Dengan karakterisitik ini Neturei Karta menentang Zionisme dan bahkan menyerukan pembubaran Israel.
Sebab, para anggota Neturei Karta percaya umat Yahudi tak diizinkan memiliki sebuah negara hingga datangnya Sang Juru Selamat alias Mesias.
Baca Juga: Bikin Rumah Jadi Cantik, Siapa Sangka Lidah Mertua Berbahaya Jika Berada dalam Ruangan
Kini sebagian besar anggota kelompok itu tinggal di kawasan permukiman Batei Ungarin dan Meah Shearim.
Saat itu, mereka amat menentang ideologi Zionisme yang mencoba memaksakan kedaulatan Yahudi ke Palestina yang masih menjadi wilayah Turki Ottoman.
Kelompok ini amat dibenci para Yahudi pendatang baru yang pada umumnya kurang taat menjalankan agamanya.
Mereka dibenci karena memiliki keyakinan bahwa kebebasan bangsa Yahudi hanya bisa dibawa Sang Juru Selamat.
Baca Juga: Bak Makan Buah Simalakama, Sering Klaim Milik Indonesia Kini Malaysia Dibuat Geram oleh Singapura
Sebagai sebuah organisasi, Neturei Karta didirikan Rabbi Amram Blau dan Rabbi Aharon Katzenelbogen.
Rabby Blau adalah warga asli Meah Shearim di Jerusalem dan aktif dalam Agudat Israel, sebuah partai politik Yahudi ultra-ortodoks, di masa Mandat Palestina.
Namun, pada 1930-an, Agudat Israel mulai mengadopsi banyak kompromi dan mulai mengakomodasi ide-ide gerakan Zionisme.
Hal ini membuat Rabbi Blau gerah dan memutuskan keluar dari partai itu pada 1937 dan bersama Rabbi Katzenelbogen kemudian mendirikan Chevrat HaChayim yang kemudian dikenal sebagai Neturei Karta.