Dia telah berpartisipasi dalam lebih dari 100 pertempuran besar dan kecil, bahkan dia masih menyimpan rapi medali Peringatan Perdamaian Hidup Panjang dan Medali Emas Pembebasan Tiongkok yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Nasional.
Dikisahkan Zhang Weikui adalah anak terakhir, karena kemiskinan semua saudaranya meninggal dan dia menjadi satu-satunya yang masih hidup.
Sedangkan ibunya meninggal setelah melahirkannya, jadi dia hidup bersama dengan ayahnya.
Namun saat itu tahun 1928, penjajah Jepang menduduki Shangxi, jadi Zhang Weikui dan ayahnya ditangkap oleh Jepang.
Baca Juga: Miris! Bocah 10 Tahun ini Diperkosa Hingga Hamil, Janin Hasil Aborsi Ungkap Identitas Pelaku
Pada saat itulah Zhang Weikui memutuskan, "Saya ingin ke medan perang dan membunuh musuh demi melayani negara!" kenangnya.
Pada Juni 1945, Zhang Weikui mengangkat senjata dan berpartisipasi dalam revolusi.
Karena keberaniannya, dia bahkan ditunjuk sebagai kapten milisi anti-Jepang, dalam dua tahun berikutnya Zhang memimpin penduduk desa.
Tak hanya perang dengan Jepang, dia juga dua kali berpartisipasi dalam perang di Korea Utara dalam misi menolak Agresi AS.
Baca Juga: Sosok M Adam, Gembong Narkoba yang Kekayaannya Capai Rp 12,5 Triliun dan Lolos dari Hukuman Mati