Gridhype.id-Roslin Simanjuntak menjadi salah satu sosok yang sangat kehilangan akibat kepergian Brigadir Yosua Hutabarat.
Bahkan, Roslin Simanjuntak juga mengungkap kejadian tak biasa yang dianggapnya sebagai tanda-tanda aneh pasca pembunuhan berencana terhadap keponakannya.
Kisah tak biasa yang dialami oleh Roslin Simanjuntak diungkapkan olehnya pada acara Rosi di Kompas TV pada Kamis 3 November 2002.
Sembari menahan air mata, dirinya mengungkap bahwa mendapatkan tanda aneh ketika jenazah Brigadir Yosua Hutabarat diantar pulang ke rumah orang tuanya di Jambi.
Saat jenazah keponakannya dibawa masuk ke dalam rumah, ia merasa bahwa seakan-akan Brigadir Yosua Hutabarat berbicara kepadanya untuk membuka pakaian yang membalut tubuhnya.
Padahal, saat itu pihak kepolisian yang mengantar melarang keras untuk membuka peti jenazah.
Awalnya, terjadi kesepakatan bahwa peti Brigadir Yosua Hutabarat hanya boleh dibuka untuk dilihat bagian atas tubuhnya saja.
Mengingat firasat yang dialami oleh dirinya, Roslin Simanjuntak memberanikan diri untuk membuka peti jenazah dan memeriksa seluruh bagian tubuh.
Tak disangka, saat itu dirinya dan keluarga justru menemukan kejanggalan yaitu banyak sekali luka pada tubuh korban.
Kejanggalan juga dialami oleh Roslin Simanjuntak ketika dirinya melihat jari almarhum menjadi lebih pendek.
"Langsung saya angkat jarinya itu. Tangannya saya angkat. Kulihat memang pendek satu jarinya. Sudah hampir putus, langsung kubuka sarung tangannya," ujar Roslin dilansir dari Pos Kupang.
Alhasil dirinya melihat ada bekas tembakan peluru dengan beberapa jari yang hampir putus dan lainnya sudah remuk.
Roslin Simanjuntak merasakan bahwa tubuh Brigadir Yosua Hutabarat tiba-tiba luwes dan lentur meskipun lazimnya sudah kaku karena dua hari meninggal dan diformalin.
"Mungkin almarhum ini memang ingin berbicara kepada saya, tantenya. Karena dari kecil dia dekat dengan aku. Jadi mungkin dia mau ngomong ke saya, 'Inanh Uda periksa tubuh saya ini, buka dong baju saya ini', itu bahasa tubuhnya," jelasnya.
"Dari situlah saya yakin bahwasanya biarpun dia sudah mati, tapi roh dia masih hidup. Dan roh dia yang berbicara kepada saya melalui tubuh dia. Dia lemahkan seluruh tubuhnya yang malam itu sudah kaku," jelasnya.
Was-Was Bertemu Ferdy Sambo
Roslin Simanjuntak yang tak lain adalah tante Brigadir J mengaku was-was bertemu dengan Ferdy Sambo.
Roslin Simanjuntak menuturkan bahwa Ferdy Sambo dan istrinya masih disegani imbas kekuasaannya sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan.
Pasalnya, Roslin Simanjuntak yang terlibat menjadi saksi untuk terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawati melihat adanya perbedaan dalam proses pemeriksaan di pengadilan.
Hal tersebut berbeda jauh dengan momen saat dirinya menjadi saksi untuk terdakwa Richard Eliezer, Kuat Maruf, dan Ricky Rizal.
"Waktu kita masuk kesaksian Eliezer tas kita nggak diperiksa, tidak dimasukkan ke metal detector," jelasnya.
Sementara itu, pengamanan cukup ketat dilakukan oleh pihak terkait pada saat dirinya hadir menjadi saksi persidangan Ferdy Sambo dan Putri Candrawati.
"Tapi ketika masuk persidangan Putri Candrawati dan sambo diperiksa semua," jelasnya.
Bahkan diketahui pula bahwa telepon genggam mereka tidak diperbolehkan untuk dibawa ke ruang sidang.
"Handphone-handphone kita tidak boleh kita bawa ke ruang persidangan," tambahnya dilansir dari Tribun Bali.
Roslin Simanjuntak menganggap bahwa hal tersebut terjadi karena masih adanya relasi kekuasaan.
"Saya rasa itu masih ada relasi kekuasaan kenapa ada perbedaan antara terdakwa satu dengan yang satu lagi," ungkapnya.
Perbedaan tersebut lantas membuat dirinya sempat merasa khawatir ketika bertemu dengan Ferdy sambo dan Putri Candrawati dalam persidangan.
"Memang secara rasa was-was itu ada. Ya bagaimana mereka masih mempunyai relasi kekuasaan yang kami lihat," jelasnya.
(*)