Dapat Sebutan 'Jahanam' oleh Polisi, Menantu Ini Bunuh Sang Ibu Mertua dengan Kejam, Cekik Leher , Hantam dengan Tabung Gas hingga Tusukkan Gunting, Hanya karena Hal Sepele Ini

Jumat, 28 Februari 2020 | 08:40
(SURYA.co.id/M Taufik)

Pengakuan Totok dalam kasus menantu bunuh ibu mertua di Sidoarjo, kronologinya berawal dari pinjam uang Rp 3 juta tapi tidak diberi

GridHype.ID - Pembunuhan kejam yang dilakukan oleh menantu pada ibu mertuanya terungkap.

Pelaku pembunuhan bernama Totok Dwi Prasetyo (25) dengan kejam membunuh ibu mertuanya, Siti Fadilah (48).

Kejadian nahas itu terjadi di rumahnyaDesa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo.

Setelah mencekik leher ibu mertuanya, dia juga memukulkan miniatur kapal keramik, tabung gas melon dan menusukkan gunting ke tubuh ibu mertuanya.

Darah dari tubuh Siti pun bercecer di lantai. Totok yang sudah kalap, masih menyiksa ibu mertunya.

Baca Juga: Nahas, Bayi Umur 1 Tahun Dinikahkan dengan Anjing, Baru Bisa Cerai Setelah 'Perkawinan' Selanjutnya

Hingga untuk memastikan ibu mertuanya sudah meninggal atau tidak, Totok melukai bagian dada dan kemaluan korban.

Setelah memastikan korban tewas, Totok baru membersihkan ceceran darah di lantai untuk menghilangkan jejak.

Dia juga mengunci rumah dari luar. Kunci dibawanya pergi lalu dibuang di semak-semak.

Berikut fakta-fakta yang dirangkum SURYA.co.id setelah peristiwa memilukan di Sidoarjo sebelum dan setelah pelaku ditangkap Polres Sidoarjo.

Ngepel lantai untuk hilangkan jejak

Dalam penyidikan terungkap sejumlah fakta terkait aksi kejam Totok kepada ibu mertuanya hingga menyembunyikan fakta.

Sebelum meninggalkan rumah korban, Totok membersikan bercak darah korban yang tercecer di lantai menggunakan air dan kain pel.

Dia juga mengambil pecahan miniatur kapal yang terdapat noda darah korban dan memasukkannya ke dalam tas ransel warna cokelat yang dibawanya.

Itu dilakukan untuk menghilangkan barang bukti.

Baca Juga: Belanja Bulanana Sering Kebablasan? Tips and Trik Berikut Dijamin Ampuh Menghentikanmu Beli Hal-hal Tak Penting

Saat kabur, pelaku juga mengunci pintu rumah dari luar.

Lalu dia kabur menggunakan sepeda motor honda Beat warna merah putih W-6203-UE.

Buang kunci rumah ke semak-semak

Setelah meninggalkan rumah ibu mertuanya, ia melintas di di jembatan layang Masangan Wetan Sukodono.

Di sana, tersangka membuang kunci rumah mertuanya itu ke semak-semak.

Lalu dia menuju rumah orang tuanya untuk menyimpan tas ransel tersebut.

"Setelah tertangkap, pelaku terus dimintai keterangan penyidik.

Sementara ini, dia dijerat pasal 338 dan 365 KUHP," kata Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji.

Peralatan tajam digunakan untuk membunuh

Dalam pemeriksaan, Totok mengaku datang je rumah Siti Fadilah sekira pukul 08.30 WIB.

Saat itu, korban sedang sendirian di rumah.

Dia datang untuk meminjam uang Rp 3 juta ke mertuanya.

Baca Juga: Nahas, Bayi Umur 1 Tahun Dinikahkan dengan Anjing, Baru Bisa Cerai Setelah 'Perkawinan' Selanjutnya

Tapi ditolak oleh korban dengan alasan tidak punya uang.

Totok langsung emosi.

Dia mencekik korban dari belakang dan saat korban sudah tidak berdaya langsung dibanting ke lantai.

