Dikenal Sebagai Negara yang Disiplin, Perusahaan Jepang Berikan Aturan Aneh Untuk Karyawannya, Jadwal Menikah dan Melahirkan Diatur Perusahaan

Rabu, 10 Juni 2020 | 20:15
Pixabay

Ilustrasi - air rebusan kacang hijau baik untuk meningkatkan gizi ibu hamil dan janin

Gridhype.id-Jepang memang dikenal sebagai salah satu dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi.

Masyarakat Jepang sangat menghargai waktu dan usaha yang mereka capai.

Tak heran jika orang-orang jepang dijuluki sebagaiwork holic.

Baca Juga:Selalu Berpergian dengan Kendaraan Umum, Pasangan Selebriti ini Mengaku Tak Miliki Mobil Pribadi, Garasinya Justru Jadi Tempat Gym

Jika di Indonesiaumumnya karyawan yang bekerja diberikan cuti bila akan melangsungkan pernikahan atau saat hamil.

Namun di Jepang, sepertinya cuti menikah dan cuti hamil menjadi hal yang mahal bagi pekerja.

Karyawan yang bekerja di Jepang harus mengikuti peraturan ketat yang dibuat perusahaan, salah satunya terkait dengan jadwal menikah dan hamil.

Hal tersebut diungkap oleh sejumlah pekerja di Jepang

Lantas, bagaimana hal itu bisa terjadi?

Baca Juga: Unik! 3 Toilet Umum ini Miliki Desain yang Tak Biasa, Salah Satunya Toilet Transparan yang Ada di Tengah Jalan

Dilansirdari artikel terbitan Dailymail tanggal 3 April 2018, pekerja Jepang diberi jadwal yang mendikte kapan mereka bisa menikah atau melahirkan.

Hal ini terungkap dari sebuah kejadian tak diduga.

Tren yang mengganggu ini pertama kali terungkap setelah suami seorang perawat mengaku bahwa istrinya hamil diluar jadwal yang ditentukan perusahaan.

Perawat tersebut diejek oleh atasannya yang mengatakan bahwa ia hamil di luar jadwal.

Sejak itu lusinan wanita lain datang untuk berbagi cerita yang sama.

Bahkan seorang wanita berusia 26 tahun mengatakan bahwa dia disuruh menunggu sampai usia 35 tahun untuk hamil.

Baca Juga: Selalu Berpergian dengan Kendaraan Umum, Pasangan Selebriti ini Mengaku Tak Miliki Mobil Pribadi, Garasinya Justru Jadi Tempat Gym

Keluhan akan penjadwalan ini awalnya disampaikan oleh seorang suami melalui sebuah surat yang ditujukan pada media lokal.

Surat tersbeut dikirim pada bulan Maret 2017.

Dlam suratnya pria itu mengaku sebagai suami seorang wanita yang bekerja sebagai pengasuh di penitipan anak di Prefektur Aichi, Jepang.

Dalm surat itu tertulis, "Delapan bulan dalam pernikahan kami, pada bulan Januari tahun ini, kami mengetahui bahwa istri saya sedang hamil.

Istri saya, yang merupakan pengasuh di tempat penitipan anak, tampak murung dan cemas atas berita itu.

Direktur di pusat penitipan anak tempat dia bekerja telah menentukan urutan kapan para pekerjanya bisa menikah atau hamil.

Tampaknya ada aturan yang tidak tertulis bahwa seseorang tidak boleh mengambil giliran mereka untuk hamil sebelum seorang karyawan senior.

Baca Juga: Benarkah Susu Baik Untuk Kesehatan Tulang? Jangan Sampai Salah, Ketahui 4 Mitos Soal Susu Berikut ini

Saya dan istri saya pergi bersama untuk meminta maaf.

"Kami minta maaf karena kami hamil," kata kami.

Direktur dengan enggan menerima permintaan maaf kami.

Tapi ia sejak saat itu, telah meneriaki istri saya dengan kata-kata kasar, seperti, "Bagaimana kamu bisa dengan egois melanggar peraturan?".

"Istri saya merasa bersalah memikirkan kondisi kerja keras rekan-rekannya."

Sementara itu direktur menganggap kami bersalah karena tidak merencanakan kehamilan dengan baik."

Baca Juga: Ditinggalkan Penduduknya, Begini Potret Seram Lembah Nagoro di Jepang yang Dipenuhi Oleh Boneka Menyerupai Manusia

Dalam surat tersebut pria itu menuliskan, "Siapa yang mendapat keuntungan dari giliran yang mereka tentukan untuk memiliki anak?".

Surat itu mendorong banyak pasangan lain mencurahkan permasalahan yang sama.

Pekerja-pekerja lain di Jepang mengaku bahwa mereka dipaksa untuk hidup dengan aturan yang serupa.

Yakni menunggu jadwal untuk menikah dan hamil.

Toko Shirakawa, seorang jurnalis yang khusus mengkaji tingkat kelahiran di Jepang mengatakan bahwa kebijakan ini umum terjadi.

Terutama di tempat kerja atau perusahaan yang mayoritas karyawannya adalah perempuan.

Tujuannya untuk memastikan beban kerja tersebar merata.

Dalam kasus lain, seorang wanita berusia 26 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan kosmetik di Mitaka daerah pinggiran Tokyo, mengatakan bahwa dia menerima sebuah email.

Baca Juga: Saking Minimnya Lahan Pemakaman, 4 Negara ini Buat Peraturan yang Melarang Warganya Untuk Meninggal, Salah Satunya Italia

Email tersebut berisi jadwal pernikahan dan kelahiran untuk dirinya dan 22 orang rekannya sesama karyawan perempuan.

Dalam email itu ada peringatan yang mengatakan, "pekerjaan akan dicadangkan jika empat orang atau lebih mengambil waktu libur yang sama. Perilaku egois akan dikenakan hukuman".

Wanita itu kemudian diberitahu oleh seorang supervisor bahwa dia harus menunggu sampai usia 35 untuk hamil.

"Bagaimana mereka akan bertanggung jawab jika saya menunda hamil dan kehilangan kesempatan saya untuk memiliki anak?," Katanya.

Jepang terkenal karena kondisi kerja yang berat dan jadwal hukuman yang telah menyebabkan beberapa karyawan meninggal di tempat kerja.

Di negara tersebut bahkan ada kosakata 'Karoshi'- yang berarti kematian karena terlalu banyak pekerjaan. (*)

Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul, Peraturan Aneh yang Harus Dipatuhi Pekerja di Jepang, Jadwal Menikah dan Melahirkan Harus Diatur Perusahaan

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber Grid.ID