Ditinggal Sang Ibu Saat Baru Berusia 4 Hari, Kisah Hidup Putra R.A. Kartini Ini Jarang Diungkap ke Publik, Kenapa?

Selasa, 21 April 2020 | 16:35
Tribun jual beli

kolase R.A. Kartini dan Soesalit Djojodiningrat

GridHype.ID - Tepat hari ini, 21 April 2020 menjadi hari yang spesial bagi semua perempuan Indonesia.

Pasalnya pada hari inilah diperingati Hari Kartini.

Hari ini menjadi momen bagi semua perempuan Indonesia untuk mengenang jasa dari R.A. Kartini.

Baca Juga: Banyak Orang yang Mulai Percaya Teori Konspirasi Asal Muasal Munculnya Virus Corona karena Alasan Ini

Di mana dia dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

Sebagai salah satu tokoh nasional yang namanya sangat terkenal, mungkin kamu tidak begitu tahu bahwa Kartini memiliki anak.

Ya, R.A. Kartini punya seorang anak laki-laki bernama Soesalit Djojoadhiningrat.

Namun sedihnya, Soesalit Djojoadhiningrat sudah ditinggal ibunya sejak ia kecil.

Hanya berselang 4 hari setelah kelahirannya, ibunya, R.A. Kartini, meninggal dunia.

Saat itu, ayah Soesalit Djojoadhiningrat adalah seorang Bupati Rembang bernama Raden Mas Adipati Ario Djojodiningrat.

Tak lama setelah kematian ibunya, Soesalit lagi-lagi merasakan kehilangan pada usia muda.

Baca Juga: Meski Terdengar Aneh, Makan 6 Siung Bawang Putih yang Dipanggang Bisa Mengecilkan Perut Buncit!

Pada usianya 8 tahun, ayahnya, Ario Djojodiningrat meninggal dunia.

Dalam usianya yang masih muda, Soesalit sudah merasakan kehilangan sosok ayah dan ibu.

Beruntungnya saudara tiri tertuanya, Abdulkarnen Djojodhinigrat mau mengurus Soesalit.

Abdulkarnen bahkan mengurusi Soesalit dari urusan sekolah hingga pekerjaan.

Abdulkarnen juga ini nantinya memangku jabatan Bupati Rembang menggantikan ayah Soesalit.

Diketahui Soesalit bersekolah di sekolah yang sama dengan R.A. Kartini dulu, yaitu Europe Lager School (ELS).

Sekolah ini merupakan sekolah elit untuk anak Eropa dan pembesar Pribumi.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Sering Pamer Kemesraan dengan Atta Halilintar, Ibundanya: Kalau Cocok Jangan Dipersulit!

Setelah lulus dari ELS, Soesalit melanjutkan pendidikannya di Hogare Burger School (HBS) Semarang dan berlanjut ke Recht Hoge School (RHS) Jakarta.

Beberapa tahun kemudian Soesalit ditawari pekerjaan oleh kakak tirinya.

Namun di luar dugaan ternyata sang kakak Abdulkarnen memasukkan adik tirinya ini ke Politieke Inlichtingen Dienst (PID) yang merupakan polisi rahasia Belanda.

Rasa bimbang selalu dirasakan Soesalit saat menjadi polisi rahasia ini.

arsip nasional dan KITLV
arsip nasional dan KITLV

Kolase R.A. Kartini dan Soesalit Djojoadhiningrat

Karena ia sebagai pejuang bangsa dan harus memata-matai bangsanya sendiri.

Setelah Jepang masuk ke Indonesia, akhirnya Soesalit dapat keluar dari PID dan bergabung dengan Tentara sukarela Pemela Tanah Air (PETA).

Melansir dari kompas.com, sejarawan Hendri F. Isnaini menjelaskan, selama perang kemerdekaan putra Kartini ini menjadi panglima di Divisi III Diponegoro.

Baca Juga: Punya Niat Jahat, Australia Malah Takut dengan Kekuatan Kapal Selam Milik TNI AL

Soesalit juga pernah bergerilya di Gunung Sumbing saat Agresi Militer belanda II.

Namun karier militer Soesalit tidak begitu baik.

Pada saat berpangkat jendral Mayor atau sekarang dikenal Mayor jendral, Soesalit pernah diturunkan pangkatnya.

Dari jendral Mayor menjadi Kolonel kemudian diturunkan lagi menjadi Kementrian Perhubungan.

Namun pada peristiwa Madiun 1948 menjadi awal penderitaan Soesalit.

Pada saat pemberontakan komunis, pemerintah mendapat dokumen berisi nama Soesalit sebagai "Orang yang Diharapkan".

Baca Juga: Penelitian Sebut Kematian Pasien Pria Karena Covid-19 Lebih Banyak daripada Wanita, Mengapa?

Singkat cerita, Soesalit pun menjadi tahanan rumah dan pangkatnya diturunkan.

Ia menjadi pejabat di Kementrian Perhubungan dengan pangkat militer tak berbintang.

Soesalit wafat di RSAP 17 Maret 1979.

Satu pesan yang diwariskan Soesalit adalah agar keturunannya tak membangga-banggakan dirinya sebagai keturunan R.A. Kartini dan selalu rendah hati. (Aditya Eriza Fahmi)

(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Tak Seperti Ibunya, Kisah Soesalit Djojoadhiningrat, Putra Semata Wayang R.A Kartini Ini Jarang Diketahui, Ternyata Dia Pernah Terseret Pusaran Komunisme

Tag

Editor : Ruhil Yumna

Sumber Intisari