Eksepsi Putri Candrawathi Dibacakan, Jaksa Mendadak Ragukan Kompetensi Febri Diansyah, Kartu Pengacaranya Langsung Diperiksa

Rabu, 19 Oktober 2022 | 19:30
Majalah Intisari/Bhisma; Kompas TV

Febri Diansyah menjadi pengacara Putri Candrawathi.

GridHype.ID - Kejadian tak terduga sempat mewarnai sidang perdana kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Pasalnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) sempat meragukan kemampuan eks pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah sebagai pengacara dari istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Usut punya usut, kejadian ini terjadi di awal eksepsi Putri Candrawathi dibacakan dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

"Tadi pada saat kami mau membacakan surat dakwaan, kan diberikan surat kuasa dari majelis hakim dari penasihat hukum terdakwa Putri Candrawathi," ujar jaksa, Senin (17/10/2022), dikutip dari Kompas.com.

"Kemudian tadi kami sampaikan bahwa surat kuasa tersebut adalah sama dengan yang di Ferdy Sambo. Setelah kami cek dari surat kuasa ini, ternyata ada dua yang beda, jadi tidak sama, yaitu atas nama Bapak Febri Diansyah dan juga Ibu Novia Hendriati. Ini tidak ada dalam surat kuasa Ferdy Sambo," kata dia.

Untuk itu, jaksa tersebut memohon kepada Majelis Hakim agar kartu pengacara Febri Diansyah dicek terlebih dahulu.

Selain itu, jaksa meminta agar berita acara sumpah dari Pengadilan Tinggi Jakarta Febri Diansyah turut dicek.

Menurut dia, hal tersebut penting untuk mengetahui kompetensi Febri dalam membela Putri Candrawathi.

"Kami keberatan, kalau eksepsi ini tetap terkait kompetensi yang bersangkutan untuk membela daripada terdakwa. Oleh karena itu kami tetap meminta itu," kata dia.

Mendengar permintaan tersebut, Majelis Hakim melakukan pengecekan terhadap dokumen dan kartu Febri Diansyah.

Febri terlihat maju ke meja depan dan menyerahkan kertas dan kartu. Tak lama berselang, Febri kembali ke tempat duduknya lagi.

Baca Juga: Fakta Baru Mulai Terungkap, Jaksa Beberkan Kekejian yang Dilakukan Ferdy Sambo untuk Pastikan Brigadir J Meninggal

Usai urusan pengecekan kompetensi Febri rampung, jaksa tersebut kembali melayangkan interupsi.

Kali ini, dia mempersoalkan adanya advokat magang di tim kuasa hukum Putri Candrawathi.

"Kami melihat dalam surat kuasa ini ada beberapa orang yang masuk advokat magang. Apakah mereka di ruang sidang?" kata jaksa.

Merespons pertanyaan itu, kuasa hukum Putri Candrawathi, Arman Hanis memberi penjelasan mengenai advokat magang di timnya.

Hanya saja, Arman memastikan tidak ada advokat magang di ruang sidang.

"Advokat magang itu wajib kita masukkan ke surat kuasa untuk membuktikan bahwa dia magang dan ada dalam surat kuasa. Makanya kita jelaskan di situ ada advokat magang. Tidak ikut bersidang di sini," kata Arman.

Sementara diberitakan Kompas.com sebelumnya, tim kuasa hukum Ferdy Sambo diketahui langsung mengajukan eksepsi usai jaksa membacakan dakwaannya atas kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Kemudian Hakim ketua Wahyu Iman Santosa meminta jaksa penuntut umum (JPU) pada Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan menjawab nota keberatan atau eksepsi dari kuasa hukum Ferdy Sambo pada Kamis (20/10/2022).

"Sesuai dengan asas peradilan cepat, sederhana, dan murah, maka, saya tentukan hari Kamis untuk pembacaan tanggapan," kata hakim Wahyu dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (17/10/2022).

"Kalau memang tidak siap, maka kita akan lewatkan itu dan masuk putusan sela Kamis jam setengah 10," ujar Wahyu lagi.

Mendengar perintah hakim, jaksa menyetujui tenggat waktu mengenai tanggapan jaksa atas eksepsi tersebut.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap, Begini Detik-detik Ferdy Sambo Tembak Kepala Brigadir J

"Siap yang mulia," ucap jaksa.

Sebelumnya, jaksa meminta pembacaan tanggapan atas eksepsi kuasa hukum Ferdy Sambo dibacakan pada Senin (24/10/2022).

Sebab, jaksa baru menerima eksepsi dari kuasa hukum mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri itu pada hari dakwaan juga dibacakan.

Hal itu, menurut jaksa, berbeda dengan surat dakwaan yang telah diberikan kepada para terdakwa maupun tim penasihat hukumnya yang telah diberikan sejak satu pekan sebelum sidang.

"Sehingga wajar mereka bisa langsung memberikan tanggapan terhadap dakwaan kami. Terkait dengan hal ini kami juga baru hari ini menerima hard copy eksepsi dari penasihat hukum," kata jaksa.

Dalam kasus ini, jaksa mendakwa Ferdy Sambo bersama Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf melakukan pembunuhan terhadap Brigadir J di rumah dinas yang berada kompleks Duren Tiga Nomor 46 Jakarta Selatan sekitar pukul 15.28-18.00 WIB.

Peristiwa itu diawali adanya keributan antara Brigadir J dan Kuat Ma'ruf di rumah Ferdy Sambo yang berada di Magelang.

Namun, jaksa tidak dijelaskan secara rinci peristiwa yang melatari keributan antara Yosua Hutabarat dan Kuat Ma'ruf.

Kemudian, dalam dakwaan Putri Candrawathi disebut meminta Yosua Hutabarat untuk datang ke kamarnya dan keduanya sempat berbicara selama 15 menit.

Setelah Yosua keluar dari kamar, jaksa melanjutkan, Kuat Ma'ruf kemudian menghampiri Putri Candrawathi mendesak untuk melaporkannya kepada Ferdy Sambo.

"Ibu harus lapor Bapak agar di rumah ini tidak ada duri di dalam rumah tangga ibu," kata jaksa menirukan desakan Kuat kepada Putri.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap, Begini Detik-detik Ferdy Sambo Tembak Kepala Brigadir J

"Saat itu, saksi Kuat Ma'ruf masih belum mengetahui secara pasti kejadian yang sebenarnya," tutur jaksa.

Setelahnya, Putri Candrawathi menghubungi Ferdy Sambo dan mengaku memperoleh perilaku yang tidak sopan dari Yosua Hutabarat yang kemudian membuat suaminya marah.

Ferdy Sambo lantas merencanakan pembunuhan terhadap Yosua Hutabarat yang turut melibatkan Putri Candrawathi, Richard, Ricky, dan Kuat Ma'ruf.

Atas perbuatannya tersebut, Ferdy Sambo didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 56 ke-1 KUHP.

Baca Juga: Fakta Terbaru Sidang Perdana Ferdy Sambo, Setelah Penembakan Brigadir J, Siapa Sangka Ada Seseorang Todongkan Pistol ke Suami Putri Chandrawathi

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Kompas.com