Buntut Panjang Pandemi Covid-19, PHK dan Kemiskinan Meningkat! Tanda-tanda Indonesia Terancam Resesi Ekonomi

Jumat, 24 Juli 2020 | 08:45

Ilustrasi resesi ekonomi

GridHype.ID - Imbas dari wabah virus corona memang tak main-main.

Kali ini kondisi perekonomian Indonesia sudah menunjukkan pelemahan.

Hal tersebut diungkapkan langsung olehEkonom Bank Permata, Josua Pardede.

Pandemi Covid-19 berikan pukulan telak pada perekonomian global.

Baca Juga: PNS Kembali Gigit Jari! Nasib Gaji ke-13 Belum Ada Kejelasan, Begini Penjelasan Sri Mulyani: Nanti Aja Yah

Sebagian besar negara maju dan berkembang berpotensi mengalami resesi pada perekonomiannya.

Pun demikian halnya dengan Indonesia.

Ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 sebesar 2,97%, melambah dari periode sama di tahun lalu yang tercatat 5,05%.

"Ini mengindikasikan bahwa produktivitas perekonomian baik dari sisi permintaan dan produksi mengalami penurunan," ungkapnya kepada Kompas.com, Senin (20/7/2020).

Baca Juga: Dulu Ngotot Mau Mandiri, Timor Leste Malah Terpuruk Usai Lepaskan Diri dari Indonesia, Bukannya Makmur Malah Jadi Negara Termiskin

Penurunan aktivitas ekonomi nasional berdampak langsung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh sebagian besar sektor usaha.

Termasuk pada sektor ekonomi non-formal akibat kebijakan PSBB di berbagai daerah di Indonesia.

PHK di sektor formal yang dilakukan oleh perusahaan, bersamaan dengan pekerja non-formal yang menurun tajam produktivitasnya.

Pada akhirnya mendorong penurunan pendapatan masyarakat yang kemudian berdampak pada penurunan pengeluaran konsumsi rumah tangga.

Baca Juga: 18 Tahun Melepaskan diri dari Indonesia, Timor Leste Masuk dalam Daftar Negara Miskin di Dunia Bahkan Masih Bergantung Barang Impor dari Negara Tetangganya

"Sebagian besar pekerja non-formal juga terdampak dengan penurunan pengeluaran konsumsi, dan bahkan turun kelas dari sebelumnya masyarakat berpenghasilan menengah menjadi penduduk rentan miskin, bahkan turun kelas menjadi masyarakat pra sejahtera," jelasnya.

Oleh sebab itu, perlambatan ekonomi domestik yang cukup signifikan, membuat Indonesia berpotensi mengalami resesi yakni ketika pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut negatif.

Pemerintah sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 akan kontraksi dikisaran minus 3,5% hingga minus 5,1%, dengan titik tengah di minus 4,3%.

Baca Juga: Sandang Nyonya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Siapa Sangka Perjalanan Karier Istri Wishnutama Penuh Liku

Pada kuartal III-2020 diharapkan ekonomi Indonesia kian membaik, meski tetap berpotensi tumbuh negatif, yakni dikisaran minus 1 persen hingga positif 1,2%.

"(Resesi) diperkirakan akan berdampak secara riil pada masyarakat dalam hal penurunan pengeluaran konsumsi masyarakat, sehingga mendorong potensi penambahan penduduk rentan miskin dan miskin," ungkapnya.

Senada, Direktur Riset Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, perekonomian dalam negeri tengah mengalami kontraksi dan ini sudah terlihat sejak kuartal II-2020 dan diperkirakan berlanjut ke kuartal III-2020.

Baca Juga: Lebih Unggul Dibanding Malaysia, Indonesia Diprediksi Akan Alami Pemulihan Ekonomi Tercepat di Bawah China

Imbasnya, kini banyak terjadi PHK sehingga meningkatkan jumlah pengangguran dan kemiskinan. Piter bilang, konsekuensi ini tidak bisa dicegah selama wabah masih berlangsung.

"Yang bisa dilakukan adalah mengurangi dampak sosialnya dengan menyalurkan bantuan sosial," kata dia.

Menurutnya, pemerintah hanya bisa menahan agar kontraksi ekonomi tidak semakin dalam, hal itu dilakukan dengan memberikan stimulus bagi dunia usaha dan bansos bagi masyarakat melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Juga melalui pelonggaran PSBB (agar ekonomi kembali bergerak)," kata dia.

Artikel ini telah tayang di GridFame.ID dengan judul Kabar Buruk! Indonesia Terancam Resesi, Ini Tanda-tanda Ada PHK Massal Hingga Angka Kemiskinan Makin Tinggi

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Grid Fame

Baca Lainnya