Sedikit Bernapas Lega di Tengah Pandemi Virus Corona, Rupiah Menguat pada Kisaran Rp14 Ribu

Jumat, 05 Juni 2020 | 15:45
http://www.en.netralnews.com

Ilustrasi rupiah.

GridHype.ID - Pandemi virus corona memang menjadi momok mengerikan bagi semua orang.

Bagaimana tidak? Adanya wabah virus corona menimbulkan dampak di berbagai bidang.

Selain menginfeksi tanpa pandang bulu, virus corona juga menimbulkan dampak yang cukup besar.

Tak sedikit negara yang kesulitan akibat ekonomi yang porak-poranda akibat adanya virus corona.

Baca Juga: Kritisi Pemerintahan yang Akan Gunakan Dana Haji untuk Perkuat Rupiah, Rizal Ramli : Benar-benar Kehabisan Ide

Namun, baru-baru ini ada angin segar soal mata uang rupiah yang kini menguat.

Bak angin segar, PSBB di sejumlah wilayah juga dilonggarkan dengan banyak aturan terkait covid-19 demi perlahan memulihkan ekonomi.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup pada level Rp 14.095 per dollar AS, naik sekitar 2,22 persen atau 320 poin dibanding penutupan perdagangan hari sebelumnya, yakni Rp 14.416 per dollar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah mengatakan, penguatan rupiah yang terbilang cukup signifikan sebenarnya ditopang oleh faktor global dan domestik.

Baca Juga: Tinggalkan Gemerlap Dunia Hiburan dengan Berbisnis, Teuku Wisnu Malah Rugi Hingga Miliaran Rupiah

Di pasar keuangan global, nilai tukar dollar AS semakin melemah dipicu oleh 3 hal. Mulai dari ekonomi dunia yang berangsur pulih hingga adanya demo massa di AS.

Pertama, optimisme terhadap pemulihan ekonomi dunia menguat sejalan dengan dibukanya kembali kegiatan ekonomi di berbagai negara.

"Kedua, suku bunga simpanan US Dollar saat ini sangat rendah mendekati nol persen, bahkan banyak imbal hasil obligasi negara di sejumlah negara maju sudan negatif. Ketiga, meluasnya demo di seluruh Amerika," kata Nanang kepada awak media, Rabu (3/6/2020).

Baca Juga: 14 Kali Menang Lotere Senilai Miliaran Rupiah, Pria Romania ini Ternyata Andalkan Rumus Rahasia

Sementara dari sisi domestik, investor global mulai mencari kembali instrumen pasar dengan imbal hasil tinggi, karena imbal hasil dalam dollar AS dan sejumlah mata uang negara maju sudah sangat rendah.

Alhasil, para investor itu masuk kembali ke RI mengingat RI menawarkan persentase imbal hasil yang menarik, setelah sebelumnya minggat akibat kekhawatiran pandemi Covid-19.

"Tentunya dengan peringkat rating investment grade, yield SBN 10 tahun yang menawarkan imbal hasil 7,5 persen sangat menarik bagi investor global (yield hunting). Apalagi baru saja India menawarkan credit ratingnya di-downgrade," papar Nanang.

Baca Juga: Kembali Beroperasi Hari Ini, Jakarta Akan Mulai Jalani PSBB Transisi, Mal dan Rumah Ibadah Bakal Dibuka

Sebagai informasi, kembali tumbuhnya kepercayaan investor kepada RI terlihat pada lelang Surat Berharga Negara ( SBN) pada Selasa lalu.

Pada lelang itu, terjadi penawaran masuk hingga Rp 105 triliun, merupakan yang tertinggi sejak 28 Februari 2020. Sekitar 30 persen dari incoming bid tersebut berasal dari investor asing.

Investor asing yang tidak memperoleh dari lelang perdana, akhirnya masuk ke pasar sekunder pada hari ini.

Baca Juga: Menantang Maut! Pria Ini Nekat Temani 4 Pasien Positif Virus Corona Demi Buktikan Kebenaran Ganasnya Covid-19

Tak heran, yield SBN 10 tahun tembus di bawah 7 persen hari ini dan ditutup di angka 6,98 persen.

"Akhirnya, pasokan valas dari bank-bank luar negeri yang terkait dengan inflows ke SBN tersebut mendorong Rupiah menguat hari ini ke level Rp 14.050," pungkas Nanang.

Artikel ini telah tayang di GridStar.ID dengan judul Bak Angin Segar Kini Rupiah Makin Menguat Jadi Rp 14.000, BI Klaim Kepercayaan Investor Sudah Pulih(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber GridStar.ID