Tewas Mengenaskan di Ruang Sidang, Siapa Sosok Akku Yadav yang Kematiannya Diangkat Jadi Film Indian Predator: Murder In A Courtroom

Senin, 31 Oktober 2022 | 17:45
Netflix

Poster film Indian Predator: Murder in A Courtroom.

GridHype.ID - Baru-baru ini Netflix menghadirkan serial dokumenter berjudul Indian Predator: Murder in A Courtroom.

Serial yang didasarkan pada kisah nyata ini tayang pada 28 Oktober lalu.

Dengan total 6 episode, serial ini berkisah tentang sebuah kejadian yang terjadi di India pada 2004 silam di India.

Kala itu seorang pria yang bernama Akku Yadav yang digantung di ruang sidang.

Serial tersebut juga mengisahkan tentang komunitas yang diterornya dan pembalasan dendam yang mereka lakukan.

Akku Yadav akhirnya tewas di ruang sidang, namun tak ada yang dihukum atas kematiannya.

Ratusan orang termasuk perempuan, pria, hingga anak-anak turun ke jalan untuk membela para perempuan yang ditahan usai kematian Akku Yadav.

Inilah sosok Akku Yadav, sosok yang tewas mengenaskan 18 tahun lalu di sebuah ruang sidang di India.

Akku Yadav terkenal sebagai sosok yang memperkosa hampir 200 perepmpuan dari sebuah kota kumuh di India.

Bertahun-tahun dia begitu leluasa melakukan aksinya, tanpa pertanggungjawaban atas kejahatannya.

Baca Juga: Aneka Tips Kesehatan, Digemari Banyak Orang, Ternyata Makan Durian Ketika Tubuh Alami Kondisi ini Dilarang, Bahaya Mengerikan Mengintai

Akku Yadav pun mengira dia tak tersentuh karena ia selalu menyuap petugas polisi agar lolos dari jerat hukum.

Warga bahkan mengatakan dia lolos dengan membunuh setidaknya tiga orang.

Hingga pada 13 Agustus 2004, ketika gerombolan lynch yang terdiri dari hampir 200 perempuan mendatanginya, membuat kekacauan berdarah.

Melansir All That Interesting, para perempuan dalam gerombolan lynch itu semuanya adalah korban Yadav, dari Kasturba Nagar, daerah kumuh di New Delhi.

Mereka mengklaim bahwa dia telah merudapaksa begitu banyak perempuan.

Para perempuan mengatakan bahwa Yadav akan memperkosa perempuan sebagai alat untuk mengontrol para pria dan bahwa Yadav memiliki antek-antek yang akan membantunya melakukan pekerjaan kotornya.

Pada satu titik, Yadav diduga mengarahkan mereka untuk memperkosa seorang gadis berusia 12 tahun.

Lusinan perempuan telah melaporkan Yadav ke polisi tetapi ditertawakan di kantor mereka.

Yadav telah menyuap mereka selama bertahun-tahun, dan setiap kali seorang perempuan mengeluh, polisi akan memberi tahu Yadav, yang kemudian akan mengunjungi para wanita itu dan mengintimidasi mereka.

Baca Juga: Belajar dari Tragedi Kanjuruhan dan Itaewon, Festival Musik Berdendang Bergoyang Hari Ketiga Dibatalkan, Ini Kata Polisi

Tangkap layar YouTube via All That Interesting

Akku Yadav

Dia mengancam akan menyirami mereka dengan asam, atau memperkosa mereka lagi, atau melukai anggota keluarga mereka.

Usha Narayane, salah satu korban yang berulang kali dilecehkan oleh Yadav, meminta saudara iparnya untuk membantunya.

Bersama-sama, mereka melewati polisi dan pergi ke wakil komisaris.

Saudara iparnya berjanji padanya tempat yang aman, dan bahwa polisi akan berangkat untuk menemukan Yadav.

Malam itu, rumah Yadav dirobohkan, dihancurkan menjadi puing-puing oleh tetangga dan penduduk setempat yang marah.

Taktik intimidasi mereka berhasil, sebagian, karena Yadav telah memutuskan untuk "menyerah."

Karena Yadav menyuap kepolisian, tidak mungkin penyerahannya akan membuahkan hasil.

Polisi bahkan mengatakan bahwa menempatkan Yadav dalam tahanan lebih untuk keselamatannya sendiri, daripada keselamatan para korbannya.

Sehari setelah penangkapannya, Yadav akan hadir di pengadilan.

Baca Juga: Kumpulan Doa Harian, Inilah Beberapa Doa Sebelum Belajar yang Bisa Kamu Amalkan

Narayane dan perempuan lain yang mengikuti kasus itu mendengar bahwa Yadav kemungkinan besar akan mendapatkan jaminan, dan pada saat itu juga para perempuan mengambil tindakan sendiri.

Berbekal pisau sayur, batu, dan bubuk cabai, hampir 200 korban Yadav menyerbu gedung pengadilan.

Saat Yadav berjalan melewati mereka, menuju pengadilannya, Yadav mengejek salah satu dari mereka, memanggilnya pelacur, dan mengancam akan memperkosanya lagi. Polisi yang mengawalnya tertawa.

"Kita berdua tidak bisa hidup di bumi ini bersama-sama," teriak perempuan yang diejeknya. "Itu kamu atau aku."

Kemudian, perempuan itu mulai memukulnya dengan sandalnya, dan dalam hitungan detik perempuan lain bergabung dengannya.

Mereka melemparkan bubuk cabai ke wajahnya, melemparkan batu ke kepalanya, menusuk bagian mana pun dari dirinya yang bisa mereka jangkau dengan pisau sayur mereka.

Sementara pengawalnya melarikan diri, selama lebih dari sepuluh menit Yadav diserang para perempuan itu, menikamnya tidak kurang dari 70 kali.

Lima belas menit kemudian, Akku Yadav sudah mati, tubuhnya hampir tidak dapat dikenali sebagai kekacauan berdarah, darahnya menodai lantai marmer putih gedung pengadilan.

Ketika polisi mencoba menangkap lima perempuan, sisanya memprotes.

Baca Juga: Aneka Tips Kesehatan, Musim Durian Kerap Bikin Kalap, Siapa Sangka 3 Golongan Ini Baiknya Batasi Konsumsi Jika Tidak Ingin Alami Kerugian

Bahkan, setiap perempuan yang tinggal di wilayah tersebut mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tanpa pengadilan tersebut.

Kerumunan 400 perempuan dan lebih dari 100 pria dan anak-anak berkumpul di gedung pengadilan untuk mendukung para wanita yang ditangkap.

Mereka mengatakan tidak akan bergerak sampai para perempuan itu diberikan jaminan.

Akhirnya, pada tahun 2012, Narayane dibebaskan dan pada tahun 2014, dilaporkan bahwa semua terdakwa yang tersisa dalam kasus pembunuhan Akku Yadav dibebaskan karena kurangnya bukti.

Baca Juga: Aneka Tips Kesehatan, Mulai Sekarang Jangan Buang Serabut Putih Pada Jeruk, Saat Dimakan Ternyata Punya Efek Menakjubkan

(*)

Tag

Editor : Ruhil Yumna

Sumber intisari, Netflix