabungan kemudian datang dan gunakanlah secara teratur," ujar dia dalam surat yang diungkapkan pekan ini.

Dalam surat yang ditujukan langsung kepada Palau, Remengesau menekankan bahwa pulau seluas 1.500 km di selatan Filipina itu terbuka bagi AS.

Baca Juga: Heboh Dengar Zaskia Sungkar Hamil, Nagita Slavina LangsungBeri Wejangan bak Dokter untuk Istri Irwansyah

Artinya seperti dilansir AFP Jumat (4/9/2020), Pentagon dipersilakan menggunakan pelabuhan, pangkalan udara, hingga darat negara berpopulasi 22.000 tersebut.

Remengesau juga menyarankan agar Penjaga Pantai AS juga hadir di wilayah laut mereka, yang luasnya setara Spanyol sehingga sulit untuk dipantau reguler.

Meski Palau adalah negara berdaulat, mereka tidak punya militer, sehingga Washington bertanggung jawab melalui perjanjian Compact of Free Association.

Baca Juga: Kepala Lembaga Eijkman Beberkan Vaksin Merah Putih Sudah Setengah Jalan, Ditargetkan Siap Edar Akhir Tahun 2021

Berdasarkan kesepakatan itu, "Negeri Uncle Sam" punya akses atas negara itu, meski mereka belum menurunkan pasukan secara permanan di sana.

Dia mendsak pemerintahan Presiden Donald Trump untuk menggunakan perjanjian tersebut, dan memberangkatkan balatentara ke sana.

"Hak militer AS dalam mengakses Republik Palau begitu kurang berdasarkan perjanjian ini," keluh presiden berusia 64 tahun tersebut.

Baca Juga: Tak Hanya Berikan Kuota Gratis, Gebrakan Terbaru Kemendikbud Bakal Beri Bantuan Laptop untuk Guru dan Siswa, Ini Kata Nadiem Makarim

"Predator ekonomi"

Remengesau mengatakan, keberadaan tentara AS tidak hanya memperkuat keamanan mereka. Tapi juga membantu ekonomi di tengah pandemi virus corona.

Selama Perang Dunia II, Palau menjadi salah satu teater pertempuran AS dan Jepang di Pasifik. Tapi sejak perang usai, mereka memilih fokus di Filipina dan Guam.

Militer sebenarnya sudah mulai membangun radar di sana, namun harus berhenti dikarenakan virus corona. Adapun negara itu mengaku bersih dari wabah.

Baca Juga: Bikin Pangling, Penampilan Terbaru Jessica Iskandar dengan Gaya Rambut Kribo Jadi Sorotan Netizen, Intip Yuk!

Selain dekat dengan AS, negara dengan dua ibu kota tersebut juag merupakan satu dari 15 sekutu tersisa Taiwan di seluruh dunia.

China, yang selalu menanggap pulau itu adalah provinsi mereka, melakukan diplomasi di Pasifik utnuk memutus aliansi dengan Taipei.

Sejauh ini pada tahun lalu, Beijing berhasil membujuk Kepulauan Solomon dan Kiribati untuk berganti pengakuan diplomasi ke mereka.

Baca Juga: Korban Virus Corona Kian Meroket, Petugas Makam Ini Akui Bisa Makamkan Hingga 30 Jenazah Perhari, Pihak Pemakaman Ungkap Lahan Makin Sempit

Tetapi sejak dua tahun lalu, Palau tetap teguh mendukung Taiwan, sehingga "Negeri Panda" membalas dengan melarang warganya berkunjung.

Sementara tidak menyebut China secara langsung, Remengesau menyatakan ada "aktor destabilisasi" yang memanfaatkan krisis karena wabah yang menimpa negara kecil seperti mereka.

Dalam kunjungan berdurasi tiga jam pekan lalu, Esper diberi tahu Remengesau bahwa Beijing menawarkan pinjaman lunak untuk memenangkan kesetiaan mereka.

Baca Juga: Miliki Segudang Manfaat, Siapa Sangka Bawang Putih Punya Dampak Negatif, dari Gangguan Pencernaan Sampai Bau Badan

"Karena itu Tuah Menteri, sangat melegakan mendengar Anda dan pejabat AS lainnya mengakui realitas kompleks Indo-Pasifik saat ini, karena adanya predator ekonomi yang mengancam," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Hadang Pengaruh China, Palau Minta AS Bangun Pangkalan Militer

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : KOMPAS.com

Baca Lainnya