Gridhype.id- Musisi Marie Fredriksson meninggal dunia pada Senin (9/12/2019).
Vokalis duo Roxette itu meninggal setelah berjuang melawan kanker otak.
Rekan Per Gessle itu sempat hanya bisa melihat dengan satu mata.
Kabar duka datang dari dunia musik internasional.
Musisi Marie Fredriksson menghembuskan nafas terakhirnya di usia 61 tahun pada Senin (9/12/2019).
Dikutip dari Kompas.com, vokalis duo Roxette tersebut meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker otak.
Rekan Per Gessle itu sempat mengidap tumor otak pada tahun 2002.
Hal tersebut terungkap setelah dirinya mengalami kolaps dan kejang-kejang saat melakukan olahraga jogging.
Dokter pun sempat memprediksi hidup Marie hanya 25 persen.
Segala pengobatan pun harus dijalani oleh Marie demi kesembuhannya.
Baca Juga: Jangan Keliru, 6 Makanan Sehat ini Bisa Jadi Berbahaya Jika Dikonsumsi Diwaktu yang Tidak Tepat
Wanita kelahiran Swedia itu juga harus rela melakukan kemoterapi dan radiasi.
Banyaknya prosedur pengobatan yang ia lakukan membuat penglihatan Marie menjadi terbatas.
Istri dari Mikael Bolyos itu terpaksa hanya bisa melihat dengan satu mata.
Marie juga sempat tak bisa berbicara selama berbulan-bulan.
Meski sedang sakit, Marie ternyata masih semangat dalam membuat musik.
Baca Juga: Jadi Makanan Pokok, Benarkah Tidak Makan Nasi Justru Baik Untuk Kesehatan Tubuh?
Kabar baik pun sempat menghampiri Marie Fredriksson.
Dirinya mengaku telah pulih dari sakitnya di tahun 2005.
Namun sayang, pada tahun 2016 kanker kembali menyerangnya.
Marie membentuk Roxette pada tahun 1986 bersama Per Gessle.
It Must Have Been Love merupakan lagu Roxette yang populer setelah digunakan sebagai soundtrack film Pretty Woman.
Ponsel Bisa Jadi Penyebab Kanker Otak
Sebuah penelitian menyebut, gaya hidup yang tak bisa lepas dari gadget punya potensi besar memicu tumbuhnya kanker otak.
Menghabiskan 15 jam sehari gunakan smartphone bisa sebabkan kanker otak.
Peneliti dari University of Bordeaux menemukan hubungannya walau ini masih penelitian awal.
Umumnya manusia menggunakan dua setengah jam per hari untuk berbicara lewat
Peneliti mengambil kesimpulan dari 253 kasus glioma dan 194 kasus meningioma yang ada di Prancis.
Dibandingkan dengan yang sehat, yang menderita meningioma dan glioma diketahui terlalu lama menggunakan smartphone.
Maka dicapailah hitungan 15 jam sehari gunakan smartphone menyebabkan kanker otak.
Penelitian yang rilis di jurnal British Occupational and Environmental Medicine ini tampaknya kembali memicu kontroversi apakah smartphone membuat orang menjadi sakit kanker otak.
Namun peneliti Roger Salamon mengatakan bahwa tidak perlu panik akan hal ini sebab penelitian masih awal dan cukup sulit menentukan level risiko yang ada sebab smartphone selalu berubah setiap saat.
Selain faktor gadget, hal-hal lain yang rentan mengundang kanker otak adalah sering terpapar radiasi sinar X, senyawa N-nitroso, dan zak kimia berbahaya macam pestisida. (*)