Julukan Negara Adi Kuasa Sudah Tidak Relevan Lagi, Amerika Serikat Alami Kondisi Terpuruk hingga Alami Krisis Ekonomi Tahun

Senin, 03 Agustus 2020 | 07:30
ROUTERS/TASOS KATOPODIS

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memakai masker untuk pertama kalinya, saat mengunjungi Rumah Sakit Militer Walter Reed di Bethesda, Maryland, AS, pada 11 Juli 2020

GridHype.ID - Amerika Serikat dijuluki sebagai negara terkuat di dunia.

Selain menjadi negara terkuat, Amerika Serikat menyandang negara adi kuasa karena kekuatan negeri ini yang luar biasa di hampir semua sektor.

Bisa dibilang Amerika Serikat sebagai negara terdepan di dunia.

Tapi belakangan ini, julukan tersebut sudah tidak relevan mengingat kondisi Negeri Paman Sam.

Baca Juga: Gara-gara Hal Ini Amerika Serikat Siap Pindahkan Medan Pertempuran ke Sungai Mekong, Demi Lawan Kekuatan China

Julukan adik kuasa itu tampaknya harus tumbang pada tahun ini, karena masalah luar biasa sedang melanda negeri tersebut.

Menurut laporan terbaru24h.com.vnpada Jumat (31/7/20), ada pernyataan yang menyatakan bahwa Amerika kini dalam kondisi terburuknya.

Mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, menegaskan bahwa Amerika dalam krisis ekonomi terhebat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Semua itu disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang menyebabkan kerugian besar bagi semua sektor di negeri Paman Sam.

Baca Juga: Wanita ini Dituduh Jadi Agen Mata-mata, Amerika Serikat Minta Konsulat China di Houston Ditutup, Terkuak Sosoknya Bukan Orang Sembarangan!

Pada 30 Juli 2020, Amerika Serikat menjadi negara paling terdampak karena Covid-19. Sebanyak 4,6 juta infeksi dengan lebih 155.000 kematian.

Sementara itu, menurut laporan yang dikeluarkan oleh pemerintah AS pada hari yang sama negera itu mengalami krisis ekonomi terburuk sepanjang masa.

Ekonomi Amerika jatuh hingga 32,9 % pada kuartal kedua, ini adalah depresi terhebat yang dialami Amerika.

Baca Juga: Demi Keamanan Presiden Amerika Serikat Harus Patuhi 5 Aturan Unik Berikut ini, Salah Satunya Dilarang Menggunakan iPhone!

Pada konferensi pers di hari yang sama Presiden Donald Trump tidak menyerukan tentang penundaan pemilihan umum.

Namun, dia khawatir jika hasil pemilihan akan dicurangi karena melakukan pemungutan suara melalui email.

"Apakah saya ingin mengubah tanggal pemilihan? Tidak, namun saya tidak ingin pemilihan yang curang," katanya padaReuters.

Baca Juga: Lebih Pilih Tinggal di Amerika Serikat, Citra Laura Justru Ungkap Penyesalannya

Pada hari yang sama, mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, lawan Presiden Trump pada 3-11 berikutnya, menyerangnya di Gedung Putih.

Dia menyebutkan laporan ekomoni yang buruk disebabkan oleh pemerintahan Donald Trump yang tidak memadai.

"Jika Presiden Trump bertindak segera dan agresif, puluhan juta pekerjaan tidak akan pernah hilang," katanya.

Baca Juga: Buntut Panjang Pandemi Covid-19, PHK dan Kemiskinan Meningkat! Tanda-tanda Indonesia Terancam Resesi Ekonomi

Namun, Trump menegaskan data itu bukan alat untuk mengukur kekuatan politiknya saat ini.

"Presiden Trump pernah membangun ekonomi yang paling kuat di dunia sebelum diganggu Covid-19 dia akan melakukannya untuk kedua kalinya," kata juru bicara kampanye Trump.

MenurutCNBC, akibat kondisi ekonomi AS yang lemah, mengancam kemampuan presiden untuk dipilih kembali.

Baca Juga: China Panggil Seluruh Warga Tionghoa di AS untuk Pulang, FBI Larang Keras Sampai Bongkar Strategi Negeri Tirai Bambu Itu

Sementara itu, menurut Politico kemungkinan Trump terpilih kembali sebagai presiden adalah 0%.

Sejak awal kepercayaan ekonomi Presiden Trump sangat berkurang, dengan 48,1% mendukung dan 48% menentang.

Kondisi ini juga memaksa Donald Trump diambang sasaran serangan politik oleh lawan politiknya, karena pemerintahan dianggap amburadul.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Julukan Negeri Terkuat Akhirnya Tumbang, Amerika Umumkan Untuk Pertama Kalinya Negaranya Alami Krisis Ekonomi Terhebat, Pemerintahan Trump Dianggap Amburadul

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Intisari Online