Apalagi begitu mengetahui bahwa Faaz sempat mengalami perundungan di sekolahnya akibat kasus tersebut.
"Tapi saat itu aku cuma mikirin anak-anak. Aku cuma pengin kehidupan anak-anak aku normal.
Tapi akhirnya anak aku harus terima bully-an, aku harus kuat supaya Faaz enggak sedih lagi," tutur Fairuz.
"Aku di situ kayak 'gue enggak bisa lemah nih', semua prosesnya aku laluin.
Ini enggak mudah Karena aku dapat banyak tekanan dan aku sendiri lawan beberapa orang yang tidak mengakui kesalahannya," tambahnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fairuz A Rafiq: Sampai Kapan Pun Darah Galih Ginanjar Mengalir di Tubuh Anakku"