GridHype.ID - Indonesia kembali dilanda bencana alam, erupsi Gunung Semeru terjadi pada Minggu (4/12/2022).
Akibat erupsi Gunung Semeru, ribuan warga setempat langsung diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Setidaknya ada 12 lokasi yang jadi tempat pengungsian warga setelah erupsi Gunung Semeru.
Diberitakan Kompas.com, awan panas guguran yang dimuntahkan Gunung Semeru meluncur hingga jarak 12 kilometer.
Tak hanya itu saja, juga terjadi gempa awan panas dan gempa letusan sebanyak 13 kali.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang mengamati aktivitas ulkanik Gunung Semeru bahkan sudah menaikkan level erupsi ini.
Per 4 Desember 2022 pukul 12.00 WIB, tingkat aktivitas Gunung Semeru dinaikkan dari Level III Siaga menjadi Level IV Awas.
Letusan Gunung Semeru kali ini terjadi tepat setahun setelah gunung berapi itu erupsi pada tanggal 4 Desember 2021 lalu.
Akibat erupsi gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (4/12/2022) pukul 02.26 WIB ini, Jepang mengeluarkan peringatan tsunami.
Kemungkinan tsunami ini sebelumnya diprediksi mencapai Prefektur Okinawa paling cepat sekitar pukul 14.30 waktu Jepang.
Namun, mereka mencabut peringatan tsunami itu beberapa jam kemudian dan menyatakan tidak ada dampak tsunami akibat letusan gunung Semeru.
Baca Juga: Tiada Ampun, Lelaki Penendang Sesaji di Lokasi Erupsi Gunung Semeru Kini Jadi Buronan Polisi
Lantas, mengapa letusan Semeru bisa membuat Jepang waspada tsunami?
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono pun memberi penjelasan.
Daryono menuturkan, peringatan tsunami di Jepang merupakan wujud dari kehati-hatian mereka.
Pasalnya, erupsi gunung api bisa menghasilkan gelombang kejut pemicu tsunami, seperti erupsi gunung Tonga awal tahun ini yang berdampak pada Jepang.
"Itu sebuah kehati-hatian, sebuah negara yang pernah mendapatkan fenomena gelombang kejut yang memicu tsunami," kata Daryono, Minggu (4/12/2022).
Senada, peneliti bencana Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya Amien Widodo menuturkan, peringatan tsunami Jepang ini adalah bentuk kewaspadaan.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa erupsi gunung Semeru tidak akan sampai ke lautan.
Menurutnya, gunung berapi di darat seperti Semeru memiliki lahar yang tidak akan sampai bibir pantai.
"Sudutnya sudah datar sehingga tidak akan mungkin meletus sampai bibir pantai juga tidak mungkin, karena energinya berkurang," jela dia.
Ia menjelaskan, tsunami bisa terjadi ketika gunung yang meletus berada di lautan, seperti gunung Anak Krakatau dan gunung api di Pasifik.
"Jepang memang mewaspadai karena khawatir akan ada tsunami karena ada gunung berapi di Pasifik yang bersebelahan dengan Jepang, yakni gunung Hunga di pulau Tonga," lanjutnya.
Sementara itu, Subkoordinator Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ahmad Basuki memastikan, erupsi Semeru tidak menyebabkan tsunami di Indonesia.
"Saya kira tidak (menyebabkan tsunami di wilayah Indonesia) dan awan panasnya juga berhenti di jarak 14 km dari puncak, tidak mencapai lautan," ujarnya.
(*)