Korban Tragedi Kanjuruhan Bertambah Nyaris Tembus Angka 200, Jadi Tragedi Stadion Terbesar Kedua dalam Sejarah

Minggu, 02 Oktober 2022 | 17:15
(KOMPAS.com/SUCI RAHAYU)

Suasana di area Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/9/2022) malam.

GridHype.ID - Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan korban jiwa tengah menuai sorotan publik.

Korban meninggal dunia pun diketahui kembali bertambah akibat tragedi Kanjuruhan ini.

Melansir Tribun Lombok, sebanyak 182 orang dinyatakan meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/20/2022).

Data terbaru tersebut disampaikanArema Indonesia melalui akun twitter @AremaFC belum lama ini.

Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan terjadi pasca pertandingan Arema FC mengalami kekalahan dari Persebaya.

Ya, selaku tuan rumah, Arema FC berakhir dengan skor 2-3, kemenangan untuk Persebaya di Stadion Kanjuruhan.

Data terbaru, korban meninggal akibat tragedi Kanjuruhan sudah mencapai 182 orang.

Padahal sebelumnya, pada pukul 05.00 WIB, Kompas TV melaporkan, 127 orang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.

Kapolda Jawa Timur Irjen pol Nico Afinta mengkonfirmasi, mayoritas korban merupakan suporter Arema FC, Aremania.

Kemudian 180 orang dirawat di empat titik rumah sakit di Kabupaten Malang.

Namun publik mengabarkan, sejumlah korban masih menunggu perawatan karena tempat kesehatan di sekitar Malang penuh.

Baca Juga: Daftar Nama Korban Meninggal Akibat Insiden di Stadion Kanjuruhan Malang, Kepolisian Ungkap Penyebabnya

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indah Parawansa telah menyampaikan belasungkawa melalui akun instagram resminya @khofifah.ip.

"Tidak hanya menjadi duka Jawa Timur, namun juga duka Indonesia dan duka dunia olahraga," tulis Khofifah.

"Jangan sampai kejadian ini terulang di kemudian hari," sambungnya.

Dalam unggahan itu, Khofifah juga memberikan keterangan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Malang akan fokus menangani korban.

"Penanganan di RS Saiful Anwar akan ditanggung oleh Pemprov Jawa Timur. Semua korban yang wafat dan luka berat akan mendapatkan santunan dari Pemprov Jatim," tulis Khofifah.

Terakhir ia mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Timur, menyampaikan belasungkawa.

"Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada seluruh korban dan keluarga," ucap Khofifah.

PSSI selaku induk sepak bola Indonesia juga mengungkapkan rasa sesal dan permintaan maaf setelah terjadi insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang.

PSSI menyesali tindakan suporter yang dilakukan setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Sementara itu, permintaan maaf mereka sampaikan untuk keluarga korban.

"PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan."

Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan Tewaskan 127 Korban Jiwa, PSSI: Sanksi Keras Menimpa Arema

"Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut," kata Mochamad Iriawan, dikutip dari laman resmi PSSI.

Sebagai respons dari tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, PSSI mengambil tindakan.

"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan," ujar Mochamad Iriawan.

"Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," tutur pria yang akrab disapa Iwan Bule tersebut.

Tragedi stadion terbesar kedua sepanjang sejarah

Melansir Kompas.com, tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi stadion sepak bola terbesar kedua dalam sejarah.

Menilik data dari Football Stadiums, adapun kejadian paling memilukan dalam sejarah sepak bola terjadi pada 24 Mei 1964 di Estadio Nacional, Lima, Peru.

Saat itu, Peru bertanding melawan Argentina dalam kualifikasi Olimpide. Peru tertinggal 0-1 dan berhasil menyamakan kedudukan pada menit-menit akhir.

Namun, gol penyama kedudukan Peru dianulir oleh wasit. Hal itu kemudian menimbulkan kerusuhan yang mengakibatkan 328 orang tewas.

Baca Juga: Tragedi Paling Berdarah Sepak Bola Indonesia Terjadi 129 Korban Berjatuhan, Penggunaan Gas Air Mata di Kanjuruhan Salahi Aturan FIFA?

(*)

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Kompas.com, TribunLombok.com

Baca Lainnya