Gridhype.id-Kesan menyeramkan bisa kamu dapatkan di Lembah Nagoro, desa terseram di Jepang yang hanya dihuni boneka ini.
Menjadi desa yang ditinggalkan, Lembah Nagoro kini hanya dihuni ratusan boneka yang ditata seolah-olah penduduk yangsedang beraktivitas.
Melansir laman Unusual Place, Lembah Nagoro terletak di pulau Shikoku, 550 kilometer di barat daya Tokyo, Jepang.
Lembah Nagoro adalah salah satu wilayah terpencil di Jepang yang memiliki penduduk kurang dari 100 orang.
Sebelum era reformasi, Lembah Nagoro adalah salah satu wilayah tambang dan industri yang ramai penduduk.
Terletak di tengah-tengah lembah barisan pegunungan di Pulau Shikoku yang dilintasi oleh aliran sungai berarus deras membuat Lembah Nagoro sempat menjadi primadona wisata dan industri di masanya.
Namun, seiring bertambah majunya teknologi dan perekonomian rakyat Jepang, lembah Nagoro lambat laun mulai kehilangan kilaunya.
Baca Juga: Tak Perlu Repot ke Dokter, 6 Bahan Alami ini Ampuh Bikin Gigi Kuning Jadi Putih Kembali
Satu per satu tambang dan pabrik industri yang sempat menjadi jantung utama Lembah Nagoro mulai gulung tikar karena terkendala masalah finansial.
Para penduduk pun secara perlahan mulai meninggalkan Lembah Nagoro demi masa depan yang lebih baik.
Pernah ditempati lebih dari 500 penduduk, Lembah Nagoro kini hanya memiliki 37 orang penduduk saja.
Salah satunya adalah Ayano Tsukimi, salah satu penduduk asli Lembah Nagoro yang berusia 67 tahun.
Ayano adalah salah satu penduduk Lembah Nagoro yang lahir dan tumbuh besar di wilayah tersebut.
Setelah bertahun-tahun mengadu nasib di Osaka, Jepang, Ayano akhirnya memutuskan untuk kembali ke Lembah Nagoro dan menghabiskan masa hidupnya disana.
Baca Juga: Jokowi Berencana Ganti Libur Nasional Lebaran Agar Warga Tetap Bisa Mudik ke Kampung Halaman
Namun akibat pertumbuhan laju ekonomi yang kuat, Ayano menemukan kampung halamannya tidak seramai dan semenyenangkan seperti dulu ketika ia masih kecil.
Terlebih lagi ketika harus menghadapi sedihnya ditinggalkan oleh sosok sang ayah.
Bertekad mengusir rasa sepi yang mengganggu hatinya, Ayano pun mulai membuat boneka kain yang mirip seperti sosok sang ayah.
Baca Juga: Jangan Lagi Menyimpan Tomat di Dalam Kulkas, ini Alasannya
Berawal dari itulah, Ayano akhirnya perlahan mulai membuat boneka lainnya yang mirip dengan tetangganya.
Alasan Ayano melakukan hal ini adalah untuk mengusir rasa sepi.
Boneka-boneka ini dibuat seukuran aslinya dengan tongkat kayu, koran untuk mengisi tubuh, kain elastis untuk kulit dan wol rajut untuk rambut.
Setelah jadi boneka-boneka ini disusun Ayano di seluruh pelosok Lembah Nagaro dalam berbagai aktivitas yang membuat mereka tampak hidup.
Mulai dari bekerja di ladang, menjaga toko hingga menunggu bus di halte.
Ayano bahkan mengisi gedung sekolahan yang ada di Lembah Nagaro dengan boneka buatannya.
Aksi yang dilakukan Ayano ini jelas menarik para turis tertarik mengunjungi Lembah Nagaro.
Kebanyakan mereka menganggap apa yang dilakukan Ayano ini tidak masuk akal dan membuat mereka takut.
Tapi tidak sedikit pula yang memuji hasil karya Ayano dan menganggapnya sebagai bentuk seni instalasi terbesar.
Sampai detik ini terdapat sekitar 300 boneka yang 'hidup' dan menggantikan penduduk asli Lembah Nagoro.
Nasib Nagoro mirip dengan nasib sebagian besar kawasan di Jepang, di mana jumlah populasi menurun, angka kelahiran rendah, dan harapan hidup yang tinggi.
Jepang berada di ambang menjadi negara "sangat tua" pertama di dunia, yang berarti bahwa 28 persen orang berusia 65 atau lebih.
Laporan pemerintah terbaru menunjukkan bahwa 27,7 persen dari total populasi Jepang yang berjumlah 127 juta telah berusia 65 atau lebih. Angka tersebut diperkirakan akan melonjak menjadi 37,7 persen pada tahun 2050.
Menurut para ahli, sekitar 40 persen dari 1.700 kota di Jepang didefinisikan "kehilangan penduduk". (*)
Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul, Potret Mengerikan Lembah Nagoro, Desa Paling Menyeramkan di Jepang yang Hanya Dihuni Boneka