GridHype.ID - Ada kejadian yang tidak menyenangkan yang dialami oleh pendakwah kondang, Ustaz Abdul Somad.
Ustaz Abdul Somad mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan ketika menyambangi negara tetangga, Singapura.
Ia harus dicekal di bagian imigrasi Singapura.
Tak hanya itu, ia bahkan dikurung di dalam ruangan dengan ukuran 1 x 2 meter.
Dikutip dari Surya.Id,pencekalan tersebut pun mengundang pertanyaan dari Ustadz Abdul Somad.
Pasalnya, ia datang ke Singapura mau liburan bersama anak dan istrinya, bukan untuk mengisi pengajian.
Bahkan, pertanyaan keras pun dilayangkan kepada pihak perwakilan pemerintah Singapura di Jakarta.
"Kenapa? Apakah karena teroris? Apakah karena ISIS? Apakah karena bawa narkoba? Itu mesti dijelaskan," protes Ustadz Abdul Somad yang dilayangkan kepada perwakilan pemerintah Singapura di Indonesia.
Ustadz Abdul Somad menegaskan, bahwa dia dilarang masuk ke Singapura benar adanya dan bukan hoaks.
Hal itu diungkapkan dalam akun Instagramnya, @ustadzabdulsomad_official.
Lebih lanjut, mengutip dari Grid.ID, Ustaz Abdul Somad tak diizinkan masuk Singapura pada Senin (16/5/2022).
Kepergian ustaz Abdul Somad kala itu adalah untuk berlibur bersama istri, anak, dan sahabatnya.
Berangkat dari Batam menuju Singapura dengan menggunakan kapal, UAS tiba di pelabuhan Tanah merah, Singapura, sekitar pukul 13.30 WIB.
Ustaz Abdul Somad tak merasa ada yang mengganjal, mengingat ia, keluarga dan sahabat telah memenuhi semua syarat yang diminta untuk bepergian ke Singapura.
Awalnya keluarga sahabat UAS, istri serta anaknya berhasil lolos dari imigrasi, namun, saat dirinya diperiksa, tiba-tiba saja petugas melarangnya untuk masuk.
UAS pun diinterogasi dan ditahan selama 1 jam di ruangan 1x2 meter sebelum akhirnya ditahan di ruangan yang sedikit lebih lebar selama 3 jam bersama keluarga dan sahabatnya.
"Info saya dideportasi dari Singapura itu shahih (benar) bukan hoaks," ujar UAS, dikutip dari YouTube HAI GUYS Official, Selasa (17/5/2022).
"Apakah karena teroris, apakah karena ISIS, apakah karena bawa narkoba, itu mesti dijelaskan," lanjutnya.
"Berkas lengkap semua, arrival card, kartu untuk datang sampai masuk lengkap semua, tak ada kurang satu apapun, sudah lengkap semua."
"Di scan passport, kemudian cap jempol, habis itu pas mau keluar, saya yang terakhir, sahabat saya sudah keluar, istrinya sudah, anaknya, ustazah pun sudah, anak saya sudah, saya yang terakhir, begitu pas mau keluar baru tasku ditarik masuk," jelas UAS.
Bahkan, UAS yang kala itu memegang tas keperluan bayinya, tidak diperbolehkan untuk memberikan tas tersebut kepada sang istri.
Ia ditahan bak pelaku kriminal yang sama sekali tak boleh keluar, bahkan untuk sekedar menyerahkan tas keperluan bayi.
"Tas ini tas ustazah, isinya keperluan bayi, jadi maksud saya mau kasih tas ini untuk ustazah yang sudah lepas di sana, dia tak kasih, tas ini tak boleh lewat ke sana, jadi luar biasa sekali orang Singapura, tas pun untuk bayi nggak dikasih," sambung UAS.
Sang pemuka agama bingung ada apa gerangan yang membuat imigrasi Singapura melarangnya untuk masuk.
Padahal ia hanya ingin berlibur dan sama sekali tak ingin menggelar acara apapun yang berkaitan dengan syiar agama.
"Untuk holiday, bukan acara pengajian, bukan tabligh akbar."
"Terus dia tanya, mana istrinya, didatanginya ke sana kawan saya, sama anaknya, sama istrinya, rupanya mau dijemputnya, mau dideportasinya semua."
(*)