GridHype.ID -Depresi menjadi salah satu gangguan kesehatan mental yang cukup banyak dialami orang-orang.
Depresi juga bisa menyerang siapa saja, tanpa pandang bulu.
Baik tua maupun muda, semua bisa mengidap depresi.
Sebagaimana diketahui, depresi dapat rentan dialami oleh banyak orang dengan beragam latar belakang, usia hingga kondisi sosial ekonomi.
Namun, apakah depresi juga bisa diturunkan dari keluarga, dan seperti apa faktor risikonya?
Seperti dikutip dari Live Science, Rabu (18/1/2023), untuk mendiagnosis bahwa seseorang mengalami gangguan depresi, maka dokter mungkin akan bertanya beberapa hal kepada pasien.
Dokter biasanya akan menanyakan tentang suasana hati, pola perilaku makan dan tidur, hingga riwayat kesehatan keluarga atau pun adakah pikiran untuk bunuh diri.
Selain itu, dokter juga mungkin akan meminta pasien untuk melaporkan gejala depresi yang dialami melalui sebuah kuesioner.
Bagaimana diagnosis pasien depresi?
Dr. Deborah Lee, seorang dokter medis dan penulis untuk Dr Fox Online Pharmacy di Inggris mengatakan diagnosis depresi dibuat pada saat seseorang merasa sedih dan merasa putus asa dalam waktu yang cukup lama, bisa berminggu-minggi atau bahkan berbulan-bulan.
Menurut pedoman American Psychiatric Association, orang yang didiagnosis mengalami gangguan kesehatan mental ini, setidaknya menunjukkan lima atau lebih tanda-tanda depresi selama dua minggu.
Baca Juga: Satu Indonesia Wajib Tahu, Ternyata Ini Gejala Depresi yang Harus Diwaspadai, Nomor 4 Bikin Syok
Selain itu, orang tersebut juga menunjukkan suasana hati yang tertekan atau kehilangan minat atau kesenangan.
Pedoman tersebut juga mencantumkan beberapa faktor risiko yang dapat memengaruhi apakah seseorang berisiko tinggi mengalami depresi, termasuk faktor-faktor risiko depresi sebagai berikut.
1. Harga diri atau kepribadian
Orang dengan harga diri rendah, mudah diliputi stres atau umumnya selalu merasa pesimis, tampaknya lebih mungkin mengalami depresi.
2. Genetika atau keturunan
Depresi juga dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau diwariskan dari keluarga.
Misalnya, ada salah satu dari kembar identik mengalami depresi, yang lain akan berpeluang 70 persen menderita penyakit mental yang sama suatu saat dalam hidup mereka.
3. Lingkungan
Apabila seseorang sering mengalami kekerasan, penelantaran, pelecehan atau kemiskinan, faktor risiko ini bisa menyebabkan mereka rentan terhadap depresi.
4. Biokimia otak
Selain ketiga hal tersebut, faktor risiko depresi pada seseorang juga bisa disebabkan oleh perbedaan bahan kimia tertentu di otak, dikutip dari American Psychiatric Association.
Baca Juga: Bisa Atasi Depresi, Inilah Manfaat Mengejutkan dari Kulit Pisang yang Kerap Dianggap Sampah
Perbedaan bahan kimia otak tersebut dapat menyebabkan gejala depresi pada seseorang.
Kendati demikian, dokter juga harus memastikan bahwa tidak ada penyebab yang mendasari gejala-gejala depresi tersebut, seperti masalah tiroid atau efek samping obat.
Menurut Mayo Clinic, dokter dapat meminta tes darah atau tes tiroid untuk memastikan bahwa organ tubuh ini berfungsi dengan baik, yang artinya tidak mengindikasikan dapat menyebabkan depresi pada pasiennya.
Gangguan depresi mayor atau depresi adalah penyakit medis umum dan serius yang secara negatif dapat memengaruhi perasaan, cara berpikir dan cara bertindak kamu.
Depresi menyebabkan perasaan sedih dan/atau kehilangan minat pada aktivitas yang pernah kamu nikmati.
Hal ini kemudian akan dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik, serta mampu menurunkan kemampuan dan peran kamu di tempat kerja dan di rumah.
Namun, gangguan kesehatan mental ini bukan berarti tidak dapat diobati.
Tentunya, sangat penting untuk segera meminta pertolongan medis atau spesialis, jika kamu merasa mengalami beberapa gejala depresi tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Depresi Bisa Diturunkan dari Keluarga? Ini Faktor Risikonya"
(*)