Pilih Jadi Mualaf, Mantan Pendeta Ini Rela Tinggalkan Harta dan Keluarganya: Saya Miskin tapi Hati Saya Kaya

Sabtu, 16 Mei 2020 | 08:35
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI

Keseharian Masngud memberishkan makam di lingkungan ponpes Al Hasani Kebumen

GridHype.ID - Kisah spiritual dari seseorang yang mendapatkan hidayah datang dari mantan pendeta ini.

Di saat banyak dari sebagian orang rela mengorbankan iman demi mengejar dunia.

Tetapi kisah Ibnu Masngud (55), seorang mualaf dari Mojokerto Jawa Timur membuktikan bahwa iman tak bisa dibayar dengan apapun di dunia.

Diketahui, Masngud merupakan mantan pendeta di sebuah gereja ternama di Mojokerto Jawa Timur.

Baca Juga: Adu Mulut Saling Banggakan Koleksi Mobil Masing-masing, Raffi Ahmad Bikin Komedian Andre Taulany Mati Kutu:‘Semua Mobil Lo di Sini Gak Bisa Nyangin Harga 1 Mobil Gue!’

Gerejanya pernah dibom teroris hingga menewaskan seorang anggota Banser NU yang siaga mengamankan gereja.

Tapi Masngud selamat dari insiden itu karena buru-buru melarikan diri.

Siapa sangka, Masngud justru memeluk Islam kemudian harinya.

Masngud mendapat hidayah setelah melihat bintang berbentuk lafaz Allah di langit pada malam hari.

Pria bernama asli Abraham Agus Setiono itu lalu datang sendiri ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, untuk menyatakan keimanannya.

Baca Juga: Lama Dipendam Selama 4 Tahun, Istri Ben Kasyafani Akui Lelah dengan Perdebatan yang Sering Terjadi dalam Rumah Tangganya, Ada Apa?

Masngud pun bertemu dengan almarhum KH Idris Marzuki, pengasuh Ponpes Lirboyo.

Sosok kyai karismatik itu seketika membuat tubuhnya gemetar.

Air matanya deras. Sang kiai merangkulnya hangat. Di hadapannya, Masngud berucap sahadat.

"Pas ucapkan kalimat sahadat sempat kesulitan, tapi juga bahagia," katanya.

KH Idris kemudian mengganti namanya dengan Ibnu Masngud (Mas'ud) yang artinya anak beruntung.

Masngud memang merasa sangat beruntung.

Ia bersyukur memperoleh nikmat yang tiada tara, yakni iman kepada Allah.

Karenanya, ia tak memberati dunia lagi setelah beriman.

Baca Juga: Mimpi Basah di Siang Hari Apakah Bisa Membatalkan Puasa? Yuk Simak Penjelasan Ahli

Ia tak segan menceraikan istri tercinta yang telah puluhan tahun menemani hidupnya.

Ia pun ikhlas melepas darah dagingnya.

Alasannya, mereka enggan mengikuti ajakannya untuk memeluk agama Islam.

Baginya iman tak bisa ditukar dengan apapun di dunia ini, bahkan keluarga sekalipun.

Karenanya ia tak ragu berucap selamat tinggal kepada orang-orang tercinta.

Bukan hanya keluarga, Masngud meninggalkan segala hasil jerih payahnya.

Seluruh harta, termasuk rumah mewah dan mobil, ia tinggalkan.

Ia memutuskan menutup masa lalunya total.

Baca Juga: Laku Keras Menjelang Lebaran, Kembali Terungkap Kasus Daging Sapi Palsu yang Ternyata Daging Babi, Begini Cara Bedakannya agar Tak Lagi Tertipu

"Saya tinggal semua, total. Karena saya punya keyakinan, di kehidupan yang baru, semua harus baru," katanya

Suatu ketika Masngud meminta izin kepada KH Idris untuk ikut Kiai Asyhari Muhammad Al Hasani atau Gus Hari, ulama muda asal Kebumen Jawa Tengah.

