Remaja 15 Tahun yang Tega Bunuh Bocah Ini Diperiksa Dokter Jiwa, Begini Prosesnya

Rabu, 11 Maret 2020 | 19:45
TribunJakarta.com/Dion Arya Bima Suci

Kasus pembunuhan oleh remaja 15 tahun terhadap bocah 5 tahun.

GridHype.ID - Sempat viral seorang remaja inisial NF (15) tega membunuh anak tetangganya sendiri AP (5) di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Saat ini NF tengah menjalani observasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Sudah sejak Minggu (8/3/2020) sore NF tiba dan langsung menjalani observasi dihadapan tim dokter yang memeriksanya.

Kepala Tim Dokter Jiwa Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Henny Riana, menjabarkan proses observasi yang akan dijalani NF.

Baca Juga: Remaja 15 Tahun Bunuh Bocah, Yuk Kenali Tanda-tanda Psikopatik pada Anak

"Sekarang diisolasi di satu ruang khusus, baru mulai pemeriksaan hari ini. Ini hari pertama pemeriksaan," kata Henny di RS Polri Kramat Jati, Senin (9/3/2020).

Lantaran baru diperiksa, tim dokter psikiatri jiwa forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati belum bisa memastikan kondisi kejiwaan NF.

Pemeriksaan NF ditarget rampung maksimal dalam waktu 14 hari kerja, namun lama pemeriksaan dapat berubah.

Henny menuturkan status NF yang masih anak di bawah umur mendapat pendampingan khusus selama pemeriksaan.

Baca Juga: Warga Trauma Pasca Insiden Pembunuhan, Keluarga Remaja 15 Tahun Terancam Diusir dari Tempat Tinggalnya

Orangtua dan orang terdekat NF akan dilibatkan guna menelusuri alasan yang mendasari gadis ABG tersebut berbuat nekat.

"Kita akan cari dari sumber lainnya, apakah masa kecil anak ini seperti apa? Ada yang kita tanyakan kepada yang bersangkutan, orangtua, atau orang di sekitarnya," tutur dia.

Dalam kasus ini, polisi menyita bukti-bukti di antaranya 13 lembar HVS berisi gambar dominan gadis sedang menangis atau marah karya NF.

Tak hanya gambar, di lembar yang sama ada tulisan berisi curahan hati NF.

Baca Juga: Punya Kelainan! Usai Bunuh Korban, Remaja Ini Masih Sempat Tulis Status di Media Sosial

Menurut polisi, ada potongan kalimat yang nadanya dialamatkan untuk sang ayah.

Tim dokter bakal memeriksa gambar dan tulisan karya NF tersebut dan ini satu metode dalam observasi jiwa.

"Itu salah satu proses pemeriksaan, jadi analisa gambar, karangan, dan sebagainya," kata Henny.

Gambar dan karangan yang diperiksa tak hanya karya NF sebelum menghabisi APA, tapi juga setelah berstatus tersangka.

Baca Juga: Psikolog Tika Bisono Ungkap Penyebab Remaja 15 Tahun Bunuh Bocah, Perlakuan Orangtua Bisa Jadi Pemicu

Dari pemeriksaan tersebut tim dokter psikiatri jiwa forensik menentukan bagaimana kondisi kejiwaan NF.

"Disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau cuman kertas dan gambar kami sediakan, memang itu bagian dari pemeriksaan (jiwa)," ujarnya.

Tim dokter psikiatri jiwa forensik pun harus mengenalkan dirinya kepada NF agar saat pemeriksaan mau terbuka.

"Kita baru pemeriksaan tahap awal, mulai dari pendekatan sebagai dokter dan terperiksa, dalam hal ini pasien," tutur Henny.

Baca Juga: Remaja 15 Tahun yang Tega Bunuh Anak Tetangganya Ini Juga Ingin Ayahnya Mati

Selain dokter psikiatri jiwa forensik, dokter saraf turut dilibatkan selama NF menjalani observasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Pelibatan sejumlah ahli ini guna mendukung proses observasi yang metodenya sudah ditentukan dokter psikiatri jiwa forensik.

"Pemeriksaan psikometri, pemeriksaan tim pskilog. Kalau dibutuhkan dari spesialis anak, dari spesialis neurologi, dan tim lainnya," kata Henny.

"Sesuai kaidah kedokteran, kita tim dalam hal ini dari dokter psikiater. Ada tim dari pskilog, ada dokter spesialis lainnya," sambung dia.