Karena korban berontak atau melakukan perlawanan, tersangka langsung memukul korban menggunakan miniatur kapal yang terbuat dari bahan keramik pada kepala bagian belakang korban sebelah kanan hingga keramik tersebut hancur.

Korban kemudian diseret ke dapur.

Di sana korban dipukul kepalanya berkali-kali menggunakan tabung gas elpiji 3kg.

Tak berhenti di situ, Totok juga menghujamkan gunting ke korban berkali-kali.

Mengenai rahang, mata, dada, dan kemaluan korban.

Setelah korban tak bernyawa, pelaku masuk ke kamar korban.

Baca Juga: Demam? Coba Kurangi Suhu Tinggi Badan dengan Konsumsi 4 Macam Buah Ini, Salah Satunya Kerap Digunakan Sebagai Bahan Lalapan

Dia mengambil sejumlah perhiasan emas, ponsel, dan kartu ATM Korban.

Semua dimasukkan ke dalam sebuah tas ransel warna coklat.

Antar katering

Seusai menghabisi nyawa Siti Fadilah, mertuanya sendiri dengan cara yang sangat sadis, Totok Dwi Prasetyo ternyata sempat kembali bekerja.

Ya, pria 25 tahun yang tinggal di Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo itu sehari-hari memang bekerja sebagai tukang antar catering.

"Usaha catering keluarganya. Tersangka ini tukang mengantar cateringan tersebut," kata Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Sumardji, Kamis (27/2/2020).

(SURYA.co.id/M Taufik)
(SURYA.co.id/M Taufik)

Totok Dwi Prasetyo, pelaku pembunuhan terhadap ibu mertuanya sendiri, Siti Fadilah.

Usai menghabisi nyawa ibu mertuanya, dia mengambil sejumlah gelang dan cincin emas, ponsel dan kartu ATM milik korban. Kemudian dia meninggalkan rumah itu.

"Sekitar pukul 10.30 WIB tersangka berangkat mengantar catering ke Gersik, tepatnya di Desa Bambe," ujar kapolres.

Dia ke sana menggunakan sepeda motor Honda Beat warna merah putih bernopol W 6203 UE. Dan dalam perjalanan pulang ke Sidoarjo, tersangka sempat mampir di Indomaret, Desa Bambe.

Di sana dia berusaha mengambil uang dengan menggunakan kartu ATM milik korban. Tapi upayanya menguras isi ATM tersebut tidak membuahkan hasil. Karena dia tidak hafal PIN ATM Korban.

Baca Juga: Bikin Geger! Remaja Jebolan The Voice Indonesia Aniaya Ibu Sendiri Karena Masalah Sepele

Totok lantas pulang ke Sidoarjo. Yakni ke rumah neneknya yang berada di Desa Ganting, tak jauh dari rumah mertuanya.

Di rumah itulah dia ditangkap polisi, sekitar pukul 15.30 WIB. Totok tak bisa mengelak setelah polisi menunjukkan sejumlah bukti mengarah ke dirinya.

Bapak satu anak ini pun mengakui semua perbuatannya. Termasuk ketika menghabisi nyawa mertuanya dengan cara sangat sadis, dengan dalih kesal lantaran pinjam uang Rp 3 juta tidak dikasih.

Mengaku menyesal tapi ekspresinya tidak

Totok Dwi Prasetyo, pelaku pembunuhan terhadap ibu mertuanya sendiri, Siti Fadilah, masih terus menjalani pemeriksaan di Polresta Sidoarjo, Kamis (27/2/2020).

Di hadapan penyidikan, pria 25 tahun yang tinggal di Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo itu mengaku menyesal telah menghabisi nyawa ibu mertuanya.

Tapi penyidik seperti ragu dengan pernyataan tersebut.

"Agak aneh. Bicara menyesal tapi ekspresinya beda," ujar seorang penyidik Reskrim Polresta Sidoarjo, Kamis siang.

Apalagi, pembunuhan itu dilakukan dengan sangat sadis dan keji.

