Dirinya tidak bisa menekan angka konsumsi terhadap produk satu ini.
"Jadi, kita ini kesempatan untuk mengubah struktur ekonomi kita."
"Saya ikut bersalah sebetulnya dua kali jadi Wapres."
"Walaupun dua kali kabinet itu berusaha mengupayakan agar rokok dikurangi, enggak jadi dinaikkan, ternyata enggak terlalu berhasil," jelas Jusuf Kalla.
Baca Juga: Bisa Picu Penyakit Mematikan, Rupanya Satu Obat Nyamuk Bakar Setara dengan 75 Batang Rokok
Terlebih, tantangan untuk menekan penyebaran rokok ini juga berasal dari pemerintahan.
"Karena banyak juga pendukungnya, termasuk dalam pemerintahan," tutur Jusuf Kalla.
Oleh karena itu, Jusuf Kalla menilai hal ini harus menjadi catatan penting bagi pemerintah untuk melihat rokok bukan merupakan solusi pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Ia menekankan, jika pengusaha rokok yang selalu berada di urutan tertinggi terkait pendapatan, maka ekonomi Indonesia diprediksi tidak akan mengalami keberkelanjutan.
Baca Juga: Lima Penyebab Rambut Beruban Usia Muda, Asap Rokok Jadi Salah Penyebabnya
"Jadi, ini masalah yang harus kita hadapi dan kita akan hadapi."
"Karena pasti kalau pengusaha rokok yang terus (di urutan) 1,2, dan 3 pasti enggak sustainable ekonomi kita," tegas Jusuf Kalla.