Miris! Tukang Becak Ini Babak Belur Setelah Dituduh Maling Saat Ingin Buang Air, Kronologinya Memprihatinkan

Selasa, 21 April 2020 | 11:15
Instagram @_infocegatansolo

Segerombol satpam tega pukuli tukang becak di Solo karena di kira mencuri meski tanpa bukti

GridHype.ID - Belum lama ini pemerintah telah membebaskan narapidana untuk mencegah penularan dan penyebaran virus Covid-19 di dalam lapas.

Hal tersebut menuai pro dan kontra, karena ditengah pandemi dan situasi ekonomi yang sedang krisis seperti saat ini akan semakin banyak kejahatan yang dilakukan.

Bahkan beberapa narapidana yang bebas setelah mendapat program asimilasi dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dilaporkan kembali melakukan tindakan kriminal.

Bahkan di kota Solo juga dikejutkan dengan seorang tukang becak yang tengah viral diperbincangkan publik karena diduga melakukan pencurian.

Baca Juga: Biasanya Panen Pujian, Nia Ramadhani Dibilang Kebanting saat Foto Bareng Artis Ini, Padahal Lebih Tua 5 Tahun

Bak ketiban sial, seorang pria nahas tersebut harus babak belur bersimbah darah karena dipukuli segerombol satpam.

Mirisnya, tukang becak itu mendadak dipukuli satpam lantaran dituding sebagai maling meskipun tanpa bukti yang jelas.

Usut punya usut, pria yang menjadi korban tindak arogansi satpam tersebut bernama Ngadino Cipto Wiyono.

Ngadino menjadi viral karena insiden yang dia alami di Museum Keris Solo, Sabtu (18/4/2020) lalu.

Baca Juga: Penelitian Sebut Kematian Pasien Pria Karena Covid-19 Lebih Banyak daripada Wanita, Mengapa?

Kasus ini bahkan menyita perhatian Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Kepada Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo dan Kapolresta Solo, Kombes Andy Rifai, Ganjar meminta kasus ini diusut tuntas.

Lalu, seperti apa sebenarnya kisah ini versi korban?

Kejadian itu dialami seorang pengayuh becak, Ngadino Cipto Wiyono di depan pos satpam Museum Keris Solo pada Jumat (17/4/2020) pukul 15.30 WIB.

Menantu Ngadino, Toni Handriyanto menceritakan kejadian dugaan penganiayaan terjadi seusai mertuanya menurunkan penumpang di selatan Museum Keris.

Baca Juga: 4 Kali Menikah, Andi Soraya Kini Hidup Enak Usai Dipersunting Pengusaha Kaya Asal Makassar, Intip Kehidupan Mereka

Setelah itu, Ngadino bermaksud menumpang buang air di sebuah toilet yang terletak di Museum Keris Solo.

"Kemudian melompat pagar, maksudnya cuma mau kencing, setelah mau balik diteriaki maling," tutur Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).

Menurut Toni, Ngadino sebenarnya sudah biasa mangkal di daerah Museum Keris.

Bahkan, Ngadino sudah mangkal di sana sejak 1982, dan memang sudah biasa numpang buang air di Museum Keris.

"Harusnya satpam sudah hafal, tapi ini satpam memang arogan," ujar Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).

Baca Juga: Usai Ribuan Cacing di Solo, Kini Muncul Ubur-ubur di Probolinggo hingga Tutupi Permukaan Sungai

Setelah naik pagar, Ngadino diteriaki maling dan dikeroyok satpam Museum Keris.

"Tanpa pemberitahuan dipukuli, bapak sudah coba memberi kejelasan, tapi sama sekali tidak didengar tetap disalahkan terus," imbuhnya membeberkan.

Tiga oknum satpam kemudian diduga melakukan pemukulan dengan tangan kosong dan tongkat kayu mengarah ke wajah Ngadino.

"Memukulnya pakai benda dan tangan kosong, juga tendangan, saya pikir satpam mungkin interogasi dulu ngapain kamu kesini, tapi tidak, malah main hakim sendiri," ujar Toni.

Insiden ini sempat terekam, dan videonya beredar di media sosial.

Baca Juga: Hiraukan Imbauan Social Distancing, 16 Pria Diduga Gay Kepergok Mandi Bareng di Pemandian Air Panas, Petugas Terkejut Lihat Isi HP

Seusai mendapatkan perlakuan itu, Ngadino tidak diperbolehkan pulang dan dibawa ke Kantor Kelurahan Sriwedari.

"Petugas kelurahan cuma ada dua orang, oknum satpam itu bilang, ini habis lompat pagar, setelah itu ditinggal tanpa kejelasan," kata Toni.

Petugas Kelurahan Sriwedari kemudian menelpon Polsek Laweyan supaya segera datang ke kantor kelurahan.

"Petugas polsek datang terus tanya kronologi kejadiannya bagaimana, terus dijelaskan sama bapak saya," jelas Toni.

"Setelah dijelaskan, muka bapak dibersihkan dan diberi Betadine, terus suruh pulang, tanpa pelaku ditanyai," imbuhnya membeberkan.

Baca Juga: Wajah Pasien Covid-19 di Wuhan Berubah, Kulit Tiba-tiba Menghitam Seperti Terbakar, Ahli Duga Karena Hal Ini

Ngadino kemudian pulang ke rumah di daerah Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

"Pukul 19.00 WIB, saya diberi kabar, langsung keluar dan saya ajak periksa ke Rumah Sakit dr Oen Solo Baru," ucap Toni.

Keluhkan Layanan Polisi

Keluarga Ngadino kini telah melaporkan dugaan penganiayaan yang dilakukan 3 oknum satpam ke Polresta Solo.

Kejadian itu terjadi di depan pos satpam Museum Keris Solo, Jumat (17/4/2020) sekira pukul 15.30 WIB.

Menantu Ngadino, Toni Handriyanto mengaku pihak keluarga sebetulnya sudah mencoba melapor ke Polsek Laweyan.

Baca Juga: 5 Tradisi Mengerikan NSuku Aztec, Salah Satunya Menjual Anak Kandung Sendiri Sebagai Budak Untuk Lunasi Hutang

"Baru malamnya, saya langsung ke Polsek buat laporan, sama sekali tidak ada tanggapan, saya tunggu sampai Sabtu siang," aku Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).

"Polsek harusnya diinterogasi, ini cuma kayak ditulis tangan identitas korban terus disuruh pulang," imbuhnya membeberkan.

Toni kemudian dibantu seorang yang diduga Bhabinkamtibnas Grogol melapor ke Polresta Solo.

"Sabtu sekira pukul 14.00 WIB buat laporan ke Polresta Solo," katanya.

Pihak keluarga sampai saat ini tengah menunggu proses lanjutan kasus dugaan penganiayaan yang menimpa Ngadino.

"Masih nunggu proses dari pihak Polres Solo," ujar Toni.

"Nanti mediasi dulu tidak apa-apa, pihak keluarga nuntut keadilan," tandasnya.

Baca Juga: Digemari Banyak Orang Belakangan Ini hingga Jadi Minuman Viral, Awas! Minum Dalgona Coffee Berlebih Bisa Turunkan Imunitas Loh

Artikel ini telah tayang di GridPop.ID dengan judul VIRAL! Dituding Sebagai Maling Tanpa Bukti, Tukang Becak di Solo Ini Babak Belur Dipukuli Segerombolan Satpam, Terungkap Kronologi Kejadiannya yang Bikin Hati Miris

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : GridPop.ID

Baca Lainnya