Penelitian Sebut Kematian Pasien Pria Karena Covid-19 Lebih Banyak daripada Wanita, Mengapa?

Selasa, 21 April 2020 | 09:35
freepict.com

Penelitian sebut pasien pria lebih banyak meninggal

GridHype.ID - Saat ini, pandemi Covid-19 masih jadi momok di seluruh dunia.

Berbagai upaya pun dilakukan untuk menanggulangi Covid-19, mulai dari aturan lockdown, hingga social distancing.

Namun nyatanya sampai saat ini mata rantai penyebaran virus Covid-19 belum terputus.

Apalagi korban meninggal di seluruh dunia pun masih terus bertambah.

Baca Juga: Mengelak Negaranya Masih Bebas Covid-19, Kim Jong Un Justru Kebut Proyek Rumah Sakit, Pekerjanya Sampai Harus Alami Kondisi Memprihatinkan

Muncul dengan tingkat kematian di bawah 3%, virus corona jenis baru ini dicurigai telah bermutasi dan berkembang menyesuaikan cuaca di suatu wilayah dan inangnya.

Indonesia sendiri sempat mencatat angka kematian mencapai presentasi 8,5 persen.

Perlu diketahui, angka kasus kematian akibat Covid-19 ini banyak terjadi pada pria.

Tren ini telah direplikasi di semua negara, akan tetapi, para ilmuwan belum bisa memahami penyebabnya.

Baca Juga: Khawatir Puasa Ramadan Saat Pandemi Virus Corona? Ini Tips Biar Kamu Tak Gampang Terinfeksi Covid-19

Namun, berdasarkan sejumlah studi yang dilakukan, faktor risiko Covid-19 ini umumnya didasarkan pada usia dan kondisi kesehatan.

Akan tetapi, seperti dilansir dari The Guardian, Minggu (19/4/2020), Covid-19 semakin jelas mendeskriminasi berdasarkan jenis kelamin.

Berdasarkan data terbaru dari Kantor Statistik Nasional di Inggris menunjukkan laki-laki hampir dua kali lebih mungkin meninggal akibat penyakit Covid-19 yang disebabkan infeksi virus corona, SARS-CoV-2.

Pertama kali, tren ini terlihat di China, di mana dalam suatu analisis menemukan tingkat kematian pada pria yang terinfeksi Covid-19 sebesar 2,8 persen.

Baca Juga: Kabar Gembira! Amerika Serikat Berhasil, Sebagian Besar Sudah Keluar Setelah Lakukan Uji Coba Vaksin Virus Corona ke 125 Pasien Covid-19

Sedangkan pada wanita, potensi kematian akibat virus corona ini hanya mencapai 1,7 persen.

Sejak itu, pola tersebut telah terjadi juga di Perancis, Jerman, Italia, Iran, Korea Selatan dan sekarang di Inggris.

Di Italia, sebanyak 71 persen kematian akibat virus corona terjadi pada pria.

Sedangkan di Spanyol, data terbaru yang dirilis menunjukkan jumlah pria yang meninggal dua kali lebih dibandingkan wanita.

Baca Juga: Wajah Pasien Covid-19 di Wuhan Berubah, Kulit Tiba-tiba Menghitam Seperti Terbakar, Ahli Duga Karena Hal Ini

Sementara itu, di Inggris tercatat dari 4.122 kematian yang terdaftar, jumlah kematian pada pria sebanyak 2.523 kematian dan pada wanita ada 1.599 kematian.

Jadi, kenapa pria lebih rentan?

Profesor Sarah Hawkes, direktur UCL Center for Gender and Global Health, tidak dapat memastikan penyebabnya.

Awalnya, merokok direkomendasikan sebagai kemungkinan penyebab risiko kematian akibat Covid-19 ini.

Baca Juga: Hiraukan Imbauan Social Distancing, 16 Pria Diduga Gay Kepergok Mandi Bareng di Pemandian Air Panas, Petugas Terkejut Lihat Isi HP

Di China, hampir 50 persen pria, merokok dan hanya 2 persen wanita yang merokok di negara tersebut.

Selain itu, perbedaan mendasar dalam kesehatan paru-paru pria, diasumsikan berkontribusi pada gejala yang lebih buruk, dari infeksi virus corona, SARS-CoV-2 ini.

