Erupsi Gunung Semeru Disebut Bisa Menyebabkan Tsunami di Jepang, Begini Kata Peneliti Bencana

Selasa, 06 Desember 2022 | 12:45

Gunung Semeru atau Gunung Meru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter.

Gridhype.id-Erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa timur menuai kekhawatiran di benak masyarakat sekitar.

Namun siapa sangka erupsi Gunung Semerudisebut bisa berdampak lebih luas.

Pasalnya, erupsi Gunung Semeru menyebabkan Jepang waspada akan ancaman tsunami.

Hal tersebut disampaikan oleh Badan Meteorologi Jepang yang menyebut adanya kemungkinan tsunami setelah erupsi Gunung Semerupada minggu (4/12/2022).

Peneliti Bencana Institut Teknologi 10 November, Dr Ir Amien Widodo, Msi justru menepis pemberitaan tersebut.

Pihaknya menegaskan bahwa erupsi Gunung Semeru tidak akan berpengaruh sampai ke lautan.

Amin menegaskan bahwa gunung berapi di darat seperti Semeru memiliki lahar yang tidak akan sampai pada bibir pantai.

Adapun pemicu tsunami terjadi jika gunung yang meletus berada di lautan seperti Krakatau dan gunung api dasar laut di Pasifik.

Lebih lanjut, Amin membenarkan bahwa Jepang memang mewaspadai adanya tsunami.

Hal tersebut berkaitan dengan gunung berapi di Pasifik yang bersebelahan dengan Jepang, yaitu gunung Hunga di pulau Tonga.

Adapun status Gunung Semeru pada saat ini paling akurat dapat dilihat berdasarkan informasi dari pos pantau.

Dirangkum dari laman kompas.com, Gunung Semeruyang berlokasi di Kabupaten Lumajang Jawa timur kembali mengeluarkan erupsi guguran awan panas sejauh 7 km.

Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru Jadi Sorotan Negara Tetangga, Jepang Waspadai Tsunami, Kok Bisa?

kompas.com/Anggara Wikan Prasetya
kompas.com/Anggara Wikan Prasetya

Gunung Semeru meletus dan kisah pendakiannya.

Badan geologi pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi Kementerian ESDM mencatat bahwa awan panas guguran dari puncak Gunung Semerumemiliki kolom Abu berwarna kelabu.

Adapun intensitas terpantau sedang hingga tebal ke arah tenggara dan Selatan.

Sementara itu, sumber awan panas guguran tersebut diketahui berasal dari tumpukan di ujung lidah lava yang berada sekitar 800 m dari puncak atau kawah Jonggring Seloko.

Masyarakat dihimbau untuk tidak beraktivitas apapun di sektor Tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak.

Berkaitan dengan erupsi yang terjadi pada Gunung Semeru, dipastikan bahwa hal tersebut tidak berdampak pada Gunung Bromo.

Perlu diketahui bahwa Gunung Semeru dan gunung Bromo sama-sama masuk wilayah taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau berjarak sekitar 30 hingga 50 km.

Hingga saat ini, aktivitas wisata Gunung Bromo dan warga Tengger di Kabupaten Probolinggo masih berjalan normal.

Seperti dilansir dari laman tribunnews.com, staf Pos Pengamatan Gunung Api Bromo Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengatakan bahwa tidak ada dampak yang ditimbulkan dari erupsi gunung Semeru terhadap Gunung Bromo.

Pihaknya tidak mendeteksi adanya hujan abu vulkanik erupsi Gunung Semeru yang turun dari kawasan Gunung Bromo.

Adapun Saat ini Gunung Bromo masih dalam status waspada atau level II.

Seismograf di pos pengamatan Gunung Api Bromo, Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Kabupaten Probolinggo, mencatat gempa tremor kecil menerus dengan amplitudo maksimal 0,5 hingga 1 milimeter, dominan 0,5 mm pada gunung setinggi 2328 mdpl itu.

"Erupsi Gunung Semerutidak berdampak pada aktivitas vulkanik Gunung Bromo. Gunung Bromoberstatus Waspada atau level II. Kendati demikian, sesuai rekomendasi, masyarakat dan wisatawan diimbau tidak memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah Gunung Bromo," paparnya.

Baca Juga: Statusnya Meningkat Jadi Awas, Gunung Semeru Makin Menunjukkan Aktivitasnya, PVMBG Himbau Warga Jauhi Lokasi

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Kompas.com, Tribunnews.com

Baca Lainnya