Jangan Sampai Disepelekan Generasi Muda, Kecanduan Rokok Elektrik Bisa Picu Bahaya Tubuh Mengerikan ini

Senin, 30 Mei 2022 | 06:00
tribunnews

Ilustrasi orang Vape

GridHype.ID - Rokok elektrik menjadi daya tarik tersendiri.

Sejumlah orang menyukai vape lantaran memiliki rasa yang berbeda.

Banya oang yang beranggapan bahwa bahaya vape lebih ringan ketimbang rokok tembakau.

Padahal, mengutip dari Hellosehat, cairan vape tetap mengandung nikotin yang diekstrak dari tembakau.

Bedanya, cairan vape ini juga dicampur berbagai macam rasa yang menggugah selera.

Vape adalah rokok elektronik berisi liquid vape atau cairan dengan macam-macam rasa dan tidak memakai tembakau.

Meskipun begitu, cairan vape tetap mengandung nikotin yang diekstrak dari tembakau tetapi sudah dicampur berbagai macam perasa.

Artinya, bahaya merokok vape dan rokok konvensional mungkin mirip bahkan sama.

Lantas apa saja bahaya yang ditimbulkan dari merokok menggunakan vape ini.

Dilansir dari Kompas.com, berikut bahaya yang ditimbulkan menggunakan rokok elektrik.

Baca Juga: Lidah Mertua Jadi Tanaman dengan Harga Mahal di Luar Negeri, Padahal di Indoensia Dijual Murah, Rupanya 12 Keistimewaan ini yang Bikin Harganya Jadi Selangit

1. Meningkatkan risiko penyakit jantung

Meskipun rokok elektrik tidak mengandung tembakau, kandungan nikotin yang tinggi di dalamnya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, sama seperti merokok biasa.

Direktur Pusat Penelitian dan Inovasi Tembakau di University of Wisconsin di Madison, dr Michael Fiore mengungkapkan, nikotin termasuk dalam kategori obat stimulan.

Efeknya membuat jantung berdetak lebih cepat dari biasanya, hingga berpotensi menyebabkan tekanan darah tinggi.

Jika menghisap vape, kamu mungkin memiliki risiko 59 persen lebih tinggi terkena serangan jantung atau nyeri dada (angina) dan risiko penyakit jantung sebanyak 40 persen lebih tinggi.

Temuan tersebut dipresentasikan di American Stroke Associations’s International Stroke Conference tahun 2019 di Honolulu.

2. Memengaruhi perkembangan otak pada remaja

Berdasaran survei yang dilakukan National Youth Tobacco Survey, sekitar 27,5 persen siswa sekolah menengah di AS mengonsumsi vape dalam 30 hari terakhir pada tahun 2019.

Angka ini naik 1,5 persen dari tahun 2011.

Penelitian menunjukkan, remaja dan anak-anak yang dapat menggunakan perangkat ini kemungkinan menghadapi gangguan otak jangka panjang yang serius, dan masalah perkembangan otak karena kandungan nikotinnya.

Baca Juga: Kekayaan Raffi Ahmad Tembus Triliunan Rupiah, Ibunda Raffi Ahmad Punya Kegemaran Koleksi Barang Branded dan Tas Mewah, Singgung Soal Investasi

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menemukan, bahwa nikotin dapat membahayakan perkembangan otak remaja, yang berlanjut hingga memasuki usia awal 20 tahun-an.

3. Menyebabkan kanker

Penelitian terbaru mengungkapkan, bahwa vape mengandung formaldehida tingkat tinggi, maupun jenis karsinogen lainnya.

Menurut studi tahun 2015 yang dilakukan peneliti di Portland State University, proses pemanasan propilen glikol dan gliserol, yaitu dua bahan paling umum dari cairan vape, mengakibatkan pelepasan formaldehida.

Studi ini menjelaskan, agar pelepasan formaldehida terjadi, perangkat perlu mencapai tegangan yang agak tinggi, sekitar lima volt.

Tetapi, faktanya banyak vape di pasaran yang dapat memanas hingga level tersebut.

Baca Juga: Percuma Rutin Olahraga Kalau Masih Merokok, ini Penjelasannya

(*)

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber : Kompas.com, hellosehat

Baca Lainnya