Baca Juga: Tidak Manusiawi, Puluhan Siswa Dipaksa Telan Kotoran Manusia, Siswa: Kami Terima dan Pasrah, Jijik Sekali

Dia mencekik dan membanting ibunya hingga jatuh ke lantai, kemudian memukul kepalanya menggunakan keramik miniatur kapal.

Tak berhenti di situ, pelaku kemudian menyeret tubuh korban ke dapur. Di sana kepalanya dikepruk menggunakan tabung gas elpiji 3 kg, kemudian berulang kali menusukkan gunting ke dada dan kemaluan korban.

Polisi masih terus berusaha mendalami perkara ini. Jika ada kemungkinan pelaku ini psikopat atau punya kelainan psikologi, petugas pun bakal menghadirkan psikiater.

"Sejumlah langkah akan diambil untuk membongkar semua terkait perkara ini. Penyidikan terus dilakukan," kata Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Sumardji.

Sejauh ini, alasan utama pelaku menghabisi nyawa mertuanya hanya karena sakit hati dan kalap lantaran pinjam uang Rp 3 juta tidak dikasih.

Dijerat pasal berlapis

Totok Dwi Prasetyo, pelaku pembunuhan terhadap Siti Fadilah, mertuanya sendiri, sepertinya bakal lama mendekam di dalam penjara.

Ini karena penyidik menjerat pria 25 tahun yang tinggal di Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo tersebut dengan pasal berlapis.

Pasal utama yang dikenakan adalah 338 KUHP tentang pembunuhan. Selain itu bapak satu anak tersebut juga dijerat pasal 356 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.

Baca Juga: Mengurangi Penuaan, Intip 5 Manfaat Bubur Kacang Hijau untuk Kesehatan Ujung Rambut Sampai Kaki

"Alasannya karena pelaku mengambil sejumlah perhiasan dan barang berharga milik korban," kata Wakasat Reskrim Polresta Sidoarjo, AKP Rochmawati Laila.

Ya, setelah menghabisi nyawa ibu mertuanya, Totok mengambil sejumlah gelang emas, cincin, ponsel dan ATM milik korban. Tapi belum sempat dinikmati, dia sudah keburu ditangkap polisi.

Ditanya tentang kemungkinan memakai pasal 351 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, disebut dia kurang pas.

"Pasal 338 dan 365 KUHP itu yang sementara ini menurut kami paling pas. Pelaku menghabisi korban dan mengambil barang-barang berharganya," tandasnya.

Pembunuhan itu sendiri terjadi di rumah korban di Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Rabu (26/2/22020) siang kemarin, dengan sangat sadis dan keji.

Totok mencekik dan membanting ibu mertuanya hingga jatuh ke lantai, kemudian memukul kepalanya menggunakan keramik miniatur kapal.

Tak berhenti di situ, pelaku kemudian menyeret tubuh korban ke dapur. Di sana kepalanya dikepruk menggunakan tabung gas elpiji 3 kg, kemudian berulang kali menusukkan gunting ke dada dan kemaluan korban.

Kata jahannam untuk pelaku

Siapa yang tidak emosi mengetahui kekejaman yang dilakukan Totok Dwi Prasetyo kepada ibu mertuanya di Sidoarjo, Siti Fadilah (48).

Hal itu juga dialami Kapolres Sidoarjo, Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji saat melakukan jumpa pers di Mapolresta, Rabu (26/2/2020) malam.

Baca Juga: Coba Rebus Susu dengan Lada dan Cengkeh, Ampuh Untuk Atasi Pilek Hingga Mencegah Kanker

Dalam rekaman video saat sesi wawancara, Kombes Pol Sumardji terlihat emosi dan menyandangkan kata ' jahannam' sambil jari telunjuknya menunjuk ke arah Totok Dwi Prasetyo.

Tak hanya itu, Kombes Pol Sumardji sedikit membelalakkan matanya.

Sebelumnya, Kombes Pol Sumardji mengungkap fakta hasil penyelidikan kasus menantu bunuh mertua di Sidoarjo, sebagai pelaku Totok Dwi Prasetyo.

