Ilmuwan Temukan Hal Aneh, Orang Pedalaman China Malah Kebal Terhadap Virus Corona

Jumat, 14 Februari 2020 | 19:26
EcoHealth Alliance

Penelitian ini berfokus pada kelelawar.

GridHype.ID -Perlahan tapi pasti, virus corona mulai menyebar ke sejumlah negara, termasuk di Asia Tenggara.

Negara Asia Tenggara yang melaporkan penemuan pasien korban virus corona di antaranya Thailand, Malaysia dan Singapura.

Sampai hari Kamis (13/02/2020) Indonesia sendiri masih dinyatakan negatif dari virus Corona.

Baca Juga: Tim Perawat yang Tangani Pasien Virus Corona Jadi Gundul, Hal ini yang Membuat Mereka Menggunduli Kepalanya Sendiri

Sejalan dengan hal tersebut, seluruh ilmuwan dunia masih memburu asal muasal virus corona ini.

Dugaan terkuatnya adalah dari kelelawar, karena itulah peneliti pergi ke sarang kelelawar terbesar yang ada di China untuk melakukan penelitian.

Mengutip Daily Mirror pada Kamis (13/2/2020), tersembunyi jauh di hutan belantara Tiongkok, sebuah gua menjadi tempat tinggal kelelawar liar.

Baca Juga: Tak Hanya Virus Corona, Penyakit Ini Juga Mengintai Warga Indonesia, Tercatat 3.256 Kasus dan 27 di Antaranya Tak Tertolong

Tempat itu mungkin akan memberikan jawaban pada ilmuwan untuk memecahkan teka-teki soal virus corona.

Lokasinya tepatnya sangat rahasia, namun dikatakan ada di suatu tempat di provinsi Yunnan, China.

Gua itu penuh dengan kelelawar yang kemungkinan membawa virus corona terkait SARS.

Laporan mengatakan para peneliti telah mencatat dan prihatin dengan wabah virus corona seperti SARS yang mungkin melompat dari kelelawar ke manusia.

Ini akan menimbulkan konsekuensi mengerikan.

Baca Juga: Virus Corona Terus Mewabah di Berbagai Negara, Presiden Tiongkok Telepon Presiden Jokowi: Tiongkok dan Indonesia akan Bekerja sama untuk Memeranginya

EcoHealth Alliance
EcoHealth Alliance

Ilmuwan menelusuri gua kelelawar

Namun dalam penelitian ini ada suatu hal yang mengejutkan peneliti, sebuah penemuan aneh dari orang-orang yang tinggal di dekatnya.

Baca Juga: Viral Video Ribuan Gagak Diduga Terbang Penuhi Langit Wuhan, Masyarakat China Kaitkan dengan Pertanda Buruk Soal Corona

Tinggal sangat dekat dengan sarang kelelawar terbesar di China, berdasarkan tes darah penduduk sekitar ini memiliki kekebalan.

Kekebalan mereka secara misterius, menjadi kunci bagi ilmuwan untuk menemukan solusi memerangi wabah yang kini dikenal dengan COVID-19 itu.

Wabah ini telah melampaui SARS dalam jumlah mengerikan dan menyebar ke seluruh dunia.

Penelitian dari penemuan ini juga muncul dalam sorotan dan menarik minat internasional.

Peneliti utamanya Zheng-Li Shi dari Institute Virologi Wuhan mengatakan sedang mencari "ibu iblis" ketika dia dituduh teori virus corona telah lepas dari lab-nya.

Baca Juga: Tak Hanya Wuhan, Shanghai Mendadak Jadi Kota Tak Berpenghuni Akibat Virus Corona

EcoHealth Alliance
EcoHealth Alliance

Jauh sebelum wabah menyerang mereka telah menemukan dua jenis virus berbeda.

Ilmuwan itu dipaksa menanggapi dan menolak teori bahwa virus corona adalah senjata biologis yang lepas dari lab-nya.

"Aku bersumpah dengan hidupnya bahwa virus itu tidak ada hubungannya dengan laboratorium ku," katanya melalui South China Morning Post.