Perokok pria lebih berisiko

Hipotesis merokok sebagai penyebab kematian paling berisiko dari wabah virus corona ini telah dirangkum dalam sebuah makalah yang diterbitkan bulan lalu.

Dalam makalah tersebut menemukan, sebanyak 12 persen perokok memiliki gejala ringan, tetapi 26 persen dari mereka berakhir dalam perawatan intensif atau meninggal.

Baca Juga: Ramai Beredar Foto Ariel Noah Berpakaian Tenaga Medis Bak Relawan Covid-19, Ternyata Inilah yang Ia Lakukan Sebenarnya

Merokok ternyata juga dapat menjadi cara pertama penularan infeksi virus corona.

Sebab, perokok lebih banyak menyentuh bibir dan mungkin berbagi rokok yang terkontaminasi.

Faktor perilaku berdasarkan gender

Sementara, faktor-faktor perilaku yang berbeda antar gender, mungkin juga dapat berperan dalam kerentanan seseorang terhadap penularan virus corona ini.

Dalam beberapa penelitian menunjukkan, pria cenderung mencuci tangan tanpa sabun.

Baca Juga: Dua Kali Tes Swab Dinyatakan Negatif, Pasien Sembuh Covid-19 di Lumajang Meninggal Dunia

Lebih sedikit dari mereka yang mencari perawatan medis dan lebih cenderung mengabaikan nasihat masyarakat.

Ini adalah generalisasi besar, tetapi di seluruh populasi di dunia menempatkan pria pada risiko yang lebih besar di tengah pandemi ini.

Faktor biologis

Kendati demikian, pemahaman lain tentang risiko kematian akibat Covid-19 pada pria terus berkembang.

Para ahli menilai adanya faktor biologis yang lebih besar potensinya dalam berkontribusi terhadap angka kematian Covid-19 pada pria.

Baca Juga: Warganya Dikenal dengan Perilaku Hidup Santai dan Susah Diatur, Tenyata Begini Cara Pemerintah Australia Tangani Covid-19 Hingga Berhasil Tekan Angka Kematian

Sementara ada proporsi yang lebih tinggi dari perokok pria di banyak negara.

Di Inggris, 16,5 persen pria merokok dibandingkan dengan 13 persen wanita dan perbedaannya tidak separah di China.

Akan tetapi pria terus terwakili dalam statistik Covid-19.

"Pengamatan yang berkembang tentang peningkatan mortalitas pada pria terus terjadi di China, Italia dan Spanyol. Kami melihat ini di berbagai negara dan budaya yang sangat beragam," kata Sabra Klein, profesor di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health.

Klein tidak berpikir jika merokok menjadi faktor utama penyebab tingginya kematian Covid-19 pada pria.

Baca Juga: Ngilu! Bayi Ini Hebohkan Warga Samarinda Lantaran Menangis Darah Usai Disuntik Vaksin, Usut Punya Usut Hal Inilah yang Terjadi

Respons kekebalan tubuh pada pria

Sementara itu, dalam penelitian sebelumnya, mengungkapkan laki-laki memiliki respons kekebalan antivirus bawaan yang lebih rendah terhadap berbagai infeksi, termasuk hapatitis C dan HIV.

Studi pada tikus dalam penelitian ini, juga berlaku untuk infeksi virus corona, meskipun penelitian secara khusus belum dilakukan terhadap Covid-19.

"Sistem kekebalan tubuh mereka (laki-laki) mungkin tidak langsung merespons dengan tepat ketika infeksi awal virus," jelas Klein.

Hormon juga dapat berperan dalam potensi infeksi virus corona.

Baca Juga: Atasi Virus Corona Bukan dengan Obat Atau Vaksin, Xi Jinping Justru Tawarkan Cara Ini dalam Menangani Covid-19

Sebab, hormon estrogen telah terbukti meningkatkan respons antivirus sel-sel imun.

Bahkan, ada banyak gen yang mengatur sistem kekebalan tubuh yang dikodekan pada kromosom X.

Pada pria hanya ada satu kromosom X, sedangkan pada wanita memiliki dua kromosom X.

Oleh karena itu, kemungkinan beberapa gen yang terlibat dalam respons kekebalan tubuh saat infeksi virus, baik itu pada virus corona, Covid-19, lebih aktif pada wanita, dibandingkan pada pria.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kematian Pria Akibat Virus Corona Lebih Tinggi, Ini Penyebabnya"

(*)

Tag

Editor : Linda Fitria

Sumber Kompas.com