Gridhype.id- Daun salam merupakan salah satu bahan dapur yang kerap disediakan di rumah.
Daun salam kerap dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap masakan.
Hal tersebut berkaitan dengan aroma khas yang dimiliki daun salam.
Bukan hanya itu, daun salam juga dikenal memberi sejumlah manfaat tida terduga bagi kesehatan tubuh.
Tidak heran jika bahan yang satu ini tergolong sebagai solusi beragam masalah kesehatan.
Dilansir dari alodokter.com, daun salam dikenal ampuh untuk menurunkan gula darah dan kolesterol.
Kadar gula dan kolesterol akan stabil jika kita mengonsumsi daun salam.
Pasalnya, bahan ini mengandung polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan kuat.
Bukan hanya itu, sejumlah masalah seperti batu ginjal hingga kanker juga bisa diatasi dengan memanfaatkan daun salam.
Konsumsi daun salam mampu mengurangi jumlah enzim urease penyebab batu ginjal dan gangguan lambung.
Oleh karena itu, tidak heran jika orang-orang yang memiliki risiko terkena batu ginjal dianjurkan mengonsumsi ramuan daun salam.
Meskipun memiliki segudang manfaat bagi kesehatan, perlu diketahui juga bahwa daun salam memiliki efek samping yang tidak boleh disepelekan.
Ada sejumlah kondisi orang yang ternyata dilarang keras mengonsumsi ramuan daun salam.
Dilansir dari Sajian Sedap, berikut beberapa kondisi yang sebaiknya menghindari konsumsi daun salam:
Ibu Hamil dan Menyusui
Wanita yang sedang hamil dan menyusui baiknya tidak mengonsumsi ramuan daun salam.
Pasalnya, daun salam diketahui memiliki kandungan yang mampu mengganggu produksi ASI.
Apabila ingin mengonsumsinya, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Setelah Operasi Sesar
Seseorang yang baru saja menjalani operasi sesar dianjurkan menghindari konsumsi daun salam.
Pasalnya, kandungan pada daun salam berpotensi memperlama kesembuhan luka.
Sebelum Operasi
Tak hanya setelah operasi, orang yang akan menjalani operasi juga tidak dianjurkan mengonsumsi ramuan daun salam.
Setidaknya hindari konsumsi bahan ini dua minggu sebelum menjalani operasi.
Daun salam mampu memperlambat kinerja sistem saraf pusat, sehingga dikhawatirkan mampu memberi efek samping dengan obat-obatan anestesi saat pembedahan atau setelahnya.
(*)