Sewa Pembunuh Bayaran Hingga Rp200 Juta, Karyawati Otak Pembunuhan Bos di Kelapa Gading Didasari Sakit Hati Karena Sering Disetubuhi

Selasa, 25 Agustus 2020 | 09:30
freepik

Ilustrasi penembakan

Gridhype.id-Kasus pembunuhan berencana yang menimpa salah seorang pengusaha di Kelapa Gading rupanya didasari oleh motif sakit hati dari salah satu karyawatinya di kantor.

NL, otak pembunuhan pengusaha Sugianto (51) di depan ruko Royal Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 13 Agustus 2020, menyewa kelompok pembunuh bayaran.

Hasil pemeriksaan, NL membayar hingga Rp 200 juta untuk eksekusi.

Hal itu diketahui setelah polisi menangkap 12 tersangka.

Baca Juga: Pesinetron ini Tega Bunuh Kekasihnya Sendiri dan Mendekam di Penjara Selama 14 Tahun, Lidya Pratiwi Ungkap Perubahan Drastis dalam Hidupnya Selama Dibalik Jeruji

NL merupakan karyawati yang bekerja di perusahaan PT. DTJ, milik Sugianto.

Berdasarkan pemeriksaan, motif pembunuhan karena NL sakit hati dan menggelapkan pajak perusahaan.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nanan Sudjanan menjelaskan, NL meminta R alias M, suami sirinya mencari cara membunuh Sugianto lantaran kesal sering dimaki dan dilecehkan.

Motif lain, NL yang bekerja di bagian administrasi keuangan takut lantaran ketahuan menggelapkan uang pajak kantor.

NL pertama meminta bantuan suami sirinya pada 20 Maret 2020.

Baca Juga: 10 Foto Peristiwa Mengerikan Saksi Sejarah Kelam yang Tak Pernah Terekspos

“Sekitar bulan Maret tanggal 20, si pelaku (NL) menyampaikan kepada R alias M tetapi tidak dihiraukan,” kata Nanan saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (24/8/2020).

Nana menambahkan, NL kembali meminta bantuan suami sirinya pada 4 Agustus, setelah mendapat ancaman dari korban.

NL ketahuan menggelapkan pajak perusahaan. Korban mengancam akan melaporkan pelaku ke Kepolisian.

“Yang bersangkutan (NL) ada di dalam ancaman korban sehingga minta korban dieksekusi,” tambah Nana.

M kemudian mencari kelompok pembunuh bayaran. Sementara NL menyiapkan uang Rp 200 juta untuk membunuh bosnya.

Pada 4 Agustus, NL mengirimkan Rp 100 juta dari rekening miliknya ke rekening M. Sementara Rp 100 juta diberikan secara tunai pada 6 Agustus 2020.

Pembunuhan kemudian dilakukan oleh dua eksekutor lapangan. Setelah penyelidikan, polisi menangkap 12 orang.

Baca Juga: Kematiannya Masih Jadi Misteri dan Banyak Konspirasi Bermunculan, ini Isi Pesan Mengerikan dari Surat yang Diduga Ditulis Putri Diana Sebelum Meninggal

Selain NL dan suami sirinya, tersangka lain adalah DM alias M, SY, S, MR ,AJ, DW, R, RS, TH. dan SP.

“DM ini bertindak sebagai eksekutor, SY bertindak sebagai orang yang memboncengi DM saat melakukan eksekusi," kata Nana.

Nana menambahkan, tersangka S berperan antar senjata kepada AJ untuk digunakan dalam eksekusi.

AJ kemudian menyerahkan senjata api kepada MR, lalu MR menyerahkan kepada SY. DW beserta R dan Rs turut serta dalam perencanaan pembunuhan.

Tersangka TH, lanjut Nana, berperan sebagai pihak yang menjual senjata ilegal kepada AJ. AJ membeli sepucuk senjata api itu seharga Rp 20 juta.

Sedangkan tersangka SP bertindak sebagai perantara antara TH dan AJ dalam transaksi senjata.

Baca Juga: Simpan Potongan Kepala Manusia di Dalam Tasnya dan Membawanya Keliling Kota, Pria ini Ungkap Alasan Mengerikan Dibaliknya

Mereka ditangkap di sejumlah tempat yang berbeda.

“Delapan orang ditangkap di Lampung, satu orang ditangkap di Cibubur, kemudian dua orang ditangkap di wilayah Jawa Timur," ucap Nana.

Mereka dijerat Pasal 340 KUHP dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 (dua puluh) tahun, Pasal 338 KUHP, dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun, Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951, dengan hukuman penjara sementara setinggi-tingginya 20 (dua puluh) tahun.

Motif pembunuhan

Hasil pemeriksaan, motif pembunuhan karena NL merasa sakit hati sering dimaki dan dilecehkan selama bekerja.

“NL sering diajak melakukan hal-hal di luar pekerjaan. Dia sering diajak melakukan persetubuhan. Ada pernyataan dari korban juga yang suka menyebut NL sebagai perempuan tidak laku,” kata Nana.

NL yang bekerja di bagian administrasi keuangan juga takut lantaran sempat menggelapkan uang pajak kantor.

Baca Juga: Berawal dari Kasus Pembunuhan Kekasihnya Sendiri, Polisi Justru Temukan Ratusan Tulang Manusia di Kolam Milik Pria ini, Terungkap Fakta Mengerikan Dibaliknya

“Yang bersangkutan ketakutan karena dari tahun 2015 di bagian administrasi keuangan banyak mengurusin pajak, ternyata tidak semua disetorkan ke kantor pajak,” kata Nana.

Sugianto yang mengetahui hal tersebut mulai curiga kepada NL.

Sugianto sempat mengancam akan melaporkan NL ke pihak kepolisian.

Sugianto ditembak di depan ruko Royal Gading Square, tak jauh dari kantornya, ketika hendak pulang ke rumah untuk makan siang.

Korban ditembak dari arah belakang sebanyak lima kali oleh salah satu pelaku.

Korban tewas di lokasi kejadian. Penembakan tersebut terekam kamera CCTV yang berada di sekitar lokasi.

Baca Juga: Kisah Mery Bell, Psikopat Muda yang Lakukan Pembunuhan Berantai Saat Usia 11 Tahun Demi Kesenangannya

Dalam video rekaman CCTV, terlihat pelaku menggunakan topi dan jaket, serta masker datang menghampiri korban.

Pelaku yang sudah berhadapan dengan korban berpura-pura melewati dan berbalik arah.

Saat itulah, pelaku mengarahkan senjata dan menembak ke bagian belakang kepala korban.

Namun, korban saat itu masih sadar lalu berlari. Pelaku kemudian mengejar korban.

Hasil olah TKP, polisi menemukan lima selongsong peluru di sekitar lokasi.

Hasil visum menunjukan korban mengalami luka tembak sebanyak lima kali pada bagian badan dan kepala.

Tiga peluru mengenai dada dan perut.

Sementara dua peluru mengenai kepalanya.

Polisi sempat membuat sketsa wajah dua eksekutor berdasarkan keterangan saksi di sekitar lokasi.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bunuh Bosnya di Kelapa Gading, Karyawati Bayar Rp 200 Juta Sewa Pembunuh Bayaran"

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber Kompas.com