WHO Sebut Hanya Ada Satu Jenis Obat yang Bisa Sembuhkan Virus Corona

Rabu, 26 Februari 2020 | 10:05
via Kompas.com

Gambar mikroskop elektron pemindai menunjukkan virus corona Wuhan atau Covid-19 (kuning) di antara sel manusia (biru, merah muda dan ungu).

GridHype.ID - Penyebaran virus coronasemakin meluas ke beberapa wilayah di berbagai negara.

Berbagai pihak terus berupaya untuk menangani agar penyebaran virus corona dapat dihentikan.

Baca Juga: Meski Telah Dinyatakan Sembuh, Para Pasien Virus Corona di Tiongkok Masih Harus Jalani Karantina Selama 14 Hari, Kenapa?

Salah satunya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan obat antivirus.

Mereka berharap bisa menemukan pengobatan yang tepat untuk virus corona yang telah memakan ribuan korban.

Diantaranya adalah Gilead Sciences, Johnson & Johnson, GlaxoSmithKline.

Baca Juga: Menyebar Sampai Timur Tengah, Kasus Virus Corona Dikonfirmasi Pemerintah Lebanon

Namun, baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat sebuah pernyataan di konferensi pers di Beijing tentang obat virus corona.

Melansir Kontan.co.id (25/2/2020), pernyataan tersebut disampaikan melalui asisten direktur jenderal WHO, Bruce Aylward, Organisasi Kesehatan Dunia yang mengatakan bahwa hanya ada satu obat yang saat ini dinilai memiliki khasiat nyata untuk virus corona, yaitu remdesivir.

"Hanya ada satu obat saat ini yang kami pikir mungkin memiliki khasiat nyata untuk virus corona dan itu adalah remdesivir,” jelas Bruce Aylward.

Baca Juga: Indonesia Diragukan Karena Status Negatif Virus Corona, Peneliti LBM Eijkman : Sudah Miliki Alat Pendeteksi

Pejabat WHO ini menambahkan, uji klinis untuk remdesivir pada manusia sekarang sedang berlangsung.

Hasilnya baru akan diketahui dalam beberapa minggu lagi.

Remdesivir sendiri merupakan sebuah obat antivirus yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Gilead Sciences.

Baca Juga: Akibat Virus Corona, Pesta Pernikahan Seorang Dokter di China Hanya Berlangsung 10 Menit Saja

Sebelumnya, obat ini telah berhasil menangani virus MERS dan SARS, yang mana kedua virus tersebut memiliki kemiripan dengan virus corona atau Covid-19 yang kini telah meresahkan masyarakat dunia.

Gilead Sciences telah mengonfirmasi melalui email kepada CNN Business bahwa mereka sedang bekerja sama dengan otoritas kesehatan di China dalam dua uji coba untuk pasien yang telah terinfeksi Covid-19.

"Ada dua studi. Satu pada pasien dengan penyakit parah dan satu lagi pada pasien dengan penyakit sedang.

Saat ini sudah dilakukan ujicoba dan kami mengantisipasi hasilnya pada bulan April," kata juru bicara Gilead Sciences.

Baca Juga: Pilu, Berhasil Sembuhkan Warga Wuhan, Direktur Rumah Sakit Wuhan Justru Meninggal Akibat Terinfeksi Corona

Mereka akan melihat apakah remdesivir, obat percobaan yang telah digunakan untuk mengobati virus Ebola, dapat memerangi gejala virus corona.

Perusahaan ini pun menyampaikan dalam sebuah pernyataan beberapa minggu lalu bahwa remdesivir telah menunjukkan beberapa keberhasilan dalam mengobati MERS dan SARS pada hewan.

Mengutip Kompas.com yang Melansir New York Times (7/2/2020), obat ini sebelumnya telah diujikan terhadap tikus dan kelelawar yang terinfeksi virus corona (termasuk SARS dan MERS).

Baca Juga: Sebanyak 1.300 Petugas Medis di China Terinfeksi Virus Corona, Ternyata Mereka Sempat Dibungkam Sebelum Virus Corona Menyebar Luas

Hasilnya, obat remdesivir yang dikombinasikan dengan senyawa NHC dapat melawan virus tersebut.

Direktur Penyakit Menular dan Profesor Pediatri di Vanderbilt University School of Medicine, mengatakan, remdesivir dan NHC tampaknya mampu menghalangi replikasi virus dengan mengganggu kemampuan mereka dalam melakakukan mutasi genetik.

Melansir SCMP (2/2/2020), obat itu dinilai akan efektif jika diterapkan terhadap pasien virus corona sebagai terapi ganda untuk mencegah dan mengobati penyakit.(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul Pernah Berhasil Musnahkan MERS dan SARS, Inilah Satu-satunya Obat yang Dinilai Bisa Membunuh Virus Corona oleh WHO

Editor : Nailul Iffah

Sumber : intisari-online.com

Baca Lainnya