GridHype.ID -Masih ingat dengan presenter cantik bernama Shahnaz Haque?
Mungkin tak banyak dari kamu yang masih ingat dengan sosok Shahnaz Haque ya.
Pasalnya, Shahnaz Haque sempat vakum dari dunia hibura Tanah Air.
Melansir dari GridHits.ID, Shahnaz Haque sendiri sempat dikenal sebagai salah satu artis papan atas di Indonesia.
Wajahnya kerap menghiasi layar kaca televisi.
Shahnaz diketahui sempat membintangi banyak sinetron mulai Cinta & Rahasia hingga Jembatan yang Tidak Terputus.
Selain itu, dirinya juga menjadi presenter di banyak program papan atas.
Walau begitu, pembawa acara kondang ini mendadak menghilang bak ditelan bumi.
Ia sudah jarang terlihat di layar televisi yang membesarkan namanya.
Rupanya, wanita 46 tahun ini baru saja melawan kanker dalam tubuhnya.
Tidak hanya dirinya, bahkan sang suami pun mengalami hal yang sama.
Diketahui, Shahnaz menikah dengan Gilang Ramadhan pada tahun 2001 dan dikaruniai tiga orang anak.
Shahnaz rupanya didiagnosa mengalami kanker ovarium, sedangkan sang suami terkena kanker prostat.
Melansir dari Grid.ID melalui Gridfame.id, Shahnaz dan suami memang terlahir dari generasi yang memiliki riwayat penyakit kanker.
Beruntung, Shahnaz dan Glang Ramadhan sekarang sudah sembuh dan mulai aktif lagi di sosial media mereka.
Shahnaz bahkan sering membagikan tips untuk melawan kanker melalui live Instagram.
Cerita Shahnaz sebagai penyintas kanker ovarium
Seperti yang dialami oleh artis Shahnaz Haque, dalam kesempatan yang sama, ia menceritakan kisahnya sebagai penyintas kanker ovarium.
Melansir dari Kompas.com, SHahnaz mengungkapkan bahwa dirinya sempat didiagnosis penyakit yang juga disebut sebagai silent killer ini.
Akan tetapi, saat itu ia beruntung karena terdiagnosis kanker ovarium dalam fase stadium dini atau awal.
Hal ini bermula dari kekhawatirannya ketika seringkali tidak kunjung menstruasi dalam beberapa bulan, padahal dia belum menikah ketika itu.
Lalu, Shahnaz pun menyadari bahwa ada yang tidak beres atau tidak benar yang terjadi pada tubuhnya.
Mengingat anggota keluarganya, ada yang memiliki penyakit kanker.
Maka, riwayat ini juga menjadi salah satu faktor risiko yang dicurigai Shahnaz Haque ketika itu, sebelum akhirnya didiagnosis kanker ovarium stadium awal.
"Yang saya pikirkan adalah bagaimana bisa sembuh dari sakit ini, meskipun khawatir juga waktu dapat diagnosis awal kena kanker ovarium itu. Tapi mikirnya positif, dan fokus ke pengobatannya bagaimana," cerita Shahnaz.
Shahnaz pun berpesan agar siapapun yang saat ini menderita sakit, baik sakit kanker ovarium ataupun berbagai penyakit lainnya untuk fokus menjalankan pengobatannya, dan jangan pernah takut atau lawanlah penyakit yang saat ini diderita.
"Jangan takut sama pengobatannya, takut sama penyakitnya," kata Shanaz.
Shahnaz saat ini juga dinobatkan sebagai Duta Peduli Kanker Ovarium khususnya pada Kampanye 10 Jari.
Brahmana juga mengingatkan agar pasien yang sudah terdiagnosis kanker ovarium untuk segera melakukan saran terapi dari dokter ahli supaya bisa membantu memperbaiki kualitas hidup pasien tersebut.
"Tidak hanya itu, saya juga mengimbau para pasien yang telah terdiagnosis dengan kanker ovarium untuk tetap mengontrol kondisi mereka dengan menemui dokter secara rutin dan menemukan terapi yang tepat untuk menghadapi penyakit tersebut agar kualitas hidup mereka semakin baik," tegasnya.
Sebagai informasi, kanker ovarium menjadi penyakit yang disebut sebagai silent killer atau pembunuh senyap, dan menempati urutan lima teratas dari kanker yang khusus terjadi pada perempuan.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Dr dr Brahmana Askandar SpOG(K), K-Onk dalam diskusi daring bertajuk Kampanye 10 Jari, Kamis (13/1/2022).
Brahmana mengatakan, kanker ovarium disebut sebagai silent killer atau pembunuh senyap itu bukan tanpa alasan.
Alasan utama kanker ovarium bisa membunuh wanita yang diserangnya yakni karena tidak ada gejala khas yang dapat diidentifikasi atau disadari secara langsung.
"Kanker ovarium adalah salah satu kanker yang dikenal sebagai silent killer bagi kaum perempuan karena penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala apapun di stadium awal," kata Brahmana.
Gejala kanker ovarium stadium awal yang dapat terdeteksi tidaklah banyak.
Baca Juga: Pernah Idap Kanker Ovarium, Shanaz Haque Rutin Lakukan Dua Hal ini Untuk Sembuh
Menurut Brahmana, hanya 20 persen dari kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal.
Sementara, kurang lebih ada sekitar 26 wanita yang meninggal dunia setiap harinya karena penyakit kanker yang satu ini, karena kebanyakan pasien datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi tumor ganas stadium lanjut.
Dengan begitu, kata Brahmana, menjadi hal penting untuk dapat menemukan tumor ganas yang menyerang ovarium ini lebih dini.
Sebab, 94 persen pasien dapat hidup lebih dari 5 tahun setelah didiagnosis saat kanker ovarium baru stadium awal.
"Musuh utama dari kanker ovarium adalah kekambuhan karena sebagian besar ditemukan tidak dalam stadium dini," kata Brahmana.
Baca Juga: Innalillahi, Artis Legendaris Olivia Newton-John Meninggal Dunia Usai Berjuang Melawan Kanker
(*)