Pembunuhan yang dilakukan Totok cukup sadis.

Dia menggunakan tabung gas elpiji untuk memukul korban hingga menusuk-nusukkan gunting ke dada ibu mertuanya serta merusak kemaluannya.

Totok Dwi Prasetyo telah mengakui semua kejahatannya kepada polisi.

Pria 25 tahun itu juga menceritakan aksi kejamnya menghabisi nyawa ibu mertuanya sendiri, Siti Fadilah.

Pria yang sebelumnya tinggal di Perum Pasegan Asri, Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo tersebut datang ke rumah mertuanya di Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo sekira pukul 09.00 WIB.

Dia bermaksud meminjam uang Rp 3 juta.

Karena tidak diberi, dia kalap.

Leher ibu mertuanya itu dicekik, kemudian tubuhnya dibanting ke lantai.

Baca Juga: Bikin Geger! Paranormal Ini Ramalkan Pulau Jawa Diselimuti Kabut Putih, Ada Apa?

Setelah korban tergeletak, kepalanya dipukul menggunakan miniatur kapal yang terbuat dari keramik.

Korban sudah tergeletak berdarah-darah.

Tapi karena terlihat masih bergerak, korban kemudian diseret ke dapur oleh pelaku.

"Sangat kejam, di dapur itu pelaku kemudian memukulkan tabung elpiji 3kg ke kepala korban," ungkap Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji.

Dia mencekik mertuanya itu kemudian membantingnya hingga tergeletak di lantai.

Pelaku lantas memukul korban dengan miniatur kapal dari keramik.

Tak berhenti di situ, korban diseret ke dapur dan kepalanya dipukul pakai tabung elpiji 3 kg.

"Tak hanya itu, pelaku juga menghujamkan gunting berulang kali (mohon maaf) ke ke****an korban. Benar-benar sangat sadis dan kejam," ujar Sumardji.

Setelah korban tak bernyawa dalam kondisi sangat memprihatinkan, pelaku pergi dari rumah korban. Pintunya dikunci dari luar.

Baca Juga: Sekolah Anak Pangeran William dan Kate Middleton Pulangkan Siswa Karena Virus Corona

Kuras perhiasan

surya.co.id/m taufik
surya.co.id/m taufik

Polisi menunjukkan pelaku Totok Dwi Prasetyo dan barang bukti kasus pembunuhan seorang ibu oleh menantunya sendiri, Rabu (26/2/2020)

Tak hanya sadis dan kejam, Totok Dwi Prasetyo juga licik.

Seusai menghabisi nyawa mertuanya sendiri, dia tega menguras perhiasan emas dan harta lain milik mertuanya.

Setelah pembunuhan, Totok mengambil perhiasan, kartu ATM, dan ponsel korban.

"Setelah korban tewas, pelaku mengambil perhiasan di rumah korban.

Sejumlah gelang dan cincin emas," kata Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji.

Tak hanya itu, menantu biadab ini juga mengambil ponsel dan kartu ATM milik korban. Tapi bekum sempat dipakai, sudah keburu tertangkap polisi.

Totok tertangkap di rumah neneknya yang berada satu desa dengan rumah mertuanya.

Tempat kejadian perkara, Desa Ganting, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo.

Tak dipinjemi uang Rp 3 juta

Totok Dwi Prasetyo tega menghabisi nyawa ibu mertuanya sendiri, Siti Fadilah (48), warga Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo hanya karena pinjam uang tidak diberi.

Baca Juga: Begini Nasib Pilu 6 Anak yang Ditinggal Ayahnya Meninggal saat Jasad sang Ibu Sedang Dimandikan

Pria 25 tahun yang tinggal di Perum Pasegan Asri, Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo itu pinjam uang Rp 3 juta.

"Untuk mengambil ijazah istri," jawab bapak satu anak tersebut ketika ditanya penyidik Reskrim Polresta Sidoarjo.

