Awalnya Dikira Alami Kebutaan Karena Sering Main Games di Ponsel, Remaja ini Ternyata Terkena Penyakit Mengerikan yang Tak Bisa Disembuhkan

Jumat, 10 Januari 2020 | 21:00
Tribun Medan / Mustaqim

Surya Utama (kiri) warga Dusun I Desa Pinangripan, Kecamatan Air Batu, Asahan mengalami gangguan penglihatan sejak Mei 2019.

Gridhype.id-Seorang pemuda yang tingga di Dusun I, Desa Pinangripan, Kecamatan Air Batu, Kabupatem Asahan, Sumatera Utara ini mengalami kebutaan mendadak sejak sering bermain game melalui ponselnya.

Pemuda yang diketahui bernama Surya Utama (19) ini, awalnya mengaku sering bermain games di ponsel saat malam hari.

Bahkan dikondisi gelap sekalian mengisi daya ponsel.

Baca Juga: Balita Malang ini Meregang Nyawa dengan Cara Mengerikan Usai Dihimpit Beban 81 Kg Karena Ulah Pacar Ibunya Sendiri

Dalam sehari dia bisa main game hingga lima jam untuk bermain game Mobile Legend, PUBG, hingga FreeFire.

Penglihatannya mulai berkurang sejak Mei 2019 yang saat itu ia hanya bisa melihat sedikit cahaya atau tepatnya hanya melihat setitik cahaya.

Ia pun bersama orang tuanya akhirnya pergi ke Rumah Sakit Khusus Mata/Sumatera Eye Center (SMEC) Medan, Selasa (10/9/2019).

Baca Juga: Polisi Periksa 4 Orang Terkait Laporan Kematian Ibunda Rizky Febian, Salah Satunya Teddy Suami Lina

Sebelumnya, Surya dan orang tuanya sudah mendatangi rumah sakit sebanyak lima kali untuk periksa mata, hingga ia dirujuk ke Rumah Sakit SMEC Medan.

Di rumah sakit khusus mata, Surya menjalani beberapa pemeriksaan mulai dari Ruang Visus untuk mengetahui ketajaman pengelihatan, hingga pemeriksaan oleh dokter spesialis penyakit mata.

Untuk memastikan diagnosa awal dari rumah sakit sebelumnya, Surya menjalani beberapa tahap pemeriksaan, hingga matanya di-scanning.

Setelah diperiksa ternyata Surya menderita penyakit mata glaukoma.

Baca Juga: Sule Persilahkan Teddy Untuk Melapor Balik Jika Merasa Namanya Tercemar, Sule:

Menurut dr Pinto Yusneni Pulungan SpM yang memeriksa Surya mengatakan, pasien itu datang dengan diagnosa mengalami penyakit mata glaukoma.

"Glaukoma primer itu, penyakit generatif atau tidak sembuh, dengan peninggian tekanan bola mata dan kerusakan pada saraf penglihatan," kata Pinto yang dikutip dari Kompas.com.

"Dari hasil scanning, sudah kita dapatkan bahwa saraf dia sudah mengalami atrofi atau kematian saraf," jelasnya.

Dengan demikian, kebutaan yang dialami Surya bukan karena game online.

Baca Juga: Sudah Dinyatakan Hamil 4 Bulan, Namun Janin Wanita ini Hiilang Secara Misterius, Rupanya Hal Mengerikan ini yang Terjadi

Doktr Pinto Yusneni Pulungan SpM mengatakan bahwa glaukama yang dialami Surya bisa disebabkan karena penyakit lain bisa saja mungkin, misalnya keletihan pada mata atau infeksi.

"Pasien itu bisa dengan alasan bermacam-macam. Tapi kamitegaskan diagnosa sesuai hasil pemeriksaan. Dia murni glaukoma, tapi datang terlambat," katanya.

Glaukoma merupakan penyakit saraf mata yang bisa menyebabkan hilangnya penglihatan.

Banyak faktor risiko yang menyebabkan seseorang terkena glaukoma.

Baca Juga: Masih Menggunakan Kertas Nasi, Sebaiknya Dihentikan Karena Ada Bahaya yang Mengintai Kesehatanmu Jika Terus Digunakan

“Faktor genetik dan riwayat keluarga ada yang glaukoma, maka periksa mata pada usia 30,” ujar dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center Ikke Sumantri.

Dokter Ikke mengatakan, glaukoma karena faktor genetik adalah tipe glaukoma primer yang cukup banyak ditemui.

Faktor risiko lainnya, yaitu orang-orang yang memiliki penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan jantung.

Ikke menjelaskan, pada diabetes yang gula darahnya tinggi atau tidak terkontrol, pembuluh darah kecilnya bisa rusak, termasuk yang ada di mata.

Baca Juga: Zat Berbahaya ini yang Bikin Orang Ketagihan Konsumsi Mie Instan, Simak Cara Menanganinya Berikut ini

Selain menyebabkan retinopati diabetic, bisa juga terjadi glaukoma.

Kemudian pada orang dengan penyakit jantung misalnya, kondisi itu bisa menurunkan suplai darah di mata.

Faktor risiko tersebut bisa menyebabkan rusaknya saraf mata hingga terjadilah glaukoma.

“Umumnya tekanan pada bola mata tinggi sehingga merusak saraf mata,” kata Ikke.

Pernah trauma atau kecelakaan pada daerah mata, juga harus diperiksa bagian saraf matanya.

Selain itu, penggunaan obat yang mengandung steroid secara berlebihan juga akan meningkatkan tekanan bola mata dan berisiko glaukoma.

Baca Juga: Jakarta Akan Dilanda Hujan Lebat dalam Beberapa Hari Kedepan, Kedubes Amerika Sampai Keluarkan Peringatan ini

Glaukoma yang terlambat diketahui dan tidak segera ditangani bisa menghilangkan seluruh penglihatan.

Glaukoma bisa terjadi pada salah satu bola mata maupun keduanya.

Obat-obatan atau terapi yang ada sejauh ini tidak dapat menyembuhkan glaukoma atau mengembalikan saraf yang rusak.

Pengobatan hanya dapat menghambat kerusakan saraf mata menjadi lebih parah. (*)

Artikel ini pernah tayang di Wiken.id dengan judul "Awalnya Diduga Matanya Buta karena Sering Main Game, Ternyata Anak Muda Ini Menderita Penyakit Mengerikan yang Tidak Bisa Sembuh"

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber Wiken