Hal tersebut lantas saja membuatDinar Candydan keluarga panik bukan main dan mencari infomasi mengenai kondisi pesantren sang adik.
Pada saat itu, lokasi kejadian gempa cukup mencekam dan tidak terdapat penerangan dan akses komunikasi.
"Bapak berangkat dari rumah itu jam 4, itu lampu nggak ada, listrik mati, komunikasi nggak bisa." jelasnya.
"Bapak kemudian telepon yang ngurus Ponpes namanya Mang Fadlan, susah banget nggak nyambung-nyambung," papar Acep.
Tanpa pikir panjang Acep lantas menuju ke pesantren putranya untuk memastikan bahwa kondisi adikDinar Candybaik-baik saja.
Dalam perjalanan, tak dipungkiri bahwa ada banyak mayat yang sedang dievakuasi.
Hal tersebut membuat Acep semakin berharap agar anaknya ditemukan dalam keadaan yang baik.
"Ada mayat udah digendong, bapak berharap Allah melindungi anak bapak, bisa ditemukan selamat saat bapak datang," harap Acep.
Masih diberikan kesempatan untuk bertemu dengan sang putra, Acep tetiba mendengar teriakan anaknya yang berlari ke arah dirinya.
"(Cecep) manggil-manggil, 'bapak-bapak', sambil keluar dari lapangan. Di situ dia udah gemetar," kenang sang ayah.
Dinar Candyyang sempat panik lantaran sang adik tidak bisa dihubungi kini telah menyampaikan kabar bahagia.