Dibunuh Secara Brutal, Keluarga Sakamoto Berakhir Tragis Dibunuh Oleh Sekte Jepang dan Dikubur di Drum

Sabtu, 18 Januari 2020 | 12:05
Grid.ID

Pembunuhan sadis

Gridhype.id-Pada 1989, harusnya menjadi hari paling bahagia bagi Tsutsumi Sakamoto.

Hal tersebut tak lain karena sang istri baru saja melahirkan bayi laki-laki mereka.

Tak hanya itu, karir Sakamoto yang bekerja menjadi pengacara muda tengah melambung dan ia masuk sebagai pegacara bagi kultus Aum Shinkrikyo di Tokyo.

Baca Juga: Benarkah Terkena Gerimis Bisa Membuat Kita Jatuh Sakit, Jangan Sampai Salah, Berikut Penjelasannya

Kemudian, pada bulan November 1989, Tsutsumi dan keluarganya tiba-tiba saja menghilang.

Tidak ada catatan, tidak ada penjelasan, dan tidak ada bukti mengenai keberadaan mereka.

Polisi Jepang meraba-raba dalam ketidakjelasan mengenai menghilangnya keluarga Sakamoto.

Polisi tidak yakin apakah keluarga Sakamoto hanya pergi bersama atau sesuatu yang buruk sedang terjadi pada mereka.

Baca Juga: Lebih Hemat Mana, Mencabut Kabel Listrik atau Membiarkannya Menayala, Berikut Penjelasannya

Kemudian pada tahun 1996, sebagai bagian dari serangkaian uji coba maraton menyusul serangan gas subways, anggota Aum, Tomomasa Nakagawa diperiksa dengan keterkaitan kejahatan di masa lalu kultus tersebut.

Kemudian, kasus hilangnya keluarga Sakamoto kembali muncul.

Respon Nakagawa terasa dingin. Dia muak dengan pengacara jagoan yang ikut campur dalam bisnis kultus Aum.

Kemudian, Aum memutuskan untuk membunuh Tsutsumi secara brutal.

Baca Juga: Sang Suami Tak Pernah Melihat Wajah Istrinya Karena Selalu Mengenakan Topeng Selama 20 Tahun, Alasan Dibaliknya Bikin Pilu

Rencana awalnya adalah membunuhnya dalam perjalanan pulang dari kerja.

Sayangnya, tanggal yang dipilih pemimpin Aum bertepatan dengan hari libur umum.

Daripada menunggu 24 jam lagi, enam pembunuh terpilih memutuskan untuk mendatangi rumah Sakamoto dan segera menyelesaikan 'pekerjaan' mereka.

Jam 3 pagi, mereka memasuki rumah Sakamoto. Saat itu, Tsutsumi dan istrinya sedang tidur di kamar mereka.

Satu anggota mencekik Tsutsumi, sementara yang lain menendang istrinya dengan brutal, kemudian mencekiknya juga.

Baca Juga: Mengerikan, Seperti ini Perubahan Wajah yang Akan Terjadi Pada Pecandu Sesuai dengan Jenis Narkoba yang Digunakannya

Kata-kata terakhir istri Tsutsumi adalah, "Tolong paling tidak selamatkan anak itu."

Sebaliknya, anggota sekte justru mencari bayi mereka dan mencekiknya dengan alas tidurnya tanpa ampun.

Para pembunuh itu kemudian membawa tiga mayat itu ke pedalaman Jepang yang terpencil dan menguburnya dalam drum logam.

Meskipun Aum dicurigai terlibat, pihak berwenang gagal menyelidikinya dengan baik.

Baca Juga: Keji, Selama 6 Tahun Anak Angkat ini Diperkosa Oleh Orangtua Angkatnya, Setiap Aksi Bejatnya Tersebut Direkam dengan Handphone

Bukan hanya satu kali itu polisi membiarkan Aum lolos dari kejahatan mereka.

Namun, pada 6 Juli 2018, pemimpin kultus Aum, Shoko Asahara dan enam anggota lainnya dieksekusi atas kejahatan meluncurkan serangan sarin mematikan di kereta bawah tanah Tokyo yang menyebabkan sekitar 13 orang tewas dan ribuan lainnya terluka 23 tahun yang lalu. (*)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judulKisah Pembunuhan Sadis Kepada Keluarga Sakamoto, Dicekik dan Dikuburkan Dalam Drum

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber intisari online