Pada 3 November lalu, Rory dan ayahnya berdebat tentang mata pisau.
Sang ayah mengambil tongkat sepanjang satu meter dan mendorong dada Rory.
Rory kemudian 'menyerang' dengan kakinya, menebas ayahnya di bagian perut.
Rory mengaku melukai ayahnya atas dasar tindakan yang ceroboh daripada disengaja.
Pengadilan pun mendengar bahwa Rory tidak pernah terjerat kasus sebelumnya.
Sedangkan ayahnya menggambarkan insiden 3 November tersebut sebagai sesuatu yang 'disesalkan', tetapi mengatakan hal itu telah memberi putranya pelajaran yang besar dari kesulitan yang dialaminya.
Sang ayah tidak ingin serangan itu menjadi momen negatif yang menentukan kehidupan putranya karena putranya sebenarnya memiliki kehidupan yang bagus.
Keluarganya menggambarkan Rory sebagai pemuda yang 'berani dan cerdas'.
Pengacara mengatakan Rory mengalami depresi pada akhir masa remajanya.
Dia mengatakan Rory 'hancur' tentang cedera yang dialami ayahnya atas ulahnya.