Dia datang ke rumah mertuanya sekira pukul 09.00 WIB. Rumah sedang sepi, korban saat itu di rumah sendirian.

Karena tak diberi pinjaman, pelaku kalap.

Dia menghabisi nyawa mertunya kemudian bersembunyi di rumah familinya di Desa Ganting.

Korban dikunci di dalam rumah.

Baru sekira pukul 12.30 WIB, jenazahnya ditemukan oleh anak ketiganya.

Tiga jam setelah penemuan jenazah itu, pelaku berhasil ditangkap polisi. Dia dijerat pasal 338 KUHP.

Ditangkap di rumah neneknya

Hanya beberapa jam, peristiwa pembunuhan terhadap Siti Fadilah (48), warga Desa Ganting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo berhasil terungkap.

Pelakunya ternyata menantunya sendiri, Totok Dwi Prasetyo (25).

Baca Juga: Paranormal Ini Sebut Jalur Maut Narogong Siliwangi Makan Tumbal Otak Manusia, Wali Kota Bekasi: Di situ Jalannya Bagus

"Pelaku ditangkap di tempat keluarganya yang berada di Desa Ganting. Tak jauh dari rumah korban," ungkap Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji.

Pelaku adalah suami dari Nafisah, anak kedua korban. Dia datang ke rumah mertuanya sekira jam 09.00 WIB.

Saat itu rumah dalam kondisi sepi, korban sendirian di rumah.

"Setelah menghabisi mertuanya sendiri, dia mengunci rumah dari luar. Kemudian bersembunyi di rumah keluarganya yang berada di desa setempat," urai Sumardji.

Anak korban terlihat tabah

Haikal Nizar terlihat sangat tegar.

Meski matanya tampak berkaca-kaca, siswa kelas 3 SMP tersebut begitu kuat menunggui proses pemeriksaan terhadap jenazah ibunya, Siti Fadilah.

Masih mengenakan batik seragamnya karena baru pulang sekolah, Haikal berdiri di depan rumah selama sekira satu jam.

Sesekali dia menyeka air mata di antara ratusan orang yang berkerumun di rumahnya.

Sementara di dalam rumah, polisi sedang melakukan oleh TKP dan memeriksa jenazah Fadilah.

"Ibu bagaimana," tanya Haikal kepada Bagus, kakak iparnya yang berdiri di sampingnya sambil terus merangkul pundak Haikal.

Bocah ini juga sempat berbincang dengan Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji yang memimpin proses pemeriksaan dan olah TKP di rumah yang berada di Jalan Sukodono, masuk wilayah Desa Genting, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Rabu (26/2/2020) siang.

Baca Juga: Viral Kisah Pasutri Bayar Persalinan dengan Uang Koin Namun di Tolak Puskesmas, Awas Tolak Pembayaran dengan Uang Receh Bisa Kena Sanksi

"Tidak ada apa-apa sebelumnya pak. Ibu juga tidak pesan apa-apa," jawab Haikal Lirih.

Beberapa puluh menit kemudian, proses pemeriksaan jenazah korban selesai. Mayat Siti Fadilah dibawa keluar, dalam posisi dibungkus kantong jenazah warna oranye.

Haikal terlihat tetap tegar.

Bersama kakak iparnya, dia ikut sampai jenazah ibunya dimasukkan ke dalam ambulan.

Haikal dan bagus kemudian duduk di kursi bersebelahan dengan kantung jenazah berisi ibunya.

Beberapa petugas dan warga sempat melarang sang bocah ikut dalam ambulan, tapi sang kakak mendampinginya. Akhirnya diizinkan. Mereka menemani jenazah ibunya menuju rumah sakit.

Siti Fadilah ditemukan tergeletak bersimbah darah di rumahnya, Rabu siang sekira pukul 12.30 WIB. Saat ditemukan, ibu empat anak itu sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Dia diduga menjadi korban pembunuhan.

(*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Ibu Mertua Tak Berdaya, Totok Tega Membanting, Hujamkan Kapal Keramik, Tabung Gas & Tusukkan Gunting

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : surya online

Baca Lainnya