Baca Juga: Terdengar Sadis, Begini Cara Pemerintah China Perlakukan Ribuan Korban Jiwa Akibat Virus Corona

Kemudian, seorang penulis di New York Times bernama David Quammen mengatakan, "infeksi hewan dan pandemi manusia selanjutnya membuat hubungan antara penemuan ahli virus dan wabah dalam opini."

Dia menunjukkan makalah ahli virus tahun 2005 dan studi kedua Shi tahun 2017 yang melibatkan pengambilan sampel dari kelelawar dan menyelidiki orang yang tinggal di dekatnya.

Penelitian sebelumnya telah mencatat bahwa kelelawar di gua tersebut menjadi tuan rumah berbagai virus corona yang mirip dengan wabah SARS.

Pada saat itu, wabah SARS menewaskan 774 orang dan menginfeksi lebih dari 8.000 di seluruh dunia.

Baca Juga: Ngeri! Belum Juga Ditemukan Vaksin Penangkalnya, Kini Muncul Penyakit Misterius dari Afrika yang Lebih Mematikan dari Virus Corona, Mampu Membunuh Penderitanya Hanya dalam 48 Jam Sejak Terinfeksi

EcoHealth Alliance
EcoHealth Alliance

Salah satu virus tersebut diduga memiliki kemiripan dengan virus asal Wuhan tersebut.

Draft makalah ini belum ditinjau, tetapi penting untuk menguji kemampuan semua studi ilmiah baru.

Namun pada tahun 2017, ahli virologi itu menetapkan temuan kedua setelah lima tahun penelitian yang berfokus pada gua Yunnan, kali ini menyelidiki sampel tinja yang dikumpulkan dari populasi kelelawar.

Baca Juga: Panik dan Mencoba Tutupi Kasus Corona di Korea Utara, Pemerintah Korut Lakukan Hal ini Pada Mayat yang Terjangkit Virus

Mereka menemukan virus corona dalam empat spesies kelelawar yang berbeda, termasuk satu virus dengan genom 96% identik dengan virus yang pertama kali ditemukan muncul pada manusia di Wuhan pada bulan Desember tahun lalu.

Virus yang ditemukan dalam kelelawar memiliki kesamaan genetik dengan virus corona tetapi berbeda dengan virus SARS.

Peter Daszak, presiden EcoHealth Alliance, sebuah organisasi penelitian swasta yang bekerja sama dengan Shi di Yunnan mengatakan pada New York Times.

Peneliti sebenarnya telah memperingatkan jenis virus ini selam bertahun-tahun.

Baca Juga: Was-was Lantaran Merebaknya Virus Corona, Sandra Dewi 'Paksa' Anaknya Tak Datang ke Sekolah: Tiap Hari Deg-degan

Daszak menceritakan bagaimana beberapa orang di Yunnan pada 2017 termasuk sekitar 400 orang tinggal di dekat gua kelelawar.

Studi menemukan mereka 3% membawa antibodi terhadap virus corona terkait SARS.

Peneliti itu mengatakan hasilnya kepada ilmuwan dan mengatakan pada saat itu virus corona bukanlah fenomena baru.

"Kami tidak tahu apakah mereka pada saat itu sakit. Kami tidak tahu apakah mereka diekspos sebagai anak-anak atau orang dewasa," Daszak mengatakan kepada Times.

"Tapi yang kamu tahu adalah bahwa virus-virus ini membuat lompatan, berulang kali, dari kelelawar ke manusia," katanya.

Baca Juga: Tak Hanya Virus Corona, Penyakit Ini Juga Mengintai Warga Indonesia, Tercatat 3.256 Kasus dan 27 di Antaranya Tak Tertolong

Laporan awal tentang corona virus baru yang berasal dari pasar makanan di kota Wuhan di Cina, menunjukkan virus baru dapat dikaitkan dengan kelelawar.

Namun asal pastinya belum jelas dan para ilmuwan sedang menyelidiki apakah itu muncul dari sejumlah hewan yang dijual untuk konsumsi manusia di pasar, termasuk ular dan trenggiling.

(*)

Artikel ini telah tayang di intisari dengan judul Ilmuwan Terkejut, Orang-orang di Daerah Terpencil China Ini Memiliki Darah yang 'Kebal' Terhadap Virus Corona, Ternyata Inilah Penyebabnya

Editor : Linda Fitria

Sumber : intisari

Baca Lainnya