Baca Juga: Kisah Remaja yang Hidup dengan 3 Suara dan Berkepribadian Berbeda, Buat Dirinya Frustasi Hingga Nyaris Bunuh Diri

Jumlah dokter ahli yang terlibat dalam observasi selama maksimal 14 hari kerja disebut Henny berkisar 10 orang.

Dia menuturkan wawancara mendalam yang dilakukan dokter psikiatri jiwa forensik tak sekedar wawancara.

Tim dokter sudah menyusun pertanyaan terstruktur yang bertujuan 'mengorek' sosok ABG berstatus tersangka.

"Kalau wawancara psikiatri lebih terstruktur, ada hal-hal tertentu yang kita cari. Gejala-gejala tertentu," kata dia.

Baca Juga: Remaja yang Tega Habisi Nyawa Bocah 5 Tahun ini Sering Gambar Sketsa yang Dianggap Mengerikan, 7 Gambar Para Psikopat Dunia ini Juga Bisa Bikin Bulu Kuduk Berdiri

Otak NF Diteliti

Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti mengatakan kasus NF bukan hal baru dalam ranah psikiatri jiwa forensik.

Dalam ranah psikiatri jiwa forensik, kurangnya atau tak punya empati jadi sebab seseorang tega menyakiti hingga membunuh orang lain.

"Ada (orang puas setelah membunuh). Karena bicara tentang pertumbuhan bagian otaknya, yang membuat rasa baik hati, menolong, empati itu tumbuh atau tidak," kata Hastry di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Rabu (11/3/2020).

Baca Juga: Muak dengan Tradisi Sukunya Sendiri, Remaja 14 Tahun ini Beberkan Ritual Bagi Para Gadis Sebelum Menikah, Para Orangtua Bahkan Menyewa Lelaki Untuk Memperkosa Anaknya Sendiri

Empati adalah kemampuan seseorang untuk ikut merasakan penderitaan orang lain disertai tindakan membantu sesama.

Alasan minimmya empati pada gadis ABG yang dikenal cerdas ini sedang ditelusuri tim dokter psikiatri jiwa forensik.

"Lagi dilihat, lagi diteliti dari bagian dalam otaknya. Penyebabnya bisa berbagai macam, dari genetik, lingkungan, faktor kebiasaan," ujarnya.

Hal ini membuat pemeriksaan jiwa NF tak hanya melibatkan dokter psikiatri jiwa forensik, tapi juga ahli saraf dan lainnya.

Baca Juga: Remaja Jebolan Ajang Pencarian Bakat Ini Tega Tendang Kepala Ibunya, Tak Tahan Lihat Perilakunya Sang Adik Sampai Minta Tolong ke Tetangga

Hastry menuturkan aspek kepribadian, tontonan, bacaan yang dikonsumsi ikut mempengaruhi rasa empatinya tak tumbuh.

"Itu mempengaruhi, nah dasarnya tidak memiliki empati lagi diteliti lebih lanjut. Nanti penjelasan lebih pastinya dokter spesialis jiwa atau psikiatri jiwa forensik," tuturnya.

Ia menduga tontonan mengandung unsur kekerasan hingga pembunuhan menginspirasi pelaku tindak kejahatan.

Baca Juga: Bikin Geger! Remaja Jebolan The Voice Indonesia Aniaya Ibu Sendiri Karena Masalah Sepele

Menurut Hastry, tayangan atau produk lain yang dikonsumsi bukan jadi sebab awal seseorang melakukan tindak kekerasan dan kriminal.

"Itu mempengaruhi, nah dasarnya tidak memiliki empati. Makanya saat ini lagi diperiksa, didekati. Tidak hanya pemeriksaan secara fisik, secara laboratorium juga," kata Hastry.

Pengaruh tontonan atau bacaan yang dikonsumsi mempengaruhi tindakan bila terlalu sering ditonton dan memberi rasa puas.

Baca Juga: Viral Video Remaja Berseragam Polisi Tiba-tiba Sujud dan Cium Kaki Laki-laki Paruh Baya, Ini Alasan di Baliknya

Kepribadian hingga bagaimana kemampuan seseorang bersosialiasi di lingkungan pun ikut mempengaruhi tindakan.(*)

Artikel ini telah tayang di GridFame.id dengan judul Diberikan Buku Gambar Untuk Tes Psikologi, Terkuak Kenapa Siswi SMP yang Bunuh Bocah Tega Menyakiti Hingga Menghabisi Nyawa

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber gridfame.id