Sang kiai merestui dan meminta Hari untuk membimbing mualaf itu agar imannya terus terjaga.

Masngud pergi tak membawa bekal, kecuali beberapa setel baju dari pesantren Lirboyo.

Ia tinggal di pesantren yang diasuh Gus Hari, Ponpes Al Hasani, Desa Jatimulyo Alian Kebumen.

Di usianya yang semakin senja, Masngud masih bersemangat mempelajari Islam.

Baca Juga: Jangan Dibuang! Ampas Kopi Punya Manfaat untuk Kulit, Salah satunya Berfungsi Sebagai Eksfoliator

Ia membaur dengan santri lain untuk belajar Al Quran hingga kitab kuning yang menjadi ciri khas pendidikan pesantren, antara lain kitab fikih Fakhul Qorib.

Semakin dalam ia mempelajari Islam, Masngud mengaku keimanannya semakin mantap.

"Baca Al Quran sedikit-sedikit sudah bisa," katanya

Jika dulu ia berjaya saat menjadi pendeta, kini ia hanya warga biasa.

Tapi Masngud tak pernah menyesalinya. Gemerlap dunia hanya sekilas atau fana baginya.

Terpenting bagaimana ia bisa menjaga iman dan memperbanyak amal di sisa umurnya.

Karenanya, ia tak segan menjalani pekerjaan apapun asal halal.Di luar aktivitasnya memperdalam agama Islam dan membersihkan makam, Masngud masih ulet bekerja.

Baca Juga: Lakukan Autopsi pada Pasien Virus Corona, Para Peneliti Terkejut Saat Temukan Organ Dalam Pasien dalam Kondisi Mengerikan, Organ Ini Ditemukan Rusak Parah!

Ia dipercaya menjadi tukang kebun di sekolah.

Selain itu, Masngud juga tak canggung menjadi pemulung.

Ia memungut barang rongsok di tempat sampah yang bisa ditukar dengan rupiah.

Bagaimanapun, ia harus bisa mencukupi kebutuhan dasarnya sebagai bekal untuk ibadah.

Masngud memang kini tidak punya apa-apa. Kehidupan ekonominya telah berbalik.

Tapi ia percaya, di balik kesusahannya, Allah memberikan yang terbaik baginya.

"Dulu harta mewah, semua ada, istri cantik. Sekarang secara manusia, saya miskin, tapi hati saya kaya, hidup saya nyaman sekarang," katanya

Masngud pun merasa anugerah Allah kembali datang padanya.

Baca Juga: Sekian Lama Menanti Hadirnya Sang Buah Hati, Shandy Aulia Murka dengan Komentar Pedas Netizen yang Sebut Anaknya Kurang Gizi hingga Lakukan Hal Berani Ini

Di usianya yang sudah kepala lima, ia dipertemukan dengan gadis salehah yang bisa menerima kekurangannya.

Sariasih (30), gadis yang memiliki usaha warung kini telah menemani hari-harinya yang sepi.

Keduanya telah terikat janji suci.Tak sekadar mendampingi, sang istri pun setia mengajarinya membaca Al Quran.

Masngud masih memiliki cita-cita yang belum terpenuhi. Bukan urusan duniawi pasti.

Sebagaimana keinginan setiap umat Islam, ia pun ingin sekali pergi haji ke Baitullah untuk menyempurnakan rukun Islam.

"Insya Allah saya ingin ke Baitullah," katanya.

Baca Juga: Sekian Lama Menanti Hadirnya Sang Buah Hati, Shandy Aulia Murka dengan Komentar Pedas Netizen yang Sebut Anaknya Kurang Gizi hingga Lakukan Hal Berani Ini

Artikel ini telah tayang di GridHot.ID dengan judul Mantan Pendeta Ini Pilih Tinggalkan Harta dan Keluarga Demi Memeluk Agama Islam, Kehidupannya Langsung Terbalik 180 Derajat di Kebumen: Saya Miskin, Tapi Hati Saya Kaya

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Grid Hot

Baca Lainnya