Pada malam di hari yang sama, teman Chen bernama Xia Xiaodong mengatakan, Chen telah dikarantina secara paksa selama 14 hari.
Tempo itu dianggap sebagai masa inkubasi maksimum untuk virus.
Xia mengatakan, Chen sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Namun, ketika ia memohon kepada pihak berwenang untuk menelepon Chen, permintaannya tidak diindahkan.
Chen belum dapat dihubungi hingga kini.
Keberadaan spesifiknya pun belum diketahui secara pasti.
Maria Repnikova, seorang profesor komunikasi di Georgia State University yang meneliti media China mengatakan, apa yang dibagikan Chen sangat berbeda dari apa pun yang ditampilkan di media selama ini.
"Tidak pernah ada begitu banyak orang China, termasuk korban dan petugas kesehatan, yang menggunakan telepon mereka untuk menyiarkan pengalaman mereka tentang bencana," kata Maria.
Maria mengungkapkan, hal itu disebabkan karena lebih dari 50 juta orang yang terkurung dan dikarantina merasa sangat bosan dan cemas akan hidup mereka.
Di sisi lain, media resmi pemerintah menampilkan upaya membangun rumah sakit baru dalam sekejap, mengirim ribuan pekerja medis, dan meningkatkan produksi masker wajah tanpa merinci kondisi mendasar yang mendorong upaya tersebut. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jurnalis China 'Menghilang' Setelah Rekam Kondisi Sebenarnya di Wuhan & Katakan Tak Takut Pemerintah