Tradisi Puasa dan Lebaran: Mengenl Tradisi Arwah Jamak di Demak di Momen Jelang Lebaran

Sabtu, 23 April 2022 | 08:45
KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA

Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu, Demak.

GridHype.ID - Tak terasa umat muslim telah memasuki 10 hari terakhir Ramadan.

Ya, sebentar lagi umat muslim akan merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Di momen tersebut beberapa daerah di Indonesia ada yang memiliki sebuah tradisi khusus.

Misalnya saja di Demak, Jawa Tengah mempunyai tradisi jelang Lebaran bernama Arwah Jamak.

Tradisi yang sudah ada sejak zaman Sunan Kalijaga di Demak ini terus dilestarikan hingga sekarang, seperti dikutip dari Kompas.com (2/7/2016).

Untuk memulai tradisi Arwah Jamak adalah orang-orang akan membacakan doa untuk orangtua maupun kerabat dan leluhur mereka yang sudah tiada.

Doa yang dipanjatkan tersebut akan dibacakan menjelang bulan Ramadhan atau sepuluh hari terakhir pada malam ganjil puasa Ramadhan.

Bisanya tradisi ini dilakukan di mushala oleh para laki-kaki di desa-desa yang ada di Demak, misalnya saja seperti di Desa Karangsari, Kecamatan Karangtengah.

Para laki-laki di Desa Karangsari itu melakukan tradisi ini di Mushala Darusalam dan mengirim doa bagi leluhur masing-masing.

Baca Juga: Lumrah Dilakukan Banyak Orang, Ternyata Kebiasaan Langsung Duduk Setelah Olahraga Lari Bisa Berakibat Fatal, Simak Penjelasannya

Jika ada orang yang ingin kerabatnya yang telah meninggal ikut didoakan, mereka akan bersedekah uang untuk setiap nama orang yang sudah tiada.

Nantinya, uang yang terkumpul akan diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan, seperti yatim piatu.

Arwah jamak boleh dilakukan Perlu diketahui bahwa amalan Arwah Jamak ini boleh dilakukan umat islam karena tidak bertentangan dengan ajaran islam, dikutip dari Nu.or.id.

Menurut Pengasuh Pesantren Asrama Pelajar Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, KH Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf mengingatkan, Arwah Jamak juga sudah menjadi sebuah tradisi di lingkungan Nahdliyin.

Gus Yusuf juga menyebut bahwa tradisi ini juga wajib dilestarikan, lantaran amalan Arwah Jamak itu adalah sebuah perbuatan baik yang dilakukan kepada orangtua atau birrul walidain.

"Birrul walidain itu tidak mengenal putus waktu, berbuat baik kepada orang tua harus dilakukan oleh anak baik saat orang tua masih hidup atau ketika sudah meninggal," jelas Gus Yusuf.

Gus Yusuf mengatakan bahwa orang yang sudah meninggal juga sangat merindukan kiriman doa dari anak-anak, keluarga, dan sanak saudaranya yang masih hidup.

Jadi, dengan melakukan amalan ini diharapkan doa yang dikirimkan dapat melahirkan ridha orangtua karena salah satu syarat diterimanya amalan adalah tergantung ridlannya orang tua.

Baca Juga: Baru Coba Langsung Ketagihan, Siapa Sangka Rutin Makan Talas Rebus Ampuh Cegah Penyakit Ini Mampir ke Tubuh, Dijamin Gak akan Rugi

(*)

Tag

Editor : Ruhil Yumna

Sumber kompas