Masyarakat Berdesakan Padati Mall Demi Baju Diskonan, Garda Terdepan Penanganan Covid-19 Kembali Berduka

Rabu, 20 Mei 2020 | 17:35
kolase instagram.com/ikatandokterindonesia dan ist kompas

Seorang dokter meninggal saat masyarakat pilih berdesakan belanja baju

GridHype.ID - Publik kembali berduka setelahmeninggalnya seorang perawat bernama Ari Puspita Sari, kini kabar duka kembali datang dari garda depan Covid-19.

Pada Selasa (19/5/2020) malam, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan kabar meninggalnya dr Boedhi Harsono, anggota IDI Cabang Surabaya.

Kabar duka itu disampaikan PB IDI di akun instagram mereka, @ikatandokterindonesia.

Saat dikonfirmasi, Humas ID, dr. Halik Malik mengatakan dr Boedhi Harsono meninggal pada Senin (18/5/2020) malam di Surabaya.

Baca Juga: Sering Dicap Presenter Settingan, Ruben Onsu Blak-blakan Pilih Bisnis Ketimbang Karier di Dunia Hiburan

"Beliau dikabarkan meninggal semalam (Senin malam,-Red) sekitar jam 10 malam di waktu Surabaya," kata Halik, mengutip dari Tribunnews.com.

Menurut Halik, saat ini jenazah dr Boedhi sudah dimakamkan.

Lebih lanjut, Halik menerangkan, dr Boedhi sudah dirawat dalam beberapa hari terakhir.

Hal tes menunjukkan dr Boedhi positif terinfeski Covid-19.

Tidak hanya dr Boedhi, sang istri yang juga seorang dokter juga terinfeski virus corona dan saat ini sedang kritis.

"Beliau ini sama-sama kritis dengan istrinya di ICU, kondisinya sudah mendapatkan bantuan pernafasan dengan ventilator. Istrinya juga seorang dokter, saat ini istrinya masih dirawat. Jadi, suami istri positif Covid-19," terangnya.

Menurut Halik, dr Boedhi sudah tidak praktek karena sebelumnya sudah sakit.

Baca Juga: Ucapannya Dipelintir Sebut Tak Lagi Umumkan Kasus Positif Covid-19, Achmad Yurianto : Berita Ini Kok Nggak Sejalan

Sang istri-lah yang masih praktek dan kemudian terinfeksi virus corona.

Sementara itu, di luaran, masyarakat justru disibukkan dengan aktivitasnya berburu baju lebaran untuk menyambut Idulfitri.

Padahal hal ini tentu dilarang oleh pemerintah karena sejak awal pemerintah menganjurkan untuk melakukan physical distancing.

Bahkan beberapa wilayah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Salah satunya terlihat dari tumpukan pengunjung Mal CBD Ciledug Kota Tangerang yang videonya viral beberapa hari ini.

Kepala Bidang Penegakan Hukum Satpol PP Kota Tangerang Gufron Falfeli mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (17/5/2020).

"Itu (kerumunan) informasinya hari Minggu," tutur Gufron saat dihubungi melalui telepon, Selasa (19/5/2020), mengutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Lama Tak Bikin Sensasi, Barbie Kumalasari Muncul dengan Penampilan Baru, Mirip Krisdayanti?

Gufron mengatakan, sebenarnya mal tersebut diizinkan untuk tetap buka karena mengantongi izin sebuah hypermarket yang melayani kebutuhan dasar sehari-hari.

Namun, dengan penumpukan tersebut, lanjut Gufron, manajemen terlihat abai dengan persyaratan protokol kesehatan yang menjadi syarat operasional di masa PSBB.

Tak hanya di Ciledug, pusat perbelanjaan perabot rumah IKEA di Kawasan Alam Sutera juga sempat ramai pengunjung saat pemberlakuan PSBB.

Padahal, Kota di mana letak IKEA berada menjadi menyumbang angka kasus positif Covid-19 di Provinsi Banten.

Tanggapan sosiolog

Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo mengatakan, kondisi itu terjadi karena tiga hal.

Pertama, pemahaman masyarakat didasarkan pada situasi dan kondisi di lapangan.

Baca Juga: Bersikeras Soal Teori Konspirasi Corona, Jerinx SID Kritik Najwa Shihab Minta Berhenti Menyesatkan Masyarakat

Tidak semua warga membaca atau memahami penjelasan dari para ahli tentang aturan dan bahaya penyebaran virus corona tipe (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19.

"Mungkin dia sudah dengar, tapi dia lihat teman-temannya (beraktivitas) enggak ada masalah.

Dia lebih mengikuti apa yang ada di luar, jadinya imitationeffect," ujarnya mengutip dariKompas.com.

Itu menjadi sebab kedua, yaitu banyaknya orang yang melanggar aturan dan tidak mengindahkan bahaya Covid-19, membuat orang lain meniru hal itu, yang sebenarnya merupakan suatu pelanggaran.

Faktor lain, masyarakat masih belum terbiasa atau masih berat melepas kebiasaan di tengah pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19.

Ada dorongan besar yang tidak bisa terbendung untuk menjalankan budaya yang biasa dilakukan saat menjelang Lebaran. Salah satunya berbelanja.

Hal ini, kata Imam, juga dipengaruhi oleh ketidakpatuhan kolektif sudah dilakukan karena masyarakat yang cenderung meniru satu sama lain.

Baca Juga: Dijamin Tidak Cepat Basi, Begini Tips Ketupat Tetap Awet Beberapa Hari Setelah Lebaran

Artikel ini telah tayang di GridHits.ID dengan judul Garda Depan Covid-19 Kembali Gugur Saat Masyarakat Pilih Berburu Diskon Baju Lebaran

(*)

Editor : Linda Fitria

Sumber : GridHITS

Baca Lainnya