GridHype.ID - Doa disinyalir bisa menjadi sarana untuk meredam emosi yang meluap-luap.
Tiga amalan berikut bisa dipraktikkan untuk menetralisir emosi yang tengah menguasai diri.
Seperti yang kita tahu, setiap manusai memiliki kadar emosinya sendiri-sendiri.
Emosi ini merupakan respon akan hal-hal yang terjadi di sekeliling kita.
Emosi akan menghantarkan kita kepada perasaan seperti sedih, bahagia, kecewa, dan marah.
Saat marah, seseorang akan didominasi oleh perasaan dan sulit untuk mengendalikan pikirannya secara tenang dan logis.
Saking sulitnya mengendalikan amarah, orang yang bisa menguasai marahnya bahkan disebut sebagai orang yang kuat.
“Sesungguhnya orang yang kuat bukan orang yang unggul dalam bergulat, melainkan orang yang mampu menguasai dirinya saat marah.” Pernyataan Rasulullah yang diriwayatkan Abu Dawud dan At-Tirmidzi ini menyiratkan pesan bahwa mengendalikan diri lebih dari sekadar urusan fisik.
Mengontrol amarah menjadi parameter kekuatan batin seseorang.
Karena orang yang sedang marah bisa lalai terhadap segalanya, termasuk pada Tuhan dan dirinya sendiri.
Berikut kumpulan doa agar kita bisa mengendalikan diri saat marah.
1. Ta'awudz
Rasulullah memberi resep mengusir setan dan marah dengan membaca ta’awudz:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
A‘ûdzubillâhi minasy syaithânir rajîm
Artinya "Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk."
2. Doa Rasulullah
Rasulullah SAW mengajarkan antara lain doa sebagai berikut.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ ، وَأَذْهِبْ غَيْظَ قَلْبِيْ ، وَأَجِرْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ
Allâhummaghfirlî dzanbî, wa adzhib ghaizha qalbî, wa ajirnî minas syaithâni.
Artinya, “Tuhanku, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh setan.”
Berikut tiga amalan yang bisa kita lakukan untuk mengadapi rasa marah:
1. Berwudhu
Tips pertama menahan amarah yaitu dengan berwudhu ataupun mandi.
Marah merupakan sifat yang berasal dari setan.
Setan merupakan makhluk ciptaan Allah yang terbuat dari api maka dengan wudhu ataupun mandi amarah akan terpadamkan.
Manfaat berwudhu dalam Islam atau mandi maka tubuh dan hati akan menjadi suci kembali.
Tips menahan amarah dengan cara berwudhu terdapat dalam hadist Urwag As-Sadi Radhiyallahu ‘anhu yang berkata :
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).
2. Perbanyak dzikir dan mohon perlindungan Allah SWT
Tips yang kedua yaitu perbanyak dzikir dan juga mohon perlindungan Allah SWT.
Ketika sedang marah maka tips menahan amarah yang sangat mujarab yaitu berdzikir membaca istighafr, takbir, tahmid, dan bacaan dzikir lainnya.
Jangan hanya membaca bacaan doa dan dzikir setelah sholat saja akan tetapi berdzikir lah setiap kali kita sedang marah.
Sumber terjadinya amarah yaitu disebabkan oleh setan maka dengan begitu mohon perlindungan Allah SWT agar terhindar dari godaan setan, cara nya yaitu dengan banyak membaca Ta’awwudz.
Suatu hari sahabat sedang duduk bersama Nabi Muhammad SAW kemudian ada dua orang yang sedang saling marah-marah hingga akhirnya memaki dan salah satu orang tersebut telah sangat merah wajahnya dan terlihat jelas urat lehernya.
Kemudian Rasulullah SAW pun bersabda:
إِني لأعلمُ كَلِمَةً لَوْ قالَهَا لذهبَ عنهُ ما يجدُ، لَوْ قالَ: أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ، ذهب عَنْهُ ما يَجدُ
Rasulullah SAW mengetahui ada satu kalimat yang dapat dibaca oleh orang yang marah tersebut kemudian marahnya akan hilang. Kalimat tersebut yaitu kalimat ta’awuddz ” A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, maka marahnya akan segera hilang.a (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Mengambil posisi lebih rendah (menjadi duduk)
Cara menahan amarah dalam Islam yang ketiga yaitu megambil posisi lebih rendah atau mengubah posisi menjadi duduk.
Seseorang ketika sedang marah cenderung berada pada posisi lebih tinggi atau berdiri.
Dengan berdiri maka orang tersebut dapat melampiaskan amarahnya dengan cara-cara yang tidak diperbolehkan seperti memukul, dll.
Sedangkan jika berada pada posisi yang lebih rendah atau duduk maka akan sulit untuk melakukan hal tersebut sehingga orang yang sedang marah pun akan cenderung memilih untuk tidur meluapkan amarahnya.
Cerita tersebut diriwayatkan oleh sahabat nabi, Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu dimana beliau memilih mengubah
Selain itu Rasulullah SAW pun memerintahkan untuk duduk agar orang yang sedang berdiri tidak akan melapiaskan amarahnya jika terjadi maka orang tersebut akan menyesali perbuatan yang disebabkan oleh amarah itu. Rasulullah SAW bersabda
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ
“Